Two brother 7

12 3 18
                                    

"ini rumah siapa?" Tanya Ami heran menatap Jay.

"Ayo masuk" ajak Jay.

Ami hanya mengekor mengikuti Jay.

Setelah memasuki rumah itu, betapa Ami kagum dengan segala interior nya.

Senyum Ami sumringah mengelilingi setiap sudut ruang Ami begitu menyukainya seperti rumah yang selalu Ami inginkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senyum Ami sumringah mengelilingi setiap sudut ruang Ami begitu menyukainya seperti rumah yang selalu Ami inginkan.

"Aku aka tinggal di sini" ucap Jay.

"Bagaimana menurut mu?"

Ami memandang Jay heran sebab Ami merasa rumah ini bukan tipenya.

"Kamu yakin?"

"Iya, aku pindah hari ini"

Pikiran itu Ami gubris jauh-jauh, yang di pikirkan Ami sekarang dia merasa senang bisa main ke rumah Jay kapan saja saat dia suntuk mengerjakan pekerjaannya.

"Aku bisa mampir ke sini kapan saja kan?"

"Terserah kamu saja" acuh Jay menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Ami pun mengikuti Jay dengan bahagia.

"Kamu mau apa?"

"Mengikuti mu"

"Kamu mau ikut aku ganti baju?"

"Eoh" cengo Ami kaget sekaligus malu.

Jay nyelonong saja masuk kamarnya dan membiarkan Ami yang masih kaget malu dengan wajah yang sudah merah padam.

Jantung dan nafas Ami tidak karuan tangannya pun tak tinggal diam mengipasi pipinya yang terasa panas.

"Apa yang aku pikirkan"

"Di sini panas sekali"

Dengan perasaan linglung Ami turun dan menghirup udara di taman belakang.

Sedari tadi Jay melihat tingkah laku Ami dan tersenyum tipis.

Lamunan Ami dibuyarkan kala Jay menghampiri duduk di sampingnya.

"Apa yang kamu pikirkan?"

"Eh" Ami kaget.

"Kenapa kamu pindah kesini?" Dengan sengaja Ami mengalihkan pembicaraannya.

"Aku bekerja di sini untuk sementara"

Dengan merebahkan badannya di kursi santai sembari memejamkan matanya.

"Kamu akan kembali ke kanada?"

"Mungkin"

Wajah Ami berubah datar menghela nafasnya dan merebahkan badannya juga.

***

Pagi hari Rorou bangun dengan posisi Hobi memeluknya.

Dia menatap Hobi lekat, betapa tampannya pacarnya itu di kala pagi hari.

Two Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang