⛓ Prolog

350 12 4
                                    

Malam kelam penuh luka. Persahabatan hilang begitu saja karena segelas alkohol. Dia yang dianggap sebagai pelindung justru merenggut haknya seorang gadis.

Gemericik air dari shower turut meredam isak tangis gadis yang telah menjadi wanita. Meringkuk dengan rambutnya yang basah, seolah tak peduli jika akan memperparah kesehatannya.

Beberapa kali Tika mencengkram rambutnya begitu kasar. Meraung pilu meratapi hidupnya saat ini.

"Kak Ala!" Perempuan itu kembali berteriak memanggil seseorang yang tak akan pernah hadir secara fisik. "Jemput aku, Kak! Bawa aku!"

Flashback on.

"Pukul gue sepuas lo, asal jangan tinggalin gue. Gue bakal tanggung jawab!"

"Bunuh gue jauh lebih baik, daripada hidup cuma buat benci orang kayak lo!"

Tika terus memberontak saat tubuhnya dipeluk begitu erat. Nyeri di hatinya bahkan tak kunjung hilang.

"Tinggalin gue!"

Cowok itu menggeleng tak setuju. Ia telah siap jika Aksa mengetahui hal ini.

"Tinggalin gue, Genta!"

"Gue nggak--"

"Lo masih mau nyakitin gue?!"

Kedua netra itu saling memandang penuh luka. Sebelum akhirnya Genta melepaskan pelukannya dan mencium kening perempuan itu sesaat.

"Pegang janji gue tadi dan jangan sakiti diri lo setelah ini."

Tika semakin terisak dan menggulung diri dalam selimut. Apapun yang terjadi nanti, Aksa tak boleh mengetahuinya. Dan seolah tak pernah terjadi sesuatu antara dirinya dengan Genta.

Flashback off.

Tika kembali meraung. Bibirnya yang terluka kini senada dengan warna kulitnya.

"Abang, dia jahat! Dia bukan teman baik!"

Perempuan itu memukul dinding keramik hingga tangannya memerah. Tak peduli jika sang kakak akan terkejut dengan kondisinya nanti. Tika terus meluapkan kemarahannya dengan menyakiti dirinya sendiri.

Gadis ceria yang malang.

Lunatic versi revisi.

Lunatic Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang