Kalian terlalu ugal-ugalan buat gue yang super kalem, hm ☺
Happy Reading and enjoying 🤙
***
Manusia apa yang memanusiakan manusia? Selintas hal itu adalah karangan kalimat yang bercokol di fikiran Kayra.
Ada perbedaan apa yang harus merentangkan jarak jika semisal kan ia adalah si miskin maupun si kaya? Semua sama saja sebenarnya. Sama-sama manusia, sama-sama makan nasi, sama-sama bernafas masih menggunakan perantara dari Tuhan.
Gadis itu mengehela nafas, tidak baik jika ia harus lama-lama menangis mearatapi nasibnya disini sekarang. Orang-orang bahkan melihat nya dengan pandangan yang tidak karu-karuan. Tidak ada yang membantunya sama sekali. Gadis itu harus kuat dengan pijakan nya sendiri.
Kayra berjalan menajuhi butik. Ia harus segera mengantarkan barang-barang belanjaan kekasih milik Gabriel ke apartemen laki-laki itu. Namun, agaknya Kayra terlalu takut untuk menemui muka keduanya sekarang.
Takut kejadian di butik tadi terulang kembali.
Dadanya berdenyut sakit.
Jika saja Kayra berani..
Jika saja Kayra kuat..
Jika saja Kayra mampu..
Kayra pastikan akan lebih memilih melakukan itu semua ketimbang harus menurut pada perintah Gabriel yang selalu memaksa nya melakukan ini dan itu.
Gadis itu memilih untuk menjauh sedikit sekarang malam ini dari radar Gabriel. Ia tidak akan pulang menunju apartemen laki-laki itu. Kayra akan pulang ke kos-kosan nya yang sudah seminggu ini ia tinggalkan.
Belanjaan milik Helena ia kirimkan lewat gosend saja.
Gadis dengan tubuh ringkih tersebut melangkah keluar dari pusat perbelanjaan. Ia menatap langit yang sekarang sedang mendung.
Tuhan aku inginkan hujan jatuh sekarang.
Seperti terkabulkan suara hati kecil tersebut. Rintik-rintik kecil dari rinai hujan meluruh satu demi satu ke bumi.
Bersaaman dengan senyum kecil gadis itu yang langsung mengembang seketika.
***
"Sayang hujan!" pekik heboh Helena yang duduk di samping Gabriel yang sedang mengemudi.
"Syukur deh kalau begitu. Biar Jakarta gak kepanasan terus hawanya." jawab Gabriel sekenanya. Entah mengapa perasaan laki-laki memikirkan Kayra yang ia tinggal di mall barusan.
Gejolak di dadanya aneh. Laki-laki itu berusaha menepis nya, namun perasaan yang tidak ingin Gabriel akui itu kenapa harus menggerogoti semakin dalam.
"Mandi hujan, yuk!" Helena sigap menarik satu Gabriel yang sedang memegang kemudian stir.
Gabriel menggeleng, menolaknya. "Gak sayangku. Kamu bisa sakit nanti."
"Ish! Kamu mah begitu." bibir Helena mengerucut sebal sebab tidak di izinkan.
"Pilih mandi hujan atau kita pergi ke restoran bintang lima sekarang? Enak kayaknya kalau makan seafood dingin-dingin begini."
Helena mengangguk sangat setuju, "Gitu dong! Baru sayangnya aku ini." gadis itu mendekap lengan Gabriel. Sesekali menciumi punggung tangan nya.
Sial! Kenapa juga ia harus memikirkan Kayra, lagi?
Bodoh! Dirinya sangat bodoh sekarang!
***
Hujan itu identik dengan air. Dan air adalah sumber kehidupan. Dan kehidupan itu sendiri yang memberi akses jalan hidup manusia sampai sekarang.
Kayra suka hujan.
![](https://img.wattpad.com/cover/353442246-288-k290542.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Benefit
RomanceKonten Dewasa 21+ BOCIL DILARANG MENDEKAT!! DOSA TANGGUNG SENDIRI KALO MASIH MAU NYEKROL SAMPE BAWAH :D Hubungan kita hanya sebatas kontrak--antara tuan dan pelayan pemuas nafsu. Perasaan ini salah jika ingin berlabuh pada tempat yang ku inginkan...