end.

40 11 0
                                    

"jika aku disuruh memilih harus hidup tanpa angkasa aku lebih baik tidak hidup karena separuh nafasku ada di angkasa."

Saat angkasa sadar angkasa heran mengapa semesta tak ada disisinya biasanya semesta akan ada saat dia sedang terluka seperti ini. Membuka handphone nya dengan tangan lemahnya untuk sekedar menanyakan kabar sang abang.

Angkasa:"bang, abang ga jenguk angkasa bang?"
Semesta:"abang sibuk angkasa tunggu kamu sehat dan pulang dulu baru kita bisa ketemu ya"
Angkasa:"parah banget adek sendiri ga dijenguk"
Semesta:"nanti kamu juga tau"

Angkasa heran dengan maksud semesta tapi ia tak terlalu memikirkannya. Saat sudah sembuh ia senang bisa pulang kerumah dan menemui semesta kembali, ia memanggil semesta dengan senang tapi semesta tak kunjung datang kepadanya namun beberapa saat kemudian semesta menyaut dari kamarnya. "Yaelahh bang masa udah sampe rumah gini abang masih ga nemui aku sih" ia berlari menuju kamar semesta tetapi yang ia lihat jauh dari ekspektasi nya "BANG, ABANG KENAPA?" Semesta menunduk malu "gapapa angkasa";
"Karena ibu yang bang?, abang ngelakuin apa lagi bang pasti karena aku ya"
"Sudah seharusnya abang lindungi kamu bahkan jika ibu meminta jantung Abang sekalipun abang rela angkasa yang penting kamu dapat hidup lebih lama lagi" angkasa menangis dihadapan semesta dan berlutut kepada semesta "maaf bang udah buat abang kaya gini padahal aku tau menjadi penari adalah satu satunya impian abang, maaf dan makasih untuk semuanya" semesta membuka tangan nya menandakan bahwa ia ingin dipeluk oleh angkasa, angkasa sadar lalu memeluknya.

Angkasa masih tak terima atas perlakuan ibu lalu menemui ibu di dapur "BU KENAPA IBU LAKUIN ITU KE SEMESTA BU KENAPA BU?"; "IBU BENER BENER BAJINGAN AKU BENCI SAMA IBU" harusnya kalian tau apa yang akan terjadi selanjutnya ibu mengambil pisau lalu menusuk angkasa secara terus menerus hingga angkasa meregang nyawa, setelah itu ibu pergi dari rumah untuk menenangkan pikirannya. Sedangkan semesta yang mendengar teriakan angkasa pergi ke dapur dengan susah payah namun yang ia lihat sangat menyedihkan, angkasa meninggal dengan kondisi yang mengenaskan dengan darah yang menyelimuti tubuhnya bahkan darahnya mengalir di lantai. Semesta tak dapat lagi menahan tangisnya "lu kenapa harus ngelakuin ini angkasa, kenapa? Lu ga pernah bakal maafin prilaku lu angkasa.. tolong bangun angkasa abang udah ga punya siapa siapa lagi selain kamu di dunia ini tolong bangun untuk abang angkasa" sedih mendengar ucapan semesta bukan? Autor nya juga nangis kok ini😭

Semesta mengambil telfon genggam nya lalu menelpon polisi agar tubuh angkasa dapat di evakuasi. Setelah beberapa minggu ibu ditangkap atas dugaan pembunuhan terhadap angkasa, hati ku hancur lebur mengetahui semua hal dihidupku lucu rasanya anak remaja seperti ku harus mengalami semua ini. Aku datang ke makam angkasa lalu menaruh 'bunga terakhir' untuknya yaps benar itu benar benar menjadi bunga terakhir yang diberikan semesta untuk angkasa karena semesta memutuskan untuk bunuh diri dirumahnya "tunggu abang angkasa abang akan menemui mu dan tidak akan membiarkan mu pergi lagi dari Abang" setelah mengatakan itu semesta pergi dan meninggalkan semua kenangan pahit darinya.

Mungkin sekarang semesta dan angkasa sudah bahagia dengan hidup mereka, terimakasih semesta telah hidup lebih lama walau akhirnya kamu harus pergi untuk selamanya
Dan untuk angkasa terimakasih telah melindungi semesta. Kalian adalah bukti bahwa cinta antara saudara itu akan tetap ada hingga akhir menutup mata.

"Semua penderitaanku selesai aku bisa hidup bahagia dengan angkasa sekarang tak perlu memikirkan sakit, takut dan khawatir akan dipukul lagi."

Sekian cerita angkasa dan semesta semoga kalian mendapatkan hidup yang baik tidak seperti angkasa dan semesta. Selamat tinggal semuanya.

Mau extra part ga nihh???

Angkasa dan semesta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang