PERTAMA KALI

1K 9 0
                                    

Kisah yang membuat aku menjadi homoseksual sekaligus bottom ialah ketika berkunjung ke rumah saudara. Tujuan kami sekeluarga hendak pergi pulang kampung untuk merayakan hari raya idul fitri dikampung. Tepatnya kami berkunjung ke rumah peninggalan kakek dan nenek yang sekarang hanya ditempati oleh keluarga Paman Joko, Istrinya dan Nando (Anaknya Joko).

Karena ruangan dirumah peninggalan kakek dan nenek sangat banyak jadi keluarga besar memutuskan untuk berkumpul setiap ada acara seperti Idul Fitri, Idul Adha serta acara lainnya. Nah, sekarang kami sedang ada acara menyambut hari kemenangan umat muslim yaitu Idul Fitri. Kami datang seminggu sebelum hari raya Idul Fitri untuk menghindari kemacetan yang berlebihan dijalan.

Singkat cerita, Kami sekeluarga sudah sampai dirumah peninggalan kakek dan nenek. Ketika hendak memilih kamar tiba-tiba Paman Joko atau biasanya aku panggil Om Joko mendatangi ku. Ternyata ia hendak mengajak ku untuk tidur satu kamar dengan alasan ia kangen mengenang masa kecil ku. Tentu saja aku bersemangat ketika diajak oleh Om Joko untuk tidur bersama ditambah aku kan penakut plus tidak mau sekamar dengan orang tua ku.

  Malam hari, aku dan Om Joko berbincang ringan dengan membahas masa kecil ku yang manja, rewel dan selalu ingin dipeluk. Kami tertawa mengenang kisah-kisah yang dulu pernah terjadi. Ketika membuka handphone aku tidak sengaja melihat foto kami dengan pose ku yang dipangkuh oleh Om Joko.

"Eh, lucunya" Ujar ku.

"Apanya?" Sahut Om Joko penasaran.

"Ini foto masa kecil ku yang dipangku sama Om, Lucukan Om" Tutur ku.

"Mana coba lihat dong" Ucap Om Joko.

Terlihat Om Joko memandangi foto itu dengan senyuman yang manis, Wajah yang manis serta mata yang berkaca-kaca. Kemudian, ia mengelus-elus rambutku dan memeluk tubuhku yang membuat aku terkejut.

"Kamu udah besar ya Sur, Jadi kangen sama kamu yang dulu" Ujar Om Joko.

"Ih, Apaan sih Om. Malu tau, 'Kan aku udah gedhe" Gerutu ku.

Tak menghiraukan ucapanku, Om Joko memeluk tubuhku semakin erat dan menjatuhkan tubuhnya ke kasur dari posisi duduk. Sontak saja aku terkejut ditambah Om Joko shirtless dengan tato yang menghiasi dada dan lengannya sungguh menambah kesan seksi.

(Illustrasi Foto Om Joko)Entah memang moment yang pas atau kami sedang terangsang mata kami saling bertatapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Illustrasi Foto Om Joko)

Entah memang moment yang pas atau kami sedang terangsang mata kami saling bertatapan. Bibir kami hendak berciuman tapi dipecahkan oleh ucapan Om Joko yang ingin berfoto lagi dengan pose yang sama dan pakaian yang sama. Mata ku terbelalak sebab difoto itu aku hanya memakai celana dalam serta Om Joko hanya memakai celana pendek.

"A-Anu, Malu ah jangan Om" Ucapku gelagapan.

"Aduh, Wong kita sama-sama laki aja loh buat apa malu" Ujar Om Joko.

"I-Iya deh" Sahut ku pasrah.

Singkatnya, kami mengatur kamera untuk berfoto seperti dulu yang pernah kami lakukan. Tapi, entah vibe -nya berbeda seperti ini bukan mengenang masa lalu melainkan merangsang hawa nafsu. Aku duduk dipangkuan Om Joko yang benar saja penisnya mengeras namun, aku hanya diam saja.

Gaya kedua masih normal tapi semakin kesini gaya foto kami semakin nyeleneh seperti kedua kaki ku diangkat dengan dia memeluk ku. Aku disuruh menungging dan ia berada tepat dibelakang tubuhku. Dan digaya terakhir Om Joko melepas celana dalamnya yang ternyata dia sudah percum. Dengan penis sepanjang 17 cm membuat aku terkejut.

Tak ada perlawanan dari ku entah seperti aku menikmati dengan tindakan aneh dari Om Joko. Ia meminta aku untuk melepas celana dalam ku yang sudah percum juga dan aku diminta untuk memegang penisnya dan jongkok dihadapannya. Karena kepalang tanggung sekalian aku kulum penisnya.

Awal mula mengulum aku masih sangat kaku dan masih kena gigi tapi, Om Joko hanya diam dan meringis kenikmatan. Akhirnya, aku sudah mulai jago meski belum terlalu jago sebenarnya. Tanpa sadar Om Joko merekam tindakan ku ketika mengulum penisnya. Aku berdiri dengan melepas penisnya lalu mengajak Om Joko berciuman.

Tanpa ada suara yang berlebihan kami berciuman lumayan lama dengan posisi berdiri. Tak mau hanya bermain dimulut atas Om Joko meminta ku untuk tiduran telentang. Kemudian ia menciumi leher, perut serta lubang anusku dan meloncati penisku. Aku meringis kenikmatan dengan mata yang terbelalak memutih dan desahan yang tak henti-hentinya.

  Tiba-tiba, aku ditarik ke bibir kasur dan ia menaikan kedua kaki ku dipundaknya serta mengoleskan cairan yang katanya pelicin. Ketika Joko memasukan pada awalnya sangat susah sebab lubangku memang masih perawan. Beberapa kali, ia gagal memasukan tapi ketika kepala penisnya berhasil masuk sedikit memudahkannya.

"Aaaaww ... Saa-Saaakit Om ... Ssssh" Erangan ku.

"Tenang sayang, Habis ini enak kok rasanya" Terang Om Joko.

Perasaan sakit, senang serta terangsang bercampur didalam tubuh ku. Padahal aku tidak berpikir akan melakukan hubungan seksual sesama jenis namun, perasaan yang menjalar keseluruh tubuh membuat aku bergairah. Penis Joko yang berhasil mentok membuat aku meringis kenikmatan dibuatnya.

"O-ooh ... geli om ... A-aduuuh" Erangan ku.

"Enak ya?" Ucapnya dengan mengecup bibir ku.

Kemudian Om Joko menggoyang pinggulnya maju mundur pelan-pelan. Terasa jauh lebih nikmat dibanding ketika dijebol meski ada rasa sakitnya. Pentil yang dipilin serta bibir yang dilumat seperti ia sengaja melakukan untuk membuat aku lupa akan rasa sakit itu.

"Uuuoooh ... sempitnyaaa ... lebih enaak dari tante kamu sayaaang" Tutur Joko.

"E-enaaak Ooom ... uuuhhh ... aaaah" Jeritan ku.

Baru saja aku merasa nikmat tiba-tiba Om Joko mencabut penisnya dari lubang anus ku. Ia menyuruh aku untuk menungging terlihat bokong yang bulat dengan lubang yang masih merah muda. Tak mau menyia-nyiakan waktu Om Joko menusuknya dengan tempo yang lebih cepat dari sebelumnya.
Kedua tangan ku ditarik dan Om Joko menusuknya dengan maju mundur hingga membuat mata ku terbelalak keatas. Suara hentakan antara pantat yang berbenturan dengan paha membuat suasana semakin bergairah. Tak begitu lama aku memuncratkan sperma ku tanpa aku kocok alias handsfree.

"Muuncraaat akuu Oooom" Erangan ku.

Karena belum muncrat Om Joko mengangkat tubuhku sembari menusuk lubangku.

"Fuucck ... enaak bangeet anjingg" Desahan Om Joko.

"Udaaah Om saaakitt ... aaahhh" Erangan ku.

Tak digubris ucapan ku yang memohon ampun malah sekarang aku digendong seperti bayi dan menghadap Om Joko. Belum puas Om Joko menidurkan diriku dengan miring lalu ia menusuk lubang ku dengan posisi miring dan satu kaki terangkat. Tiba-tiba, Om Joko mempercepat gerakannya dan akhirnya ia menumpahkan spermanya didalam anus ku.

"Oooh ... ooohh ... oohh ... enak enak enak" Desahan Joko.

PLAK PLOK!

"Lubaang setaan punya kamu, Sialaaan enaak banget anjing" Terusnya.

"Aaaaku crooott laagi Oooom ... aaaah" Teriak ku.

Tampak penis Om Joko yang masih berdiri meski sudah memuncratkan spermanya. Kemudian kami melanjutkan hubungan seks hingga total 4 ronde hanya satu malam. Sekitar 2 Jam 30 menit tanpa ada jeda kami berhubungan badan. Mulai dari Doggy style, Missionary dan lain sebagainya kami lakukan.

Akhirnya, aku dan Om Joko tertidur dengan pulas sembari berpelukan hingga pagi hari. Semenjak kejadian malam itu aku menjadi homoseksual dengan role bottom. Tidak bisa aku sangka seorang anak yang kemaren masih seperti bocah sekarang menjadi pemuas nafsu pria.

Bersambung ...

BATANG!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang