"Assalamu'alaikum, Bu Alin, mohon maaf saya dan Dhio terlambat."
"Wa'alaikumussalam, iya tidak apa-apa, Nak. Segera duduk ya," jawab Bu Alin dengan lembutnya.
Barulah giat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan literasi baca Al-Qur'an dimulai. Setelah semuanya selesai, dilanjutkan dengan kegiatan belajar mengajar Pendidikan Agama Islam bab Syu'abul Iman atau cabang-cabang iman.
Bu Alin menjelaskan dengan penuh semangat, aku dan Dhio juga mendengarkan serta memperhatikan dengan saksama. Materi tersebut juga sangat membuka wawasan dan pikiran tentang berbagai macam cabang iman. Usai menjelaskan, tak lupa beliau memberikan tugas untuk mengerjakan soal-soal yang ada di buku paket dan modul pada bab tersebut, aku dan Dhio bergegas megerjakan tugas tersebut.
Tak terasa jam pelajaran Bu Alin sudah selesai, setelah ini akan dilanjutkan dengan mata pelajaran bahasa Indonesia. Sebelum mengakhiri pertemuan hari ini, tidak lupa Bu Alin mengingatkan tugas untuk menghafalkan surat Al-Kahfi ayat 1-10. Sebenarnya aku sudah hafal, hanya saja menunggu Dhio dan teman-teman sekelas lainnya untuk menyetorkan.
Namun, tak disangka, ada salah satu temanku yang kebetulan juga belum tahu siapa namanya. Dia akan menyetorkan hafalan surat Al-Kahfinya. Dengan penuh semangat dan percaya diri, aku segera menyusulnya untuk ikut menyetorkan hafalanku agar tugas tidak semakin menumpuk.
"Siapa dulu yang akan menyetorkan hafalannya?" tanya Bu Alin.
"Teman saya dulu saja, Bu," jawabku.
Setelah temanku selesai menyetorkan hafalannya, barulah giliranku untuk maju.
"Kamu tidak apa-apa sendiri?" tanya temanku itu.
Aku terkejut dengan pertanyaan temanku, lantas kujawab dengan spontan,
"Tidak apa-apa, lebih baik kamu segera kembali ke kelas."
"Oke kalau begitu, semangat ya!" ujarnya sambil melirikku dengan senyuman manisnya.
Setelah selesai menyetorkan hafalan, aku langsung menyusul ke kelas untuk mengikuti pelajaran bahasa Indonesia. Tak terasa jam pelajaran bahasa Indonesia telah selesai, bel istirahat pun berbunyi. Semua murid, termasuk Dhio dan aku pergi ke kantin. Setelah 15 menit, bel masuk berbunyi.
Kebetulan setelah istirahat ada jam kosong karena guru pengajar sedang izin, tetapi beliau tetap memberikan tugas. Saat sedang mengerjakan tugas, tiba-tiba temanku yang tadi mengajak bicara dan ingin berkenalan.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Puteri Ageng
Short StorySaat nasib dan takdir dalam asmara saling menipu satu sama lain, hanya waktu yang menjadi saksinya.