Jena Arvelyin Bramasta, gadis itu kerap di sapa Jena.
Awalnya kehidupan Jena sangat tenang saat semenjak ia lahir, karena kedua orangtuanya sibuk untuk bekerja, tapi entah mengapa tiba-tiba kedua orang tuanya bercerai yang akhirnya Jena di bawa pergi oleh Ayahnya karena ibunya akan menikah dengan selingkuhannya.
Semenjak Jena pindah ke rumah besar milik ayahnya kehidupan Jena jauh dari ketenangan setiap harinya ada keempat sepupunya yang terus mendatangi rumahnya untuk mengajaknya bermain bersama.
Keempat sepupunya terus menerus mendatangi rumahnya, sehingga membuat mereka menganggap bahwa rumah Jena adalah rumah mereka juga.
Mereka menginap berhari-hari di rumah Jena, menghabiskan setiap cemilan yang Jena punya, merebut kasur king size milik Jena setiap siang hari, mereka akan berlomba-lomba untuk menguasai kasur tersebut.
Berulangkali Jena sudah mengusir mereka, tapi tetap saja mereka akan memiliki seribu alasan dan cara untuk kembali memasuki rumah Jena.
Jena hanyalah pasrah melihat tingkah laku keempat sepupunya yang sangat tidak tau malu.
Jena pernah berkata kepada mereka bahwa, "Kalian menganggu ketenangan."
Maka mereka berempat kan membalasnya dengan, "Percuma ada ketenangan tanpa ada kesenangan."
"Kita datang untuk melengkapi ketenangan, dengan kesenangan." Begitulah kata mereka.
----
Okay itu plorong nya!
Kepo?
Yok gass langsung baca!
Inget! Kalau baca tinggalin jejak ya manis!
KAMU SEDANG MEMBACA
Serenity or Pleasure
Teen Fiction"Percuma ada ketenangan, tanpa ada kesenangan" Bagaimana rasanya memiliki keempat sepupu dengan kepribadian dan paras yang membuat banyak orang tertarik dengan mereka. Tapi ternyata di balik kepribadian menarik mereka, ada saja kepribadian yang tida...