10. Radja Kembali

1.3K 115 5
                                    

“Kenapa diem aja?”

Milia hanya diam menatap mangkuk buburnya kemudian menggeleng sebagai jawaban dari pertanyaan Haidan. Lelaki itu mengangkat bahunya acuh sambil menyendokkan satu suapan buburnya kedalam mulutnya sementara jero terus menatap Milia yang sama sekali belum menyentuh buburnya.

Alih-alih bertanya lelaki itu malah menendang tulang kering Haidan sampai ia terbatuk dan mengaduh tanpa suara. Tepat ketika Haidan bertatapan mata dengan Jero lelaki yang bertubuh atletis itu menunjuk milia menggunakan tatapan matanya.
Tatapannya seperti mengatakan bahwa ia harus membujuk Milia untuk makan dan itu membuat Haidan mengumpat dalam hati.

Gua lagi, gua lagi.

“Yaudah sini aa makan kalo lu gak mau makan. ”

“Aku gak suka kacang tapi dibuburku dikasih kacang.” ungkap Milia sambil memegangi mangkuknya agar tidak Haidan ambil karena nyatanya perutnya sudah keroncongan minta di isi.

“Aku Alergi. ” lanjutnya membuat Jero berdiri dari duduknya dan segera memesan bubur yang baru sementara Haidan menatap Milia diam-diam kemudian mengambil mangkuknya.

“Bilang dong kalo Alergi. ”

“Ya Masa aa gak tau? Abangnya temenku aja tau segala hal tentang adiknya.”

Tak ada respon dari Haidan lelaki itu hanya diam sambil menyuapkan bubur dengan cepat. Meskipun terlihat biasa saja tapi Haidan sedikit tertohok dengan ucapan adiknya itu.

Tring!

Tring!

Tring!

Suara notif dari ketiga hp yang diletakkan dimeja berbunyi bersamaan dan itu dari grup keluarga maka dari itu Haidan dan Milia segera mengeceknya.

“Kakak Mardan baru bangun kayanya. ”

Haidan hanya mengangguk saja kemudian memanggil jero agar menghampirinya setelah mengambil pesenan bubur yang baru untuk adik kecilnya.

“Apa sih?” tanya Jero sambil meletakkan bubur tanpa kacang kearah Milia tanpa melihat adiknya sekilaspun membuat Milia tersenyum kecut sambil membatin.

Gapapa lia babang udah baik pesenin kamu bubur yang baru.

“Foto duluan buru kita pap. ”

“Aku mau ikut. ” Celetuk lia namun Haidan segera menarik Jero agar berdiri disampingnya.

“Lu gak diajak cil. ”

Tanpa Haidan ketahui kalimatnya yang bertujuan bercanda itu menyakiti hati adiknya namun sebisa mungkin Milia tak menunjukkannya karena ia memang sudah terbiasa dengan sikap sarkas kakaknya yang satu ini.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Protektif Brother: Nct DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang