Selamat membaca!🌷
.
.KOTA BANDUNG, 2017
Namaku adalah Kalia dahayu nawasena, aku adalah anak bungsu dan memiliki satu kakak laki-laki. Ayah dan bunda kini tinggal di Swiss karena urusan pekerjaan, sedangkan kakak kini tengah melanjutkan sekolahnya di salah satu universitas di kota jogja.
Aku dan keluargaku asli dari Bandung, namun kami terpaksa berpindah-pindah karena alasan pekerjaan orangtuaku. Namun kini, aku memutuskan untuk kembali pulang ke kota asalku dan tinggal bersama, Oma. Alasanku kembali ke Bandung karena, aku tidak mau berpindah-pindah lagi, hal itu sangat merepotkan untuk ku.
Sekarang, aku sangat senang bisa kembali ke kota yang penuh dengan kenangan indah ini. Aku sangat mencintai kota asalku, karena bagiku Bandung sangat amatlah indah.
Kata orang jangan jatuh cinta di Bandung, karena nanti akan sulit untuk melupakannya. Ah tapi sayangnya aku sudah jatuh cinta dengan sosok istimewa yang aku temui di Jl. Braga. Sebuah ketidaksengajaan yang berujung berkepanjangan.
Hagantara jagat dermaga, sosok laki-laki yang berhasil membuatku jatuh hati berkali-kali dengannya. Laki-laki baik dengan senyum manisnya. Laki-laki pecinta musik sekaligus ketua ekskul seni musik. Tangannya terkenal sangat lihai dalam memainkan gitar yang mampu membuat para wanita terkesima.
Tuhan menitipkan keindahan melalui seorang Hagantara.
Pertemuan kami dikala hujan di Jl. Braga menjadi salah satu momen indah untukku. Jika ada yang lebih indah dari intro lagu sempurna, mungkin itu adalah Hagantara. Sungguh aku sudah sangat jatuh hati sedalam-dalamnya dengan Haga. Jika Haga adalah laut maka akan ku lubangi perahuku sampai aku tenggelam kedalam dekapan sang laut.
•••
Gimana nih prolognya??
Penasaran ga sih sama cerita Gendis dan Haga di Kota Bandung?Pantau terus akun ini ya untuk update bab terbarunya dan jangan lupa follow ig : nursfie & anawgata buat liat update nya!!
Terimakasih sudah membaca🐄💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Braga, dan dua raga
Teen FictionSEBELUM BACA JANGAN LUPA FOLLOW YA SAPIERS!!🐄🌷 . . Bandung, ketika mendengar nama kota itu yang aku pikirkan hanyalah satu yaitu 'indah'. Bandung terlalu indah untuk aku deskripsikan, bahkan dengan jutaan bahkan ribuan puisi yang kubuat pun mungk...