6. Hai, Boleh Kenalan Gak?

177 19 0
                                    

Guys, tolong vote ya gak lama kok mencet vote nya biar aku semangat nulis 🥲

Apakah Ian pernah bilang bahwa Ares adalah orang yang hampir mendekati OCD atau memang penderita OCD sejak awal? Ian tidak tau pasti tapi saat kakinya menginjak lantai 1, suara Ares sudah memenuhi seantero kontrakan.

Mengomel.

Pasalnya, kontrakan benar-benar berantakan. Ares pulang dari Jumat sore dan kembali ke kontrakan subuh Senin. Jadi saat pagi-pagi, baru menginjakkan kaki di kontrakan yang dia tinggal selama 3 hari penampilannya sudah seperti kapal pecah.

Kotoran Wulan tidak dibersihkan, makanannya berceceran dimana-mana, piring dan gelas kotor menumpuk di wastafel, rendaman cucian milik Gio sudah hampir membusuk karena dibiarkan berhari-hari, sedangkan tumpukan sampah dibelakang rumah sudah berceceran sampai ke tanah. Belum lagi debu debu pasir bekas sepatu dan sandal yang terasa mengganjal di kaki sepanjang melangkah di lantai kontrakan.

Ares benar-benar marah besar. Dia bahkan berani mengganggu acara tidur Rey, mengetuk pintu kamar penghuni kontrakan yang paling tua itu hanya untuk mengomeli soal Wulan yang tidak dia urus.

"Rey kalo lu gak keluar kamar, Wulan gua anterin ke pet hotel biar dapat perawatan lebih layak ya bangsat!" seru Ares dari luar kamar Rey masih sambil mengetuk pintu dengan keras.

Tidak lama kemudian, Rey keluar dari kamarnya. Wajahnya setengah panik dan setengahnya lagi terlihat masih mengantuk, entah jam berapa cowo semester 5 itu tidur semalam.

"Iya anjir elah serem banget ngancemnya. Ganggu tidur gua aja." cerocos Rey sambil menguap, berjalan ke dapur dengan langkah berat.

Ian hanya berdiri terpaku ditangga tidak berani turun karena takut menjadi sasaran omelan Ares. Dia menatap Ares yang kembali melangkah ke dapur. Masih dengan mulutnya yang mendumel betapa malasnya semua orang dan isi rumah yang berantakan selama tidak ada dia dirumah, Ares tetap membersihkan peralatan makan yang kotor di wastafel.

"Mana dah si Gio? Apa mau pakaiannya gua buang ke Bantar Gerbang?"

Ares melangkah menuju pintu kamar Gio, yang kebetulan tidak di kunci. Dia kemudian membangunkan Gio yang masih tertidur nyenyak.

"Lu bangun atau baskom pakaian lu gua bawa kesini?" ucap Ares membangunkan Gio.

Tidak perlu dua kali ngomong hal yang sama, Gio langsung bangkit, berdiri, dan berjalan lurus menuju halaman belakang tempat cucian.

Heran padahal sudah ada mesin cuci, pun masih semalas itu mengurus pakaian sendiri.

Pukul 8 pagi, kontrakan sudah bersih. Itupun semua yang turun tangan membersihkan seisi kontrakan setelah diomeli Ares habis-habisan. Cowo itu lanjut memasak sarapan, meski kesal, dia tetap bertanggung jawab menjadi 'ibu' untuk anak-anak kontrakan yang lain.

Ini mah bukan ibu lagi tapi emak soalnya marah-marah mulu.

"Lo gaada kelas Yo?" tanya Ares pada Gio, setelah diomeli Ares dan langsung mencuci semua pakaiannya, dia duduk dimeja makan dengan wajah takut-takut. Ares sensian soalnya.

"Kaga, yang kelas pagi kosong. Ntar jam 10 baru kampus." sahut Gio.

Ares manggut-manggut. "Oh yaudah makan aja dulu, kelar ntar baru lo siap-siap. Piringnya taroh aja di wastafel nanti."

Gio, Ian, dan Rey bertukar tatap. Memang begitulah Ares. 2 jam yang lalu dia marah-marah pagi buta melihat suasana kontrakan yang kacau dan berantakan tapi sekarang dia sudah biasa-biasa saja seakan tidak terjadi apa-apa. Rey bahkan masih kesal waktu tidurnya diganggu tapi tidak berani protes karena memang salah dia.

camaraderieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang