"aku ya aku orang lain ya orang lain jangan samain aku sama orang lain"
Saat pembagian rapor ibu enggan untuk mengambil raporku tapi karena desakan wali kelasku ibu mau mengambilnya, setelah selesai mengambil rapor ku ibu menarik tangan ku ke mobil aku lihat muka ibu yang sangat amat marah pun tau ada apa dengan ibu yang sebenarnya.
Saat sampai dirumah ibu memarahi ku karena nilai rapor ku banyak yang berwarna merah terutama di pelajaran matematika "semesta kamu bisa ga sih sekali saja jangan membuat saya malu dengan nilai kamu liat tuh angkasa selalu membanggakan saya, saya menyesal telah membesarkan kamu kalo akhirnya kamu menjadi anak yang bodoh." Aku mencoba menenangkan ibu "bu tapi nilai seni, b.indonesia dan bahasa inggris ku bagus kok bu apalagi nilai nari semesta" ibu semakin semakin murka mendengar ucapanku " UNTUK APA KAMU NARI SEMESTA, NARI HANYA UNTUK ANAK PEREMPUAN" aku hanya bisa terdiam mendengar ucapan ibu.
Ibu menarik ku lalu menyelupkan kepala ku kedalam bak berisi air penuh aku sempat memberontak namun usaha ku gagal tekanan dari tangan ibu itu yang kuat aku tak mampu mengangkat kepala ku. Aku hampir kehilangan nafas ku namun pada akhirnya ibu melepaskan ku dan mengurungku dikamar mandi dengan keadaan lampu yang mati, disana gelap, dingin, seram aku takut aku mencoba berteriak agar ibu membukakan pintu untukku namun ibu malah meneriaki ku "DIAM BAJINGAN JANGAN MENGGANGGU KU" Kepala ku pusing tak tau mengapa badan ku menggigil akhirnya aku pingsan disana aku tak tau siapa yang membawa ku ke kamar kembali tapi aku yakin bahwa itu adalah angkasa. Saat ku tanyakan kepada angkasa ternyata benar dia yang sudah memindahkan ku, aku takut angkasa akan diapa apakan oleh ibu maka dari itu aku berusaha kembali ke kamar mandi sebelum ibu mengetahuinya namun angkasa menahan badanku yang lemah "Udah bang disini aja gapapa kalo ibu marah sama aku yang penting abang istirahat dulu" aku menahan tangis didepan angkasa karena aku tak boleh terlihat lemah didepannya aku harus terlihat kuat agar dia percaya bahwa aku dapat melindunginya.
Tak lama kemudia ibu menyadari bahwa aku telah keluar dari kamar mandi ibu sangat marah denganku "SEMESTA BERANINYA KAMU PERGI DARI HUKUMANMU ANAK BAJINGAN" Aku takut dengan suara keras ibu tapi angkasa keluar dari kamar lalu mencoba mengobrol berdua dikamar ibu ntah mengapa firasat ku tak enak. Aku mendengar angkasa menjerit kesakitan dari kamar ibu, aku tau pasti ibu lah pelaku nya aku mencoba berusaha berdiri lalu bergegas pergi ke kamar ibu "ibu buka pintunya bu ini semesta, lepaskan angkasa bu dia ga salah semesta yang salah bukan angkasa maafin semesta bu lepaskan angkasa" kata ku sambil menangis di depan pintu ibu. Sekitar 10 menitan aku menangis di depan pintu ibu, angkasa akhirnya keluar walau badannya memar memar akibat pukulan ibu aku menangis sambil memeluknya "kenapa angkasa kenapa kamu lakuin ini, jangan pernah lakuin ini lagi angkasa abang ga akan tega liat kamu yang begini" angkasa mengusap air mata dari pipiku dengan tangannya yang lemah lalu memelukku sesaat kemudian angkasa pingsan dan jantungnya samar samar terdengar. Aku yang panik berteriak memanggil ibu "IBU TOLONG IBU ANGKASA PINGSAN BU TOLONG BAWA ANGKASA KE RUMH SAKIT BU" ibu keluar dari kamarnya dia mau saja mengabulkan permintaan ku tapi dengan satu syarat "berikan kaki mu padaku maka aku akan menyelamatkan angkasa" tanpa berfikir lama aku mengiyakan permintaan ibu "iya bu apapun itu semesta akan kasih".
"Mau jantungku pun yang diminta sama ibu akan aku kasih demi kamu tetap hidup lebih lama angkasa"
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa dan semesta
Short Story"walaupun ibu meminta jantungku sekalipun aku akan memberikannya demi bisa melihat angkasa hidup lebih lama" "Aku akan melindungi keluargaku walaupun aku harus mati sekalipun" "Aku adalah hasil keegoisan orang tua ku" "Hiduplah lebih lama untuk diri...