2016.
"Ryujin... apa kau percaya kalau kami dari masa depan?"
Raut wajah yang datar mungkin bisa menjadi jawaban dari pertanyaan tersebut. Sebab teman sekelas mereka ini bingung harus bereaksi seperti apa. Mereka ini terlalu banyak menonton anime atau apa, pikirnya.
"Kau percaya, tidak?" Beomgyu emosi dengan reaksi dari sahabatnya ini. Membingungkan!
"Ya..." Empat mata di hadapannya ini tampak ingin melahapnya sebagai mangsa. Padahal ucapannya belum selesai.
"Ya... aku tidak tau. Lagipula mengapa kalian masih main hal yang seperti itu? Candaan anak-anak kecil" Ryujin mendengus sebal. Ia sampai tidak habis pikir, jaman sekarang masih saja ada anak SMA yang main imajinasi-imajinasian.
"Sudah kuduga" lirih Minjeong sembari menutup seluruh wajahnya.
Beomgyu sedikit melirik Minjeong, tampaknya gadis itu mulai frustasi. Ia tak tega melihat teman dari masa depannya ini.
Beomgyu kemudian beralih menatap Ryujin yang ada di depannya. Tiba-tiba saja ada sesuatu yang membuatnya teringat. Gadis itu sangat jelas sekali sedang kebingungan dengan situasi saat ini. Tapi tetap saja ia tidak bersalah.
"Shin..." Panggil Beomgyu dan dibalas dengan dahi yang mengernyit.
"Apa-apaan kau panggil aku dengan nama depanku?" Entah mengapa Ryujin tak suka disebut begitu.
"Jika kau tak percaya, lusa nanti akan ada seseorang yang sangat populer di sekolah kita yang akan menyatakan perasaannya padamu di belakang sekolah" Ryujin hanya ternganga. Anak ini sudah tak waras lagi, pikirnya.
"Lihat saja nanti. Aku benar-benar ingat momen pada saat itu, kau akan menolaknya dan pergi begitu saja. Kalau tidak salah ada orang lain yang diam-diam merekam kalian dan setelah itu kau menjadi ikut famous di sekolah. Famous karna disinisin seluruh siswi disana hahaha..."
Ingin sekali gadis itu menjambak mulut bebek lelaki yang sedang mengoloknya. Tidak mungkin lah ada seseorang yang bisa menebak jelas kejadian 2 hari ke depan. Beomgyu benar-benar gila!
Ryujin mendecak sebal. Lalu menoyor kepala Beomgyu tanpa dosa. Minjeong yang sejak tadi memperhatikan hanya bergeming. Mendengar obrolan singkat dan sedikit ramalan Beomgyu membuatnya termenung, jikalau dirinya tidak bisa mengingat masa lalunya yang sekarang semenjak pindah ke sekolah barunya.
Cukup lama ia merenung, hingga sebuah tepukan dibahu kembali menyadarkan pikirannya. Minjeong tersentak dan mulai meyakinkan diri.
"Ryujin, kami tidak bohong. Kami benar-benar dari masa depan. Pertemuan pertama kami adalah di Taman ini" Tatapan sendu Minjeong dengan suara yang tenang membuat Ryujin sedikit ragu pada rasa 'ketidakmungkinan' yang ia pegang teguh sebelumnya.
Tentu tak semudah itu, bukan? Untuk percaya pada hal yang ada di luar nalar dan pikiran? Memang siapa orang yang bisa langsung percaya dan yakin tentang semua omong kosong yang mereka bicarakan?
NO ONE!
Gadis itu hanya bisa me-rolling eyes. Ia berpikir hari ini adalah hari yang sangat melelahkan sampai-sampai perkataan mereka jadi begitu aneh dipendengarannya. Ia harus pulang sekarang juga. Dan melupakan semua percakapan dan kejadian hari ini.
"Aku pulang. Sampai jumpa besok"
Ryujin melenggang pergi dan tak menggubris runtutan panggilan dari Beomgyu. Ia sudah merasa jengah. Lebih baik pulang dan tidur, pikirnya.
🌸🌿❄
KAMU SEDANG MEMBACA
ambivert;
Romance"Back to the past?! How!?" Musim dingin mendadak berganti musim semi. Suatu hal yang biasa terjadi. Namun jika diteliti, ada kata "mendadak" yang menjadi titik permasalahan. Kedua insan yang memiliki kepribadian yang tak pernah akur itu harus disatu...