Pagi harinya Chika sudah bersiap siap untuk berangkat ke sekolah namun senyumnya pudar kala melihat perdebatan antara kedua orang tuanya
"Masih pagi udah ribut aja" Chika berjalan menghampiri mereka
"Mami kamu tuh, aneh tiba tiba mau pindah agama, dia pikir agama itu mainan?"
"Aku ga main main, aku mau kita pindah agama mas"
"Sudahlah jangan ngelantur kamu, saya berangkat ke kantor dulu"
Pucho pergi meninggalkan rumah
Aya menatap suaminya itu kesal"Chik, mami mimpi buruk semalem" ucap Aya
"Cuma mimpi mih, jangan terlalu di pikirin" ucap Chika mengusap punggung Aya lembut
"Tapi mami takut kamu kenapa Napa" ucap Aya mengusap pipi chika
"Mih liat Chika sekarang, Chika gapapa kan?"
"Udah gausah di pikirin ya, Chika berangkat sekolah dulu" ucap Chika lalu pergi dari sana setelah berpamitan pada Aya.
"Mami mau pindah agama? Tapi kenapa?" Gumam Chika bingung
"Ga tau deh" Chika memasang helm full facenya lalu mengendarai motornya menuju ke sekolah
Di lampu merah Chika tak sengaja melihat motor milik zean Aran dan Aldo. Chika tersenyum melihat zean ia langsung menghentikan motornya tepat di sebelah motor zean
Chika membuka helmnya lalu menatap zean sambil tersenyum
"Hai pacar" sapa Chika sambil tersenyum
Zean melirik sekilas chika ia hanya acuh menanggapi Chika
"Kapan jadi pacar gue ka?" Tanya Chika membuat zean menoleh
"Kita beda, gausah berharap sama gue" jelas zean melajukan motornya karena lampu merah sudah berganti hijau
Melihat itu Chika langsung kembali memasang helmnya dan menjalankan motornya kembali
Chika melajukan motornya beriringan dengan zean ia tersenyum tipis saat menoleh pada zean
'mencintai Lo mungkin adalah hak gue ka, tapi untuk memiliki Lo itu cuma mimpi buat gue' batin Chika menatap zean
"Kalo naik motor itu fokus ke jalan bukan ke zean" ucap Aran membuat Chika tersadar dari lamunannya
"Sirik aja Lo" ucap Chika sinis
"Di kasih tau batu, dasar cegil" ucap Aldo
"Berisik Lo jamet" ucap Chika menambah kecepatan motornya. Kini motor Chika melesat jauh dari pandangan mata zean, melihat itu zean juga ikut menambah kecepatan motornya.
Sesampainya di sekolah chia langsung pergi ke toilet untuk mengganti celananya dengan rok sekolahnya
"Kenapa sayang?" Tanya Chika saat tangannya di tahan oleh zean
Zean hanya diam sambil terus menatap wajah chika tangannya terangkat untuk merapikan rambut Chika, perhatian itu tentu saja membuat chika salah tingkah
"Emang cuaca hari ini sepanas itu ya? Sampe bisa bikin pipi Lo merah kaya gitu?" Tanya zean dingin namun berhasil membuat Chika malu Chika mengigit bibir kedalam
'apa si lucu banget mas mas eskrim satu ini' batin Chika mantap zean
"Gue mau ke toilet dulu bye" ucap Chika berlari meninggalkan zean
Zean tersenyum tipis sangat tipis nyaris tak terlihat.
"Berani banget dia deketin zean" ucap fiony kesal
KAMU SEDANG MEMBACA
Seamin Tak Seiman
Teen Fiction"kita beneran ga bisa sama sama ya ka?" "Ga akan pernah bisa, gue ke masjid sedangkan Lo ke gereja. Kita beda" "Tapi gue bisa pindah ke agama Lo ka?" "Jangan pernah ninggalin tuhan Lo demi gue, tuhan Lo yang slalu ada buat Lo, bukan gue. Lagi pula...