Hari ini Chika berjalan di koridor dengan lesu, namun saat melihat zean semangatnya kembali memuncak ia langsung berlari dan menghampiri zean
"Selamat pagi sayang" ucap Chika tersenyum pada zean
Zean hanya melirik sekilas ke Chika
"Ka Chika" panggil Christy dari belakang
"Kitty" ucap Chika langsung memeluk Christy
"Ka nanti hari Minggu bisa jalan ga? Pengen ke Gramedia sama ka chika" ucap Christy
Chika tersenyum kecut "maaf de ga bisa, aku ke gereja hari Minggu" ucap Chika
"Oh iya lupa hehe gapapa deh, emm gimana kalo selesai Kaka gereja aja? Nanti aku sama bang zean nunggu di depan ya?" Ucap Christy menatap chika berharap
"Yaudah deh" ucap chika membuat Christy senang
"De ayo ke kelas kita anter" ucap Aran merangkul Christy bersama Aldo
Zean maju selangkah pada Chika lalu menatap dingin Chika
"Jangan manfaatin Ade gue buat Deket sama gue" dingin zean lalu pergi meninggalkan Chika, zean bahkan menyenggol bahu Chika
Chika tersenyum tipis lalu berkata "buat apa gue manfaatin Ade Lo ka? Gue bisa berjuang buat Lo sendiri tanpa bantuan siapapun" ucap Chika membuat langkah zean terhenti
"Kita beda, gausah berharap lebih" balas zean lalu kembali melanjutkan langkahnya, kata kata itu membuat dada Chika sesak seketika
'bener ka, bener kata Lo, kita beda' batin Chika lalu menoleh ke belakang menatap punggung zean yang sudah menjauh darinya
"Gue bakal tetep berjuang buat Lo ka" gumam Chika tersenyum menatap punggung zean yang sudah mulai menghilang
*****
Kegiatan mpls sudah selesai, mereka juga sudah di ajak keliling sekolah untuk melihat fasilitas sekolah yang ada dll
Kini Chika tengah menikmati siang itu di rooftop sekolah
Chika memejamkan matanya"Karena nyatanya, salibku dan tasbihmu yang mengurangi jarak diantara kita, yang bahkan sampai kapanpun kita ga akan bisa bersatu. Tapi apa gue salah kalo mau memperjuangkan Lo ka? Apa sampai kapanpun kita akan tetep berjauhan?" Ucap Chika lalu membuka matanya
"Tuhan emang satu ka, kita yang ga sama tapi apa gue harus pergi? Meski gue tau cinta gue ke Lo ga akan pernah bisa pergi" lanjutnya menatap gedung gedung tinggi yang ada di sana
"Galau Lo?" Tanya seseorang saat Chika menoleh ternyata itu Dey dkk
"Eh elo ka" ucap Chika tersenyum
"Ngapain disini?" Tanya Chika
"Harusnya kita ga si yang nanya, ngapain Lo disini" ucap indah
"Ga ngapa ngapain cuma cari angin" ucap Chika kembali menatap ke depan
"Semangat, gue tau ga gampang tapi bukan berarti ga bisa kan?" Ucap Dey menepuk pundak Chika
Chika tersenyum lalu menoleh pada Dey
"Gue sama dia beda ka, udah jelas ga akan bisa bersama. Tapi gue malah nekat mencintai hamba Allah sedangkan gue tau kalo gue itu anak tuhan" ucap Chika tersenyum kecut
Dey terdiam ia tak tau harus berkata apa lagi. Karena itulah faktanya sekuat apapun Chika berusaha menggapai zean, zean tak akan pernah bisa tergapai oleh chika justru zean akan semakin jauh. Mereka berbeda, mereka berada di amin yang sama namun di iman yang berbeda.
"Masuk kelas, ga denger udah bel?" Sura dingin itu menusuk indra pendengaran mereka, membuat mereka semua menoleh.
"Gue duluan" ucap Dey menepuk nepuk bahu Chika, Chika hanya tersenyum sambil mengangguk kecil
KAMU SEDANG MEMBACA
Seamin Tak Seiman
Teenfikce"kita beneran ga bisa sama sama ya ka?" "Ga akan pernah bisa, gue ke masjid sedangkan Lo ke gereja. Kita beda" "Tapi gue bisa pindah ke agama Lo ka?" "Jangan pernah ninggalin tuhan Lo demi gue, tuhan Lo yang slalu ada buat Lo, bukan gue. Lagi pula...