Prolog

9.1K 453 6
                                    

Sunoo tersenyum sendu saat melihat pantulan dirinya di depan cermin. Pemuda Kim yang sebentar lagi berubah marga itu tampak begitu indah dengan setelan jas putih serta flower crown yang dia kenakan.

Clek!

Pintu terbuka, Sunoo yang sedang menatap dirinya kini berbalik melihat ke arah pintu menampilkan wajah ayahnya yang tersenyum sendu.

Ayah Sunoo mendekati sang putra dan menggenggam tangan Sunoo, "Maafkan ayah! Tidak seharusnya ayah melakukan hal ini tetapi ini semua demi kebaikan keluarga kita,"

Sunoo membalas genggaman tangan sang ayah sembari mengusap tangan tersebut, "Tidak apa ayah! Aku menerima semua ini, jadi aku harap kau tidak merasa bersalah! Karena bagaimanapun ini semua bukan kehendak dirimu."

Sang ayah kini menangis saat melihat putra kecilnya menjadi dewasa, ada perasaan tidak siap dan bersalah karena pernikahan ini bukanlah pernikahan yang diinginkan oleh putranya.

Tapi dia tidak punya pilihan lain karena perusahaannya terancam bangkrut dan Tuan Park mengulurkan tangan untuk membantu dirinya asalkan Sunoo mau menjadi menantunya.

"Aigoo~ Aku yang akan menikah tapi kenapa ayah yang menangis? Sudah aku katakan bukan aku menerima semuanya, aku akan melakukan hal yang terbaik demi aku dan kau, ayah." ucap Sunoo dengan senyum terbaiknya, mencoba menenangkan sang ayah agar tidak terus-terusan merasa bersalah.

Pemuda itu menyembunyikan luka yang sebenarnya dia rasakan. Jika jujur maka Sunoo tidak mau menikah namun, dia tidak tega jika ayahnya terjerat utang apalagi umur ayahnya sudah cukup tua. Jadi selagi Sunoo bisa membantu ayahnya maka dirinya akan mengorbankan apapun.

"Maafkan, Ayah." Ucap Ayah Sunoo sekali lagi.

"Lebih baik ayah antar aku ke altar, takutnya mereka sudah menunggu," ucap Sunoo dengan sengaja. Jika dia bertahan disini lebih lama, Sunoo takut dia tidak akan bisa menyembunyikan rasa sakit dan tangisnya.

°°°°

Sunoo menatap kearah mempelai pria yang kini sudah resmi menjadi suaminya. Setelah upacara sakral tadi Sunoo dan Sunghoon langsung menemui para tamu.

Sunoo melihat segalanya, dirinya menatap betapa riuhnya tepuk tangan para tamu yang seakan-akan mendukung pernikahan ini. Padahal Sunoo tahu betul bahwa banyak yang tidak suka dengan pernikahan ini.

Acara pernikahan ini tidaklah semeriah pernikahan pada umumnya, hanya orang-orang tertentu yang diundang oleh pihak keluarga Park.

"Selamat atas pernikahan kalian ya," ucap para tamu yang hanya dibalas dengan senyuman lembut Sunoo.

Jangan tanya tentang suaminya karena nyatanya pemuda itu sudah sibuk dengan kolega bisnisnya, Sunoo hanya bisa tersenyum melihat hal itu.

"Lihat, baru saja menikah tetapi dia langsung diabaikan oleh suaminya." ucap salah seorang tamu.

"Mungkin dia tidak menarik."  balas yang lainnya.

Diam-diam Sunoo menitikkan air mata namun, buru-buru Sunoo mengusap air mata tersebut dan mencoba untuk tersenyum seakan-akan tidak terjadi apapun.

Puk!

Sunoo terkejut saat merasakan tepukan di bahunya, "Ah, Papa?"

Tuan Park tersenyum saat mendengar Sunoo yang memanggilnya Papa, "Jangan di ambil hati! Mulut mereka memang sampah! Dan soal Sunghoon, aku akan menegurnya agar menemani mu lain kali."

"Tidak usah Papa," tolak Sunoo.

"Tidak masalah, lagipula sudah tugas Sunghoon untuk selalu menemani mu, karena bagaimanapun dia suami mu. Sunghoon adalah orang yang akan menemani mu seumur hidup."

Sunoo hanya tersenyum sebagai balasan ucapan mertuanya, Sunoo tidak pernah mengharapkan perhatian atau hal apapun terhadap Sunghoon. Karena Sunoo tahu dirinya bukanlah orang yang diinginkan oleh pemuda dingin itu.

°°°°

Married with Cold Man : SungSun/SunSunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang