Matahari sudah muncul ke permukaan, sinarnya sedikit demi sedikit memasuki celah jendela kamar di salah satu deretan rumah mewah yang ada di kawasan kota Jakarta. Terdengar pula suara kicauan burung yang menandakan bahwa hari ini langit begitu cerah membuat para burung terbang dengan bebasnya kesana kemari, dan hal itu seharusnya membuat siapapun ingin cepat bangun untuk melihat indahnya langit biru pagi ini.
Namun tidak untuk seorang remaja laki-laki yang nampaknya masih tertidur nyaman dengan selimut tebal yang menyelimuti tubuh bongsornya. Sinar matahari yang masuk lewat celah jendela kamarnya tak serta membuat tidurnya terusik, begitu juga dengan suara kicauan burung-burung di luar sana. Hingga tak lama dari itu, terdengar bunyi yang sangat nyaring dari alarm jam digitalnya yang berada di atas nakas pun berhasil membuat remaja laki-laki itu terusik dari tidurnya.
KRINGGG!!! KRINGGG!!! KRINGGG!!! KRIN-
CTAK! Remaja tampan yang tadi masih tidur pun mulai terbangun dan dengan lengan panjangnya ia berhasil mematikan alarm tersebut.
"Ish ganggu tidur gue aja! Gue masih ngantuk bjirrrr!"
Setelah bergumam kesal, remaja tampan itu pun mulai merubah posisi tidurnya menjadi duduk, ia lalu merentangkan tangan untuk meregangkan ototnya.
"Huwaaaaaa udah pagi ternyata. Males mandi, ga usah mandi aja kali ya? Ah tapi masa orang ganteng ga mandi sih, ga bisa gue harus mandi!" gumamnya.
Ia bangkit dari duduknya lalu berlalu menuju ke kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.
Ngomong-ngomong soal remaja laki-laki yang tampan ini, dia adalah Giandra Alastair, anak bungsu dari keluarga Alastair.
Giandra atau biasa di panggil Gian oleh seluruh anggota keluarganya memiliki 2 kakak yang merupakan anak kembar. Kakak pertamanya– ah tidak! Gian tidak ingin membicarakan kakak pertamanya dulu. Kakak keduanya bernama Kalandra Alastair atau Gian biasa memanggilnya dengan sebutan 'Abang'. Kalandra sekarang sedang melanjutkan study nya di luar negri.
Fyi, sejak memasuki Senior High School kakak keduanya itu memutuskan untuk melanjutkan sekolah di luar negri bersama grandpa dan grandma -orang tua dari sang ayah- yang memang sejak dulu sudah tinggal di Jepang. Kalandra memutuskan hal tersebut sesuai dengan keinginan nya sendiri tanpa paksaan dari orang tua maupun orang lain.
Lalu siapa kakak pertama Gian? Kakak pertamanya bernama Shankara Alastair, kakak yang kemungkinan paling Gian benci. Entah karena alasan apa Gian membenci sang kakak pertamanya itu. Ia sendiri pun tidak tau, ah tidak Gian tau jelas mengapa ia membenci Shankara. Gian sebenarnya tidak ingin membenci sang kakak namun semuanya mengalir begitu saja seperti air, yang Gian tau kakak pertamanya ini sudah begitu banyak merebut kebahagian dan hak nya sebagai anak bungsu. Ya, begitulah pikir Giandra.
••
Gian menuruni tangga besar di rumah mewah keluarganya -Alastair- dengan sangat santai untuk menuju ruang makan. Anak itu terlihat sangat tampan dengan seragam sekolah yang dikenakanya dan tas sekolahnya yang ia bawa asal membuat Gian terlihat semakin keren. Sesampainya di ruang makan, terlihat disana sudah ada sang ibu, sang ayah dan juga kakak pertamanya –Shankara– yang sudah menunggu Gian dengan senyum manisnya.
Sretttt!
Gian sedikit menggeser kursi tempat dimana ia biasa duduk di samping sang kakak dengan sedikit kasar lalu ia pun mendudukan tubuhnya di kursi tersebut.
"Selamat pagi adek," sapa sang kakak yang masih mempertahankan senyum lebarnya pada Gian.
"Selamat pagi ayah, selamat pagi juga ibu," sapa Gian pada kedua orangtuanya mengabaikan sapaan dari sang kakak sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry [Short Story Brothership]
FanfictionKatanya jadi anak pertama itu harus kuat, harus siap menjadi tulang punggung keluarga, harus bisa menanggung semua beban hingga adik-adiknya tidak merasa terbebani. Jadi anak pertama itu harus bisa menjadi garda terdepan untuk adik-adiknya, katanya...