Sunghoon dan Sunoo sudah berada di rumah mereka, Sunoo hanya diam namun, manik matanya menatap Sunghoon dengan sangat tajam. Tapi Sunghoon sama sekali tidak peduli, lagipula hal itu bukan urusannya.
Sunoo membereskan barang-barangnya. Sunoo kemudian mengganti bajunya dengan kaos tipis berwarna merah dan celana pendek selutut berwarna hitam, setelah itu dia keluar dari kamar Sunghoon dan dirinya. Sunoo menuju ke ruang tamu, dia melihat Sunghoon yang duduk tenang dengan segelas teh di genggamannya.
"Kau tidak kembali ke kantor?" Tanya Sunoo kepada Sunghoon.
"Tidak," balas Sunghoon.
Sunghoon menatap Sunoo yang kini sedang mendudukkan diri di sofa yang berhadapan dengan dirinya. Nampak wajah itu memerah, seperti menahan amarah.
"Sunghoon, bisakah kita bicara sebentar?" Tanya Sunoo.
"Katakan,"
Sunoo menghela napas bersiap untuk meluapkan perasaannya. "Aku melihat ayahku menangis setelah berbincang denganmu."
"Lalu?"
"Aku tidak masalah jika kau memperlakukan ku dengan sangat buruk, aku tidak akan protes dan menerimanya dengan lapang dada. Tapi bisakah kau bersikap baik kepada ayahku? Kau sudah berjanji bukan akan menghormati ayahku, tapi tadi kulihat kau seakan-akan mengintimidasi ayahku!"
"Itu bukan salahku, kau dan ayahmu itu sama-sama emosional."
Tangan Sunoo bergetar ingin rasanya dia memukul Sunghoon sekarang juga. "Tidak bisakah kau melakukan ayahku dengan baik? Tidak bisakah kau menghargai dirinya? Jika aku melihat mu melakukan itu sekali lagi aku akan..."
"Akan apa? Ingat statusmu tidak lebih dari barang yang aku beli. Ayahmu adalah seorang bajingan yang menjual putranya, itu adalah kenyataan!" Potong Sunghoon cepat.
Tak lama kemudian terdengar suara nyaring. Sunoo menampar Sunghoon, tangannya menarik kerah baju Sunghoon.
"Kau tidak tahu apapun sialan! Bagaimana bisa kau mengatakan hal seperti itu hah? Selama ini aku tidak masalah jika kau menghina diriku tapi aku tidak akan tinggal diam jika kau menghina ayahku!" Seru Sunoo dengan emosi.
Sunghoon tersenyum sinis, dirinya mencengkram tangan Sunoo. Mendorong Sunoo hingga jatuh ke sofa panjang miliknya.
"Aku rasa kau sudah kelewatan, Sunoo." Seru Sunghoon menindih Sunoo hingga pemuda itu kesulitan untuk bangkit.
Sunghoon melepaskan dasi yang dipakainya, dia menarik tangan Sunoo ke atas kepala Sunoo, sedangkan kaki Sunoo dia tahan dengan kakinya.
Sunghoon mencengkram tangan Sunoo dengan satu tangannya, sedangkan tangan lainnya menarik dasi miliknya kemudian mengikat tangan Sunoo hingga Sunoo sulit berontak.
"Lepaskan aku brengsek!" Pekik Sunoo.
"Aku tidak suka istri pembangkang dan bermulut kasar!" Sunghoon menatap datar Sunoo yang kini masih berusaha lepas dari kukungan Sunghoon.
"Aku juga tidak menginginkan suami yang tidak berperasaan seperti dirimu!"
Sunghoon bangkit, dirinya melepaskan sabuk celana miliknya, sabuk itu dia gunakan untuk mengikat kaki Sunoo.
Kini Sunoo benar-benar tidak bisa melepaskan diri, Sunghoon kembali menatap Sunoo dengan tatapan tajam setelah itu pergi meninggalkan Sunoo menuju kamar mereka.
"Aku memberikan waktu untukmu berpikir apa kesalahanmu!"
Sunghoon benar-benar meninggalkan Sunoo yang sedang terikat, Sunoo berteriak minta dilepaskan tapi Sunghoon berpura-pura tuli.
Sunghoon berjalan menuju kamar mereka, dirinya mengambil obat yang ada di laci kamarnya. Obat itu adalah obat yang dia beli saat bersama Sunoo kemarin.
Setelah mengambil obat Sunghoon langsung kembali ke tempat Sunoo berada.
Terlihat keadaan Sunoo saat ini sedikit mengenaskan, tangannya memerah, tubuhnya berkeringat, rambutnya acak-acakan, bibirnya terus meracau, membuat fantasi liar Sunghoon keluar seketika.
Sunoo kini menatap tajam Sunghoon yang sudah berdiri dihadapannya, "Lepaskan aku sialan!"
Sunghoon terkekeh sinis, sudah dia duga Sunoo akan kembali mencaci dirinya. Padahal Sunghoon sudah memberikan waktu pada Sunoo untuk merenung, sehingga Sunghoon tidak perlu menghukum Sunoo.
Tapi nyatanya, selain emosional Sunoo itu sedikit bodoh. Tapi tak apa, Sunghoon suka saat melihat Sunoo yang sedang emosi, dia terlihat seribu kali lebih menggairahkan.
Sunghoon mengusap bibir Sunoo, "Sudah aku katakan, aku tidak suka istri yang bermulut kasar."
"Memangnya kau pernah menganggap ku istri? Bukankah kau hanya menganggap ku mainan?" Seru Sunoo marah.
"Terserah aku ingin menganggap mu apa, tapi saat ini aku harus mendisiplinkan istri yang nakal!"
Sunghoon kini mengecup bibir Sunoo dengan kasar, menggigit bibir itu, menyedot bibir yang sedari tadi mencaci dirinya. Membuat bibir merah delima Sunoo bengkak.
"Ahhh," Sunoo mendesah saat tangan Sunghoon meremas putingnya. Sunghoon memperdalam ciuman mereka, lidahnya menyesap lidah Sunoo. Lidah mereka saling melilit satu sama lain, Sunghoon terus mengobrak-abrik isi mulut Sunoo.
Wajah Sunoo yang memerah kini menjadi semakin merah, ciuman Sunghoon begitu memabukkan apalagi Sunghoon mulai meremas-remas putingnya yang sensitif.
"Mphhh ahhh,"
Sunghoon melepaskan ciuman mereka, "Sekarang waktunya memberikan hukuman kepada anak nakal yang berani mencaci dan memukul suaminya sendiri!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Cold Man : SungSun/SunSun
FanficSunoo adalah seorang pemuda penyayang yang dipaksa menikah dengan pemuda dingin seperti Sunghoon