[🐰🦋] ~08

135 22 5
                                    


Happy reading...

.

.

"LEPASKAN DIA!"

"SIAPA?" Kedua laki-laki itu menoleh pada asal suara.

'bagus! Ada yang datang'. Ningning masih memberontak dan tidak dapat melihat siapa yang datang karena terhalang dua laki-laki di depannya ini.

Kedua laki-laki itu segera melepaskan cengkramannya ketika mengetahui siapa yang datang. Mereka langsung menghadap dengan takut. "Tuan... Tuan Jaemin" ucapnya takut dan menunduk.

"Berani sekali kalian menindas pelayanku?" Hardiknya dingin

Kedua laki-laki suruhan itu langsung berlutut. "Tuan, tuan Jaemin maafkan kami..." Ucapnya bersamaan sembari menyatukan kedua tangannya memohon

Jaemin menarik kepala salah satu dari mereka hingga membuatnya mendongak menatap mata tajamnya. "Untuk apa maaf?"

"Maaf, tuan Jaemin. Kami tidak akan melakukannya lagi".

"Pergi dari sini sekarang!" Ujarnya dingin.

Tanpa menunggu keduanya langsung berlari meninggalkan mereka berdua di gudang. Ningning menatap punggung yang membelakanginya. 'dia menyelamatkanku lagi'. Gumamnya dalam hati.

"Terima kasih tadi sudah membantuku".

"Sebelum kamu mengucapkan terima kasih (Jaemin menyentuh bibir merah muda didepannya dengan telunjuknya). Bukankah dari pagi sampai siang ini kamu sudah menghilang 2 jam lebih tanpa sebab?" Jaemin diam sejenak menatap Ningning intens. "Pemotongan 1.000 dolar karena ketidakhadiran kamu!" Lanjutnya

"Aku di hukum oleh guru untuk merapikan gudang!" Ujar Ningning membela diri

"Itu urusanmu. Bukan urusanku. Sebagai pelayan kamu harus siap selama 24 jam penuh". Jaemin memasukan kedua tangannya ke saku dan melangkah keluar.

"Eh?...... SIAL!"

.
.
.

Taman NINE

Ningning berdiri di samping tangga menunggu tuannya memberi tahu apa yang mereka inginkan untuk menu makan malam. Keempat ahli waris terlihat menuruni tangga tapi kenapa ada yang berbeda? Kenapa mereka berpakaian rapi? Tidak biasanya. Pikirnya.

"Ningning. Malam ini kamu tidak perlu masak untuk makan malam. Kami akan keluar". Kata Jaemin melihat Ningning yang berdiri di ujung bawah tangga.

"Okey" Ningning mengantar keempatnya ke pintu depan. "Hati-hati tuan! Selamat bersenang-senang". Ningning tersenyum lebar. Setelah memastikan mobil tuannya meninggalkan pekarangan, Ningning kembali masuk dengan senyum mengembang. "Yeah! Aku bebas. Tidak perlu melayani 4 iblis itu malam ini". Ningning melompat-lompat kegirangan.

KRIINGG!!

Gerakan Ningning terhenti dan menghampiri telepon di atas nakas ruang tamu. "Halo. Taman NINE. Ada yang bisa saya bantu?" Tanyanya sopan

"..."

"APA!?"~

"ya. Saya mengerti. Saya akan segera kesana". Ningning menghela nafas pasrah. Seharusnya malam ini adalah kebebasannya. Dia ingin rebahan dan membaca buku hingga tertidur. Tapi kenyataannya tak berpihak padanya.

Hotel Dream

Ekspresi khawatir tergambar jelas di wajah cantiknya. Dengan cepat dia turun dari taksi dan terburu-buru menghampiri seorang wanita yang sudah berdiri menunggunya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ROYALSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang