Seorang gadis cantik sedang membaca buku di taman, nama tamannya adalah taman Tulip. Ia duduk di salah satu kursi panjang yang ada di sana. Dia sangat menyukai taman ini, karna taman ini sangat asri dan bersih. Setelah membaca buku, gadis cantik itu membereskan bukunya, karna sudah sore jadi Ia harus pulang kerumahnya. Saat Ia ingin menuju kearah sepedanya tiba-tiba saja ada seorang laki-laki yang menyenggolnya, sehingga buku yang Ia bawa jatuh.
"Eh kalau jalan liat-liat dong jadi jatuh kan buku gue!" ucap gadis itu dengan kesal sembari mengambil bukunya.
"Sorry, gue ngga sengaja." Laki-laki itu membantunya mengambil buku.
"Banyak alesan!" Gadis itu langsung pergi meninggalkannya.
"EH BUKUNYA ADA YANG KETINGGALAN!!" Teriak laki-laki itu, rupanya gadis tadi tidak mendengar ucapan laki-laki itu.
Sesampainya di rumah gadis itu langsung memarkirkan sepedanya di garasi rumah, tak lupa juga mengambil novelnya. Lalu Ia masuk ke dalam rumah, di ruang tamu ada Mamahnya yang sedang menunggunya pulang.
"Assalamualaikum," ucap gadis itu, lalu menyalimi tangan Mamahnya.
"Dari mana aja, kok baru pulang?" tanya Mamahnya. "Kala abis dari taman, Mah," ucapnya. Niskala memang sering di panggil dengan sebutan Kala.
"Ohh gitu, yaudah sana bersih-bersih abis itu turun kebawah kita makan." Niskala menganggukkan kepalanya. Ia segara naik ke atas karna kamarnya ada di lantai dua.
Setelah mandi Niskala tidak langsung turun Ia duduk dulu di kasurnya sambil mengecek novel yang Ia bawa tadi ke taman.
"Tadi kan gue bawa buku tuh tiga, kok ini tinggal dua? Novel gue yang judulnya Senja dan Kita dimana ya. Masa ketinggalan di taman sih, aduhh mana itu novel favorit gue lagi."
Tiba-tiba saja pintu kamar Niskala diketuk, "Niskala Mamah boleh masuk ngga?" tanya Gintari, Mamah Niskala.
"Boleh Mah, masuk aja," jawab Niskala.
"Ayo sayang kita turun makanannya udah siap," ucap Gintari.
"Mamah duluan aja makannya, Niskala mau cari novel dulu. Novel kesayangan Niskala hilang mah," suara Niskala bergetar karena menahan tangisnya. Mamah Niskala mendekat ke arahnya lalu berucap, "Terakhir kali kamu taruh novel nya dimana?"
"Di taman Mah, tapi Niskala yakin novel itu udah Niskala bawa," ucap kala meyakinkan.
"Kali aja bukunya ketinggalan di taman sayang, atau mungkin jatuh," Mamah Niskala tersenyum dan mengusap punggung Niskala dengan lembut.
"Oh iya, Niskala baru ingat Mah, tadi di taman Niskala ngga sengaja nyenggol cowo seumuran Niskala, dan novel Niskala jatuh," Niskala menceritakan kejadian tadi siang. Gintari tersenyum kearah putrinya, "Tuh kan, bisa aja ketinggalan,"
"Yaudah deh nanti sehabis pulang sekolah, Niskala mau ke taman Tulip dulu cari bukunya,"
"Yaudah ayo makan, jangan nanti-nanti," Niskala menurut, lalu turun ke ruang makan bersama Mamahnya. Di meja makan sudah ada Papah dan adiknya.
"Itu kenapa muka Kakak lesu banget?" tanya Mahendra, Papah Niskala.
"Paling juga crush nya nge-publish cewenya," kompor Nava Arkandika, adik Niskala.
"Diem lo!"
"Kakak," tegur Gintari.
"Maaf, abisnya Nava ngeselin," Niskala duduk di samping Mahendra.
"Kenapa, Kak?"
"Novel kesayangan Kakak hilang, Pah," ucap Niskala lesu.
"Novel Kakak yang mana? Kakak kan punya banyak novel," ucap Mahendra.