korban?

36 10 3
                                    

"aku adalah korban keegoisan orang tua ku yang tak pernah memikirkan perasaan anaknya sendiri"

Kebahagiaan ku dengan angkasa sirna begitu saja ketika aku tau ayah dan ibu bercerai kata ibu alasan mereka bercerai adalah ayah ketahuan selingkuh dengan sekertaris nya aku belum mengerti itu semua Karena saat itu aku masih kecil.

Ibu sangat membenciku karena wajahku sangat mirip dengan ayah kata ibu jika melihatku kebencian nya kepada ayah semakin meningkat aku tak bisa menghindari fakta itu aku memang semirip itu dengan ayah

Suatu hari ibu menyuruhku untuk beberes rumah selepas sekolah aku hanya bisa mengiyakan keinginan ibu karena aku tau akibatnya jika aku membantah perintahnya. Tak sengaja saat menyapu aku menyenggol meja yang berisi kan vas bunga ibu, vas bunga ibu pecah aku begitu panik saat melihatnya karena aku tau ibu akan marah besar jika melihat ini bahkan bisa saja memukuli ku.

Aku tau ini salah maka dari itu aku membereskan serpihannya lalu mengakui kesalahan karena kata ayah aku harus menjadi anak yang jujur dan baik bagaimanapun kondisinya, aku mengakui semua kesalahan ku kepada ibu yang ku duga pun benar terjadi ibu marah besar kepadaku lalu menyeretku ke kamarnya "SEMESTA BISA GA SIH KAMU SEKALI SAJA TIDAK MEMBUAT SAYA REPOT KAMU HANYA MEMBEBANI SAYA SAJA KAMU DAN AYAH KAMU SAMA SAJA, SAMA SAMA SEPERTI BAJINGAN" ibu mengatakan itu sambil memukuli ku terus menerus aku tak berani membalas perlakuan ibu karena di kamar ibu terdapat senapan yang siap untuk menembak siapa saja, aku tau itu karena saat ayah dan ibu bertengkar ibu pernah ingin menembak ayah dengan senapan itu namun untungnya tembakan tersebut meleset.

Ibu membuat banyak luka di badan ku, badanku memar memar karena pukulan ibu tentunya itu sakit tapi aku tak bisa berbuat apa pun. Kalian pasti bertanya tanya kenapa angkasa tak membantuku? Jelas angkasa takut ibu akan ikut memukuli nya tapi aku senang dia tidak ikut campur dengan urusan ku karena menurutku lebih baik aku yang sakit daripada adikku yang merasakan sakit.

Kalau dibilang capek tentunya capek bahkan lebih dari kata capek aku tak tau harus memulai mengobati diriku sendiri dari mana dahulu karena jasmani dan rohaniku yang sudah di buat menjadi kuat oleh ayah dihancurkan begitu saja oleh ibu dengan keegoisan nya. Aku tau ibu membenciku lebih dari apapun tapi disisi lain aku juga tau kalo ibu pasti memiliki sedikit cinta untukku walau cintanya akan lebih besar terhadap angkasa.

Angkasa, walau ia adalah adik kandungku namun aku memiliki kecemburuan terhadapnya yang mendapatkan cinta ibu sepenuhnya sedangkan aku tak pernah mendapatkan cinta ibu lagi. Angkasa yang memiliki kepintaran yang jauh lebih tinggi dari aku juga salah satu faktor kecemburuan ku sebenarnya dulu aku tak begitu peduli tentang kepintaran angkasa namun karena ibu selalu membandingkan aku dengan angkasa itu yang membuatku merasa tidak mampu menjadi angkasa.

Dipukul terus terusan tentunya sakit sekali namun lebih sakit lagi mendengar ibu mengatakan bahwa ia menyesal melahirkan dan membesarkan ku hingga sekarang menurutku lebih baik aku dipukul habis habisan dari pada harus mendengar kata kata itu setiap hari karena aku tak kuat mendengar perkataan ibu. Andai ibu tak pernah mengatakan hal itu kepadaku mungkin aku tak pernah merasa menyesal pernah lahir di keluarga ini, aku merasa tak pantas untuk diberi kasih sayang bahkan merasa tak pantas untuk hidup.

Aku selalu saja melakukan kesalahan saat mengerjakan tugas dari ibu aku tak tau mengapa hal itu dapat terjadi. saat ibu menyuruhku untuk membelikan telur diwarung aku tak sengaja menjatuhkan telur yang baru saja aku beli, aku takut untuk pulang karena aku takut akan dipukul lagi oleh ibu, luka barusan saja belum sembuh aku tak ingin luka baru ditimpa oleh luka lainnya tapi aku bingung aku harus apa disisi lain aku takut aku akan dipukul tapi disisi lain aku bingung harus tinggal dimana jika aku tidak pulang.

"Jangan karena keegoisanmu orang lain menjadi menderita."

Angkasa dan semesta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang