G.T | Prolog

17.5K 594 7
                                    

Yuhuuu, aku menyapa kalian dengan prolog baru. Yup, ini cerita Mas Athar 🤩 hayo tebak, doi di couplein sama siapa 🤭

Pokoknya simpan dulu aja deh di perpus, nanti kalau udah kelar ngetik, baru deh aku up2 di WP seperti biasa. Dan aku juga usahin sekalian repost cerita Prabu Kinan biar bisa flashback ❤️

Extra Part Garis Takdir hanya tersedia di Karya Karsa ya..

Harga Extra Part Rp 10.000,-

Jangan lupa vote & komen ..

***

Prolog

***

Bugh.

Satu tinjuan melayang ke wajah Athar hingga nyaris membuat pria itu tersungkur. Namun untungnya Athar masih memiliki keseimbangan yang baik.

"BERHENTI MENDEKATI ADIK SAYA! PERLU BERAPA KALI SAYA KATAKAN?!"

Bahkan di tengah rasa sakit, Athar masih berusaha memberikan senyuman untuk sosok jelita yang disembunyikan di belakang tubuh pria 35 tahun dihadapannya.

"Kami saling mencintai. Apa salahnya jika kami memilih untuk bersama?"

"SALAH! SUDAH JELAS SALAH." Seru pria itu yang tak juga membuat Athar gentar.

"Dimana letak salahnya, Bapak Endra terhormat? Saya bisa menjamin kehidupan adik Bapak dengan baik."

"Cih, hanya pelayan cafe dan penyanyi rendahan, bisa apa kamu? Urus saja hidup kamu sendiri sebelum bergaya menghidupi anak orang. Apalagi kamu memiliki ibu dan adik yang harus dinafkahi. Tolong jauhi adik saya, karena dia pantas mendapatkan laki-laki yang jauh lebih baik dari kamu."

Athar menahan diri untuk tidak meluapkan emosi meski kedua tangannya sudah mengepal kuat disisi tubuh.

"Mas Endra cukup! Nggak seharusnya Mas ngatain Athar seperti itu."

Endra berdecak dengan sorot tajamnya.

"Masuk ke dalam sekarang dan persiapkan diri kamu. Sebentar lagi keluarga Fikram akan datang."

"Mas! Sampai kapan Mas ngerti sih, aku nggak mau dijodohin sama siapapun termasuk Mas Fikram. Aku udah punya laki-laki pilihanku sendiri."

Endra berdecak mendengar perkataan adiknya.

"Tidak ada yang bisa diandalkan dari laki-laki seperti dia!" Menunjuk Athar dengan sorot tajam. "Berbeda dengan Fikram yang sudah mapan dan sukses."

"Aku nggak mau nikah sama Mas Fikram, Mas. Aku cuma cinta sama Athar."

Melihat adiknya yang tiba-tiba berlari menghampiri pria dihadapannya, Endra pun langsung naik pitam.

"Masuk sekarang Nadin!"

"Nggak. Aku cuma mau sama Athar."

"Masuk atau kamu ingin melihat laki-laki yang kamu cintai ini babak belur!"

"Mas."

"MASUK SEKARANG JUGA NADIN!"

Athar memberi anggukan kepala bersama senyum menenangkan.

"Turuti perkataan Kakak kamu, Nad. Kamu tenang saja, aku pasti kesini lagi buat nemuin kamu."

"Cih, jangan berharap kamu bisa menginjakkan kaki di rumah saya lagi! Pergi sekarang juga!"

Athar kembali memberi anggukan ketika pria itu dapati tatapan sendu kekasih yang telah menemaninya selama enam tahun terakhir.

"Jangan pukul Athar lagi, Mas." Pesan Nadin sebelum melenggang masuk ke dalam rumah. Meninggalkan Athar yang masih bisa memberinya senyuman lebar sambil melambaikan tangan.

"Jangan pernah kembali kesini dan silakan tinggalkan adik saya."

"Saya akan pergi, tapi bukan berarti saya akan meninggalkan Nadin."

"KAMU--"

"Silakan pukul saya sesuka hati. Asal setelah ini Mas Endra berhenti mengekang Nadin dan biarkan dia memilih kebahagiaannya sendiri."

Endra menurunkan tangan yang sudah bersiap untuk menghajar pria dihadapannya.

"Pergilah. Dan ingat! Jangan pernah kembali. Karena perkataan saya bukan sekadar ancaman belaka." Ucapnya sembari berlalu ke dalam.

BRAK!!

Athar memejamkan mata dengan kedua tangan mengepal disisi tubuh.

Tidak akan dia biarkan Nadin bersanding bersama pria lain. Apapun yang terjadi, akan dia buat kisah mereka berakhir dengan bahagia.

Namun sayangnya Athar lupa bahwa tidak selamanya takdir berjalan sesuai harapan. Ada kalanya kita akan tertampar oleh kenyataan yang menyakitkan.

***

GARIS TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang