Chapter 3

1 2 0
                                    

Pagi-pagi sekali Baskara sudah ada di sekolah, biasanya ia berangkat mepet jam tujuh, Kadang juga telat. Aneh sekali ia hari ini. Tiba-tiba saja temannya datang dan menghampiri Baskara.

"Woi Bas, tumben lo berangkat pagi banget. Biasanya juga telat," ucap Jarrel, teman dekat Baskara. Nama lengkapnya yaitu, Jarrel Nandana Raharja.

"Lo juga tumben pagi banget," Baskara dan Jarrel berjalan di koridor sambil berbincang-bincang.

"Gue kan kalau berangkat emang pagi," ucap Jarrel. "Lo tuh yang biasanya berangkat telat, sekarang malah pagi banget." lanjut Jarrel. Baskara tidak menanggapi ucapan Jarrel. Ia tetap berjalan lalu menaiki tangga yang menuju ke arah kelasnya di ikuti Jarrel juga, karena mereka satu kelas. Baskara meletakkan tasnya asal lalu duduk di bangkunya.

"Tumben banget lo Bas, berangkat pagi," ucap Andre, teman sekelasnya.

"Bacot lo," ucap Baskara. Tiba-tiba saja dari luar kelas ada tawa seorang gadis yang mengalun indah, saat teman-temannya memberikan lelucon. Baskara meliriknya dan tersenyum tipis, sangat tipis sampai tidak ada yang sadar kalau Baskara sedang tersenyum. Candu sekali tawa gadis itu, gadis itu adalah Niskala. Saat Niskala sudah berada di ambang pintu bersama Binar, Dhipa, Disa, Niskala melirik ke arah Baskara. Baskara mengalihkan pandangannya ke arah lain. Niskala mengangkat bahunya acuh dan segera menuju ke bangkunya.

"Kal, lo udah ngerjain PR yang kemaren Bu Dewi kasih ngga?" tanya Binar.

"Udah, kenapa emangnya?" tanya balik Niskala. Binar memperlihatkan deretan giginya, lalu berucap, "Gue liat dong boleh ngga?"

"Boleh," Niskala segera mengambil bukunya di dalam tas lalu memberikannya kepada Binar. Niskala kemudian mengeluarkan novel favoritnya lalu membacanya.

Niskala tidak sadar kalau ada seseorang yang duduk di samping kanannya. "Fokus banget baca novelnya," ucap Baskara. Ya, yang duduk di samping kanannya yaitu Baskara. Niskala melirik Baskara, lalu mengangkat bahunya acuh, melanjutkan membaca novel dan tidak memperdulikan Baskara. Sialan gue di cuekin, ucap Baskara di dalam hati. Lalu Baskara kembali ke tempat duduknya dengan kesal. Binar yang mendengar ucapan Baskara pun langsung menyenggol lengan Niskala, dan berucap.

"Kal, bisa-bisanya lo cuekin Baskara jir," ucap Binar. Niskala menaikkan sebelah alisnya, "Emang kenapa?" tanya Niskala.

"Yaa aneh aja gitu, seorang Baskara di cuekin," Niskala tidak menangapi ucapan Binar. Tiba-tiba saja suara gaduh di luar, ternyata itu suara Keandra, Arjuna, dan Kalingga. Mereka adalah teman-teman Baskara, ketika di ambang pintu mereka langsung berjalan ke arah Baskara.

"Tumben amat lo berangkat pagi," ucap Keandra. Nama lengkapnya yaitu, Keandra Anggara.

"He'em, ngga biasa banget," sambung Arjuna, Arjuna Jordanio Adhytam.

"Curiga nih gue," celetuk Kalingga, Kalingga Anthaleo Kavindra.

"Apaan sih, pada kepo banget lo," Baskara memainkan handphone nya.

"Dihh si anjir," umpat Jarrel. Keandra, Arjuna dan Kalingga duduk di bangkunya masing-masing. Keandra duduk dengan Kalingga, dan Arjuna duduk dengan Adi teman sekelasnya.

Beberapa saat kemudian guru yang ingin mengajar di kelas mereka pun masuk. "Assalamualaikum," salam Ibu Widya, guru matematika yang di kenal guru paling kalem dan lemah lembut.

"Waalaikumsalam," jawab satu kelas.

"Kumpulkan PR yang kemarin Ibu berikan di meja, ketua kelas nanti bawa ke meja Ibu ya. Ibu hari ini ada urusan, kalian jangan keluar-keluar dari kelas ya. Udah Ibu mau nyampein itu aja," kemudian Ibu Widya keluar dari kelas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Baskara, Laut, dan Senja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang