SATPAM

777 8 0
                                    

Putusnya hubungan antara aku dengan Doddy sejujurnya membuatku sedih dan galau. Sudah hampir 1 bulan aku masih merasa hampa dan sendiri. Seperti tidak ada yang mampu membuat dunia ku kembali seperti semula. Aku berulang kali hendak membunuh diriku sendiri namun berulang kali aku diselamatkan.

*tik tik tik*

Suara hujan yang turun dimalam hari membuat aku yang sedih semakin larut didalam kesedihan. Dibangku taman yang biasa aku kunjungi bersama Doddy, aku menangis sejadi-jadinya. Pikiran ku yang sudah amburadul serta tidak ada tujuan hidup seperti menyudutkan aku untuk mengakhiri hidup ku sendiri.

Disaat aku sedang meratapi nasib dan larut didalam kesedihan, datanglah seorang satpam sambil membawa payung meneriaki aku.

"MAAAS! SEDANG APA KAMU DISINI!" Ujar Satpam tersebut.

Tidak ada jawaban dariku hanya tatapan kosong yang aku tunjukan kepadanya. Dia berusaha memayungi aku walaupun tidak aku hiraukan dirinya. Dia berulang kali mengajak ku untuk meneduh dan mengajak aku untuk ke kontrakannya saja.

"Sudahlah mas, Tidak usah dipikirkan. Ayo ikut saya aja ke kontrakan" Ajakan dari Satpam itu.

Masih belum ada jawaban dari ku, Karena semua terasa sunyi saat ini.  Tanpa menunggu balasanku lagi dia menarik paksa diriku untuk ikut dengan dirinya. Dia menuntun perlahan langkah ku dengan lembut ke arah motornya. Dia memaksa untuk mau dibonceng olehnya walaupun susah, entah mengapa aku mau mengikutinya.

*brooom brooom brooom*

Setelah sampai di kontrakannya dia mengajak ku masuk ke dalam untuk mengeringkan badan. Entah apa alasannya dia melakukan ini semua, Yang pasti ada maksud tertentu pikirku. Dia melepas seluruh pakaiannya dihadapanku, terlihat badan yang bulky dengan kulit kuning cerah.

"Aku bersih-bersih bentar ya mas, samean pake handuk ini aja dulu" Ujar Pria itu.

Dengan berselimut handuk serta pakaian yang basah kuyup aku mengusap air mata yang tak kunjung berhenti. Lamunan serta ratapan ku hancur ketika dia menghampiri ku dan meminta aku untuk membersihkan diri. Dengan polosnya aku menuruti kemauan dia padahal kami tidak saling mengenal satu sama lain.

Selesai membersihkan diri dia memberiku baju oversize dan celana pendek berwarna pink. Entah dia sengaja atau memang dia tidak punya, pastinya ini sedikit memalukan. Namun dengan terpaksa aku menuruti dia untuk berganti pakaian.

"Ini mas pakai aja, Sedikit kebesaran sih tapi lebih baik daripada pakai pakaian basah" Pintanya.
 
Pria itu tersenyum melihat baju ku yang kebesaran serta celana pendek pink yang aku pakai.

"Wah!, cocok banget sama kamu mas" Godanya.

"Jangan mengejek!" Ucapku ketus.

"Wah, Maaf-maaf, Aku buatin teh hangat ya mas sama makanan. Tunggu sebentar ya" Tuturnya.

Beberapa menit aku menunggu akhirnya dia mengajak aku untuk makan makanan hangat dan minuman hangat. Entah kehangatan ini hampir sama dengan yang diberikan Doddy. Tapi rasanya ini jauh lebih tulus ketimbang Doddy.

Setelah selesai  dia mengajakku untuk ke kamarnya sekedar menghangatkan tubuh. Tanpa berpikir aneh-aneh aku lakukan saja, padahal aku tidak mengenal pria tersebut. Dikamar dia mengajak ku berkenalan dan bertanya alasanku ditaman sendirian ditengah hujan.

"Tadi belum kenalan ya, Kenalkan saya Mustakim" Ucapnya.

"Surya" Jawabku singkat.

"Kenapa kamu tadi di taman sendirian Sur?, Apa ada masalah?" Tanya Mustakim halus.

"Bukan urusanmu!" Jawabku ketus.

"Pasti kamu bingung, Kenapa ada orang asing mau repot-repot ngurusin kamu. Sampai ngajak ke kontrakannya?" Tutur Mustakim.

"Kenapa?"  Sahutku.

Lalu dia menceritakan tentang kematian adik kandungnya yang hampir sama kondisinya denganku. Adiknya galau dan sedih habis putus dengan pacarnya. Dia duduk bangku taman tempat aku duduk tadi, lalu tak berapa lama adiknya lompat dijembatan didekat taman itu. Karena itulah dia rela repot untuk mencegah peristiwa yang dialami adiknya.

"Mendiang adik ku pasti tidak akan terima, sebab saat kakaknya dibutuhkan. Aku malah sibuk berkerja dan tidak ada waktu untuknya" Tutur Mustakim dengan mata yang berkaca-kaca.

Entah mengapa setelah mendengar hal tersebut, aku merasa iba dengan pria yang baru saja ku kenal.

"Yang sabar ya mas, Jangan sedih" Tenangku dengan mengelus-elus pahanya.

Menjelang malam hari kami berbincang-bincang serta saling menceritakan latar belakang hidup masing-masing. Mulai dari Mustakim yang ternyata ditinggal istrinya dan dia belum dikaruniai anak, serta dia harus menjadi satpam karena suatu alasan. Serta aku juga menceritakan tentang putusnya hubunganku dengan Doddy, Orientasi seksual ku serta aku adalah pembuat video porno.

"Jadi gitu toh, Ya terpenting sekarang kamu enggak sedih, 'Kan?" Ucap Mustakim.

"Kamu enggak takut dengan aku mas?" Tanyaku.

"Takut karena apa?, Kamu homo?. Buat apa mas, Lagian enggak mungkin juga kamu mau aneh-aneh" Terang Mustakim.

"Ya, biasanya orang-orang banyak yang takut bahkan ngejauh setelah tau kalau aku homo. Tapi, makasih ya mas udah mau bantuin aku keluar dari rasa sedih" Ujar ku.

Hari sudah mulai malam kami tidur diatas ranjang yang sama dengan selimut yang sama. Entah apa yang aku pikirkan saat itu, Aku bisa tidur dengan pria yang baru saja aku kenal.

*kukuruyuk*

Mentari sudah terbangun menandakan hari sudah berganti, Namun aku dikagetkan ketika aku terbangun dengan memeluk tubuh Mustakim. Tepat dibawah ketiaknya aku tertidur dengan Mustakim yang topless, Aku yang tak sadar malah mengelus-elus dada bidang Mustakim.

Karena kelakuan ku Mustakim terbangun serta melenguh lirih akibat ulahku. Entah kenapa aku malah menindih tubuhnya lalu aku melumat bibir seksinya. Cukup lama kami saling berpangutan didalam nafsu yang bangun pagi itu.

*mmmpph mmmpph mmmph*

Ketika tersadar tiba-tiba aku melepas pangutan itu dan melompat ke ujung kasur. Dengan wajah tertunduk lesu dan merasa bersalah dengan Mustakim, sekarang aku tak berani menatapnya.

"Maaf, Maaf, Aku enggak maksud aneh-aneh kok" Ucapku malu.

"Hm, Aku maafin kok Sur, Lagian kita cuma ciuman, 'Kan?" Terang Mustakim.

Tiba-tiba ada pelukan hangat dari belakang serta tonjolan aneh dari belakang. Otomatis mataku terbelalak ketika Mustakim memeluk tubuhku dengan hangat. Dia berkata bahwa dia mau jadi pengganti mantan ku yang menyakiti aku.

"Aku mau kok jadi pengganti dia, Kalau kamu mau?" Tanya Mustakim.

"Ta-Tapi, Kita baru kenal. Aku yang belum bisa" Jawabku.

"Perlahan aku akan buat kamu mau kok sama aku, Jujur aku sudah tahu hubungan kamu dengan Doddy" Ujarnya.

Mendengar perkataan tersebut sontak aku langsung memutar tubuhku serta bertanya kepadanya.

"Ha!?, Darimana kamu tau emangnya?" Tanyaku sedikit mendesak.

"Ada lah, yang pasti aku sering mergoki kalian ciuman ditaman itu. Jadi aku udah lama tau tentang kamu, tapi takdir mempertemukan kita" Terangnya.

"Oh, Jadi kamu penguntit?" Tanyaku sekali lagi.

"Duh, Penguntit?, Kamu aja ciuman ditengah taman bagaimana kau enggak tahu?" Tuturnya.

"Oh, Begitu" Ucapku malu-malu.

Pertemuan ini membuka jalan untuk aku move on dari Doddy yang membuang ku. Entah mengapa aku merasa kalau dia memang orang yang tepat, walaupun aku baru saja mengenalnya. Dari tampang dia orang yang lembut serta perhatian kepadaku. Mungkin aku akan membuka perlahan pintu hati yang sudah tertutup ini, kepada orang lain.

Bersambung ...

BATANG!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang