ke 2

245 42 2
                                    

Apakah Lim adalah orang yang jahat makanya Rosie ingin mengantar Jennie Pulang. Seperti saat waktu itu Rosie menolongnya.

“Ayok” Rosie menarik paksa tangan Jennie

Sedangkan Lim mendengus sebal lalu menyalakan motor nya dan meninggalkan mereka.

“tunggu, akukan belum mengatakan apapun” ucap Jennie sambil melepaskan tangan nya dari genggaman Rosie “dan bahkan kita belum mengenal” lanjutnya

Rosie diam memperhatikan wajah Jennie. Gadis ini cantik, rambut nya Panjang hitam, hidungnya mungil, pipinya seperti mandu sangat imut, tapi lihat matanya, tajam seperti kaucing.

Jennie menimbang-nimbang ingin menanyakan sesuatu atau tidak, tapi dari pada tidak sama sekali.

“eumm.. Apakah Sunbae mengingatku?” tanya nya sedikit ragu.

Rosie menaikan alisnya, dan itu sangat menyebalkan dimata Jennie. Harusnya ia berpura-pura tidak mengenal saja pikirnya.

“yasudah aku pulang sendiri saja. Aku tidak terbiasa diantar oleh orang yang tidak aku kenal” ucap Jennie langsung berbalik menniggalkan Rosie.

Tanpa di sadari Jennie, Rosie melengkungkan garis bibrnya. Membentuk senyuman yang manis.

Lalu Rosie berbalik Kembali ke kampus karena masih ada yang ingin dia selesaikan.

Nah pertanyaannya, kenapa Rosie ingin mengantarnya pulang sedangkan masih ada urusan di kampus?

__________

“baiklah.. sekian dari kelas saya, sampai bertemu di minggu depan” ucap dosen pengajar di kampus Jennie

Kelaspun berakhir. Jennie membereskan barang-barangnya ingin bergegas pulang. Tubuhnya terasa sakit, mungkin karena Lelah karena seharian duduk.

Ia melihat jam melingkar di pergelangan tangannya, ah sudah pukul 05:10 PM. Pantas saja matahari sudah mulai tenggelam

“hei..” sapa pria disebelah Jennie namun masih tidak di hiraukannya, ia melanjutkan Langkah kakinya

Pria itu menyododorkan hadiah kecil berupa Gelang “aku rasa, sudah tidak terlalu asing. Maka ayo kita berteman” bujuk pria itu tidak lain adalah Lim.

Sudah seminggu Lim tanpa patah semangat setiap kali bertemu dengan Jennie selalu memaksakan diri untuk menjadi temannya. Ia tidak menyerah sama sekali.

Jennie memberhentikan langkahnya, memutar tumit kakinya menghadap kea rah Lim yang tanpa sadar Lim mundur selangkah akibat terkejut.

“kamu ingin berteman denganku Lim?” tanya Jennie yang di jawab anggukan antusias oleh Lim

“baik. Tapi dalam pertemanan ku ada aturannya. Apakah kamu sanggup memenuhinya?”

Lim tampak berfikir lalu “tentu” jawabnya

“oke! Aturan pertama dalam pertemanan tidak semua akan menjadi urusan mu dan bahkan ada kalanya kamu berpura-pura tidak tau, siap?”

“sebentar, bukankah dalam pertemanan harus saling berbagi?”

“tidak semua. Maksudku. Eum.. ini aturanku mengerti?”

“oke deal, lanjutkan” balas Lim

“jika kita berteman kamu tidak boleh menanyakan apapun padaku. Kecuali…” Jennie menggantungkan ucapannya membuat dada Lim ketar ketir menunggu kelanjutannya

Jennie mengigit bibir bawahnya lalu menghela napas “kecuali aku yang menceritakannya padamu” lanjut Jennie

Senyum Lim mengembang lalu menyetujui permintaan Jennie.

“oke Jen, siapa namamu?”

Jennie tertawa “kamu sudah tau namaku Lim”

“kita mulai dari awal?”

“tapi kamu sudah menyebut hurup akhir nama ku”

“iya okelah, ayok sekarang kita berteman” ucap Lim tersenyum seraya mngulurkan kelingking tangannya yang lalu di sambut oleh Jennie.

“ya.. teman” Ucap Jennie, senyum nya pun turut mengembang.

“sebagai teman yang baik, ayok aku antar pulang” ajak Lim namun jennie menggeleng

Jennie berkata dia bisa pulang sendiri dan lain kali saja.

Selepas itu, Lim pergi meniggalkan Jennie dan Jennie mulai berjalan menuju halte.

Sudah sekitar 20 menit Jennie berdiri di halte namun bus tidak kunjung tiba. Sedangkan langit mulai menghitam, ia pun berinisiatif berjalan sambil mencari taksi saja.

Tidak lama ia berjalan, hujan perlahan turun membasahi bumi, Jennie tersenyum Bahagia, akhirnya hujan turun katanya, karena ia mencintai hujan.

Namun sepertinya mandi hujan di saat seperti ini sangat tidak tepat. Kepala Jennie mulai pusing. Karena dia melupakan Makan sejak pagi.

Dingin terasa menusuk ke tulang jennie rasakan, angin berhembus sangat menusuk, dia duduk di kursi taman yang basah sendirian harena derasnya hujan.

Dia memeluk lengannya sendiri dengan erat untuk sedikit menghilangkan hawa dingin yang menusuk tulang

Akhirnya dia bangun untuk memilih berteduh saja, meski dia suka hujan tapi tetap saja, kadang apa yang kita sukai bisa saja melukai.

Tubuhnya mulai limbung, dan terjatuh, tapi seketika tubuhnya di tangkap oleh lengan milik seorang Pria.

“Rosie Sunbae..” gumam Jennie sebelum akhirnya tidak sadarkan diri.

_______

Jennie mengerjapkan matanya, sayup-sayup matanya perlahan terbuka melilhat sekeliling seperti di sebuah kamar, nuansa hitam abu-abu terpampang jelas di penglihatannya.

“Tunggu.. aku ada dimana?” dia mulai panik

“kamu sudah sadar?” tanya seorang pria yang masuk kedalam sambil membawa nampan dengan semangkuk bubur dan air putih, dia adalah Rosie.

“kamu bingung ya?” tanya Rosie lalu meletakan nampan di atas nakas lalu menarik kursi agar duduk dihadapan Jennie.

“tadi kamu pingsan jadi aku-“

“jam berapa sekarang?” Tanya Jennie memotong pertkataan Rosie

Jennie panik seakan sadar akan sesuatu, dia membuka selimut yang menutupi tubuhnya.

“jadi aku-“ ucap Rosie yang Kembali gagal akibat teriakan Jennie.

“aaaaaa… baju aku siapa yang gantiin?!!” Teriaknya Histeris

.
.
.
.
.
Tbc

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pilihan JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang