"Oke fine, gue kasih lo satu kesempatan lagi. Dan hal yang harus lo ingat adalah, gak bakal ada lagi kesempatan ketiga atau keempat buat seorang pembohong kaya lo!" ucap Lia disertai penekanan pada setiap kalimatnya. Ia benar-benar muak saat ini.
"C...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
••••
"Je, gue tinggal dulu ya, mau ketemu temen lama gue." Ujar Lino kepada Jenath yang sedang menonton televisi di ruang tamu.
Jenath menoleh, "Oke Bang."
Lino pun segera keluar dan mulai mengambil motornya yang berada di garasi rumah. Ia menyalakan mesinnya dan mulai melaju menuju ke tempat bertemunya ia dan teman lamanya itu.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 15 menit, Lino telah sampai di cafe domino. Ia pun memutuskan untuk masuk dan memberi tahu temannya melalui pesan bahwa ia sudah sampai di cafe tersebut. Tak lama kemudian, balasan pesan pun Lino dapatkan, ia segera bergegas menuju tempat yang telah disinggahi oleh temannya itu.
"Oyy Jun!" sapa Lino kepada temannya yang dipanggil Jun tersebut.
"Eh No! Sini-sini gabung." Balas Juna kepada Lino.
Masih ingatkah kalian dengan Juna? Juna adalah teman sebangku Lino yang telah pindah sekolah. Ia dan Lino memang memutuskan untuk bertemu guna melepas rindu.
"Udah lama?" tanya Lino setelah mendudukkan dirinya di salah satu kursi yang telah disediakan.
Juna menggeleng, "Belum, santai aja."
Lino pun mengangguk dan mulai memesan makanan dan minuman diikuti oleh Juna yang memang sengaja belum memesan makanan dan minuman satu pun karena menunggu sampai Lino datang.
Setelah itu, mereka pun berbincang-bincang ringan sampai Juna menawarkan Lino untuk bermain truth or dare menggunakan pensil yang memang ada di meja tersebut untuk memudahkan menuliskan pesanan.
"Ah elah, ngapain main ginian sih Jun?" protes Lino.
"Ya gak papa kali, sekali-sekali."
"Yaudah."
Juna pun memulai memutar pensil tersebut sampai akhirnya berhenti dan menunjuk ke arahnya, Juna pun memutuskan untuk memilih dare.
"Apa dare buat gue?" tanya Juna.
"Mintain nomor mbak-mbak yang lagi duduk sendirian di sana, berani gak lo?" tantang Lino.
"Berani, ntar gue lakuin."
"Bener ya, gue pantau nanti."
Setelah itu, Juna pun kembali memutar pensil tersebut dan akhirnya menunjuk ke arah Lino.
"Truth or dare, bos?" tanya Juna.
"Truth aja lah." Balas Lino
"Masa truth? cemen lo, dare dong." Ucap Juna.
"Yaudah dare." putus Lino
Selepas mengatakan hal tersebut Lino, ponsel milik Lino tiba-tiba saja berdering dan memunculkan nama Jenath di layarnya, ia pun memutuskan untuk mengangkat panggilan tersebut dan menghiraukan ucapan Juna.