Egois (Jaemsung)

4.5K 93 21
                                    

"Aku tidak ingin pisah, hyung" Jaemin menatap penuh harap, memohon pada sang kekasih agar tetap mempertahankan hubungan mereka.

"Tapi ini bukan anak mu, Jaem. Aku telah mengkhianati mu, aku hamil anak pria lain, hiks" isakan Jeno terus terdengar dihari bahagia ini, hari dimana seharusnya ia menjadi tunangan Jaemin. Setelah menjalin kisah asmara jarak jauh selama lebih dari 5 tahun yang tak mudah akhirnya momen ini pun tiba, sang kekasih datang ke Korea hanya untuk melamarnya, menjanjikan hidup bahagia bersama setelah lulus SMA. Tapi apa? Ia malah memberi kabar jika ada janin yang tumbuh dalam perutnya, dan tentu saja itu bukan anak Jaemin, karena lelaki itu tak pernah menyentuhnya lebih dari ciuman.

"Biarkan aku yang bertanggung jawab, hyung. Aku akan berusaha menjadi ayah yang baik untuknya, aku ingin berusaha juga menjadi suami yang baik untuk mu, lalu kita akan menjalin rumah tangga bersama-sama" Jaemin tersenyum, walau hatinya begitu terluka. Ia sangat kecewa pada Jeno, namun cintanya lebih besar, hingga dengan mudah memaafkan pria yang telah menjadi cinta pertamanya itu.

"Tidak Jaemin, tidak. Kau bukan ayah dari janin ini, kau pantas mendapat sosok yang lebih baik dari pada aku" Jeno menatap sosok disampingnya yang juga tengah menatapnya, lalu Jeno melanjutkan ucapannya "Lagi pula ayah dari janin ini akan bertanggung jawab, kami ingin merawat bayi ini bersama" Jeno mengelus perutnya yang rata, masih tak menyangka jika ada kehidupan di dalamnya.

"Siapa pria bajingan itu, Hyung? Hingga kau ingin mempertahankannya dan melupakan hubungan kita" mata Jaemin memerah, menekan suara pada setiap kata agar meredam amarahnya. Siapa pun pria itu, Jaemin bersumpah akan mengantarkannya langsung menuju sang Pencipta, ia tak perduli apapun karena lelaki itu pun juga tak perduli pada dirinya.

"Aku tidak bisa mengatakannya.... Maafkan aku, Jaem. Aku tidak bisa lagi bersama mu, maafkan aku..." Jeno menggeleng pelan, ia sudah berjanji tak ingin mengatakan siapa pria yang harus bertanggung jawab atas kehamilan dirinya.

"Kenapa tidak bisa, hyung?" Yang Jaemin dapatkan hanya gelengan lagi, sepertinya Jeno memang tak ingin melibatkan orang itu kedalam masalah ini.

"JAWAB HYUNG!!!, JAWAB AKU!!!" Jaemin meremas kuat kedua lengan Jeno, tak memperdulikan pria manis itu yang meringis sakit "Aku mohon Hyung, hiks, jangan membuat ku gila. Aku mohon..."  Lelaki disamping Jeno hampir saja ingin melepas paksa tangan Jaemin dari tubuh Jeno, namun tangan itu sudah lebih dulu jatuh terkulai disisi Jaemin. Ia terisak pelan, Jaemin menangis setelah menyesal sudah menyakiti cintanya, ia ingin egois, ia ingin Jeno hanya untuknya, bukan orang lain.

"Aku mohon..."

"Aku tidak bisa mengatakannya..." Jeno tersentak, menatap lelaki disampingnya yang tiba-tiba menggenggam tangannya. Mencoba menyalurkan ketenangan bagi Jeno, tak ingin membuat pria manis yang tengah mengandung itu stress berlebihan.

"Aku"

"Apa?" Mata Jaemin sontak menatap lelaki yang berada disamping Jeno, sang sahabat yang ia amanatkan untuk menjaga Jeno di negeri gingseng sementara ia menempuh ilmu di Jepang, tempat asal kelahirannya.

"Maafkan aku, Jaem. Tapi lelaki bajingan itu adalah aku, aku adalah ayah dari janin yang Jeno kandung"

Jaemin terkekeh pelan, apa dunia tengah bercanda padanya? Karena sungguh ini tak lucu sama sekali.

"Jangan bergurau Haechan, itu sungguh tak lucu" Jaemin menepuk pundak tegap Haechan, menatap lelaki itu penuh arti.

"Aku tidak bercanda, kami melakukannya disaat tak sadarkan diri. Maafkan aku..."

𝐊𝐚𝐩𝐚𝐥 𝐌𝐚𝐡𝐚𝐥 𝐍𝐂𝐓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang