Prolog

24 13 2
                                    

Badai mengombang-ambingkan kapal besar milik bajak laut bernama Romeo Charlotte France yang namanya tercatat dalam sejarah eropa sebagai bajak laut yang terkenal akan keberaniannya. Romeo dan anak buanhnya sudah lama mengarungi samudera selama tiga puluh tahun. Badai, terjangan ombak, gemuruh petir, serta kapal rusak sudah menjadi hal biasa bagi nya.

Namun kali ini badai besar mulai datang saat kapal mereka baru saja melintasi segitiga bermuda. Terjangan ombak besar membuat kapal menabrak bebatuan karang besar sehingga badan kapal menjadi hancur sebagian. “Turunkan layarnya!” perintah Romeo kepada anak buahnya.

Mereka segera menurunkan layar atas perintah dari sang kapten. Sedangkan anak buah yang lain ditugaskan untuk memperbaiki kapal mereka berlari ke atas karena kerusakan di bagian kapal sangat parah.

“Kapten kerusakan sangat parah dan kami tidak bisa memperbaikinya! Ditambah air sudah mulai masuk ke bawah kapal!” mendengar itu membuat Romeo mencari solusi agar kapal mereka ini bisa keluar dari amukan badai.

Namun saat Romeo sedang berpikir, anak buahnya berteriak dari atas saat air mulai naik ke atas kapal. “A-AIR! AIR SUDAH NAIK!” Romeo yang sigap mulai memberikan perintah kepada seluruh anak buahnya. “CEPAT BUANG AIRNYA!” mereka semua langsung bergerak untuk mengurangi air di kapal.

Namun usaha mereka sia-sia. Kapal mereka kini kembali terkena guncangan dahsyat oleh amukan ombak besar. Membuat kapal mereka kini miring dan seluruh muatan bergerak jatuh ke dalam air. Mereka semua ikut bergerak dan berusaha bertahan agar tidak terjatuh ke dalam dinginnya air.

Tak ada pilihan lain selain melompat dan keberuntungan mereka kini hanya berada di dalam genggaman dewi Fortuna. Satu persatu akhirnya memilih mencebur ke dalam air, melihat anak buahnya yang mencebur membuat dirinya merasakan sedih.

Sudah tiga puluh tahun mengarungi samudera bersama anak buahnya. Tetapi mereka lebih memilih untuk mati dengan cara konyol di tengah derasnya air. Menyisakan Romeo dan kedua rekannya yang selalu menemaninya dalam berlayar sekaligus yang menjadi sahabatnya sejak kecil. Yaitu Damian dan Eden. Mereka bertiga saling menoleh satu sama lain seakan raut wajah mereka berkata “bagaimana ini?”

Angin berhembus kencang, dan bobot air terus bertambah masuk ke dalam kapal tua itu. Perlahan kapal itu mulai tenggelam. Benar-benar tak ada jalan lain selain mati konyol tenggelam oleh amukan badai dan ganasnya ombak. Mungkin inilah akhir dari berlayar mereka.


















bersambung ~~~

gimana ceritanya a6 tidak?? tidak?? baiklah intinya terimakasih telah membaca!

janlup untuk follow, komen, vote yaa!

STORY of the OCEAN (Siren & Pirate)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang