Bab 16 - Jingyu Hilang!

439 52 13
                                    

Malam hari telah tiba dengan bulan sabit dan bintang-bintang yang bertaburan di atas langit, Jisoo dan paman Junho masih mencari keberadaan Jingyu hingga saat ini.

Jisoo semakin khawatir dengan keadaan anaknya yang tidak kunjung bertemu. Ia sudah mencari di sekolah, teman kelas Jingyu, dan juga taman bermain dekat sekolahnya. Tapi anak itu tidak juga dapat ditemukan.

"Paman bagaimana ini?" ucap Jisoo dengan khawatir dan tubuhnya gemetaran.

"Nona jangan khawatir polisi juga akan mencari Jingyu." ucap paman Junho memenangkan majikan mudanya itu.

Paman Junho juga sangat khawatir pada anak kecil yang sudah dia anggap cucunya sendiri itu tak kuncung ketemu. Mereka bahkan sudah menelepon polisi dan melaporkan jika Jingyu hilang. Dan polisi juga masih mencari Jingyu.

Tiba-tiba ada sebuah panggilan masuk dari ponsel Jisoo.

"Halo pak polisi bagaimana anak saya?"

"Begini nyonya Kim, seseorang bibi melihat anakmu dibawa oleh mobil ke gedung yang belum selesai di bangun di jalan Gukhoe."

Jisoo terkejut mendengar ucapan pak polisi itu, siapa sebenarnya yang membawa anaknya ke lokasi itu?

"Lalu anak saya masih disanakan?"

"Menurut bibi itu dia tidak ada disana, bahkan mereka dan seorang wanita pergi meninggalkan anak anda nyonya."

"I-itu artinya Jingyu pergi tidak tahu kemana?"

"Iya lebih kurang seperti itu, tapi anda tidak usah khawatir nyonya. Kami akan terus mencari anak anda disekitar sini."

Jisoo mengangguk. "Baiklah pak, saya akan segera kesana."

Jisoo menutup teleponnya. Ia mulai panik dan matanya berkaca-kaca.

"Paman kita harus pergi ke jalan Gukhoe sekarang."

Paman Junho mengangguk dan langsung cepat menuju mobil, diikuti oleh Jisoo yang dibelakangnya.

----

Disisi lain Jingyu berjalan lemah di sepanjang jalan dengan keadaan lapar dan haus. Di jalan itu sedikit ramai dan juga banyak lampu-lampu jalan yang menerangi jalan-jalan itu. Jingyu lapar. Sebenarnya uang jajannya masih ada, namun dia ragu untuk menggunakannya.

"Ibu... Ibu..." ucap Jingyu dengan nada lemah dan pelan sambil berjalan menyusuri trotoar.

Tak berapa lama kemudian muncullah sebuah mobil mewah yang berhenti setelah melewati Jingyu. Turunlah seorang wanita paruh bayah yang masih terlihat cantik.

"Nak, kau kenapa malam-malam disini?" tanya wanita itu yang membuat Jingyu bingung.

"A-aku tersesat."

"Oh kau tersesat, tapi kau tidak perlu takut pada nenek ya." ucap wanita itu dengan senyuman lembutnya.

Jingyu mengangguk.

"Namamu siapa?" tanya wanita itu lagi.

"A-aku Kim Jingyu." ucap Jingyu yang gemetar karena lapar.

"Nama yang bagus, dan kau mirip sekali dengan putraku." ucap wanita itu.

Jingyu terdiam sejenak.

"Sebenarnya aku habis diculik tadi, tapi wanita jahat itu meninggalkanku sendirian digedung sana." ucap Jingyu sambil menunjuk salah satu jalan yang dia lewati.

"Oh begitu, kau tahu siapa yang menculikmu?" tanya wanita itu.

Jingyu mengangguk lagi. "Dia bibi Mira, dia bilang aku dan ibuku menganggu rumah tangganya. Padahal kata bibi Rose wanita itu yang membuat ibu dan ayahku berpisah."

"Ohya, siapa ayahmu dan ibuku?" tanya wanita itu lagi.

"Ibuku itu Kim Jisoo dan ayahku Kim Se–"

Sebelum Jingyu menjawab, mobil polisi dan mobil Jisoo datang menghampiri mereka.

"Jingyu!" teriak Jisoo yang langsung turun dari mobil saat melihat anak kesayangannya.

"Nyonya besar Kim, kenapa anda disini?" tanya polisi yang mengetahui siapa wanita paruh bayah yang bersama Jingyu.

"Aku baru saja tiba di korea, lalu aku bertemu Jingyu di jalan dengan keadaan lemah. Jadi aku berhenti dan bermaksud ingin membawanya." ucap nyonya besar Kim.

Jisoo membungkuk hormat sebagai rasa berterima kasih.

"Terima kasih nyonya besar Kim, maaf membuat anda hampir harus melakukan itu."

"Tidak apa-apa Jisoo, anakmu adalah anak yang cerdas dan baik sekali." ucap nyonya besar Kim seraya mengelus surai hitam Jingyu.

Jingyu tersenyum dan memberi hormat kepada nyonya Kim.

"Ohya dia bilang, dia diculik oleh Kim Mira. Apakah kau punya hubungan dengan Mira menantuku?"

Jisoo tertegun mendengarnya, ia juga terkejut mendengar siapa yang menculik Jingyu.

"S-saya dan Mira tidak saling kenal, tapi saya dan suaminya nona Kim adalah rekan bisnis." jelas Jisoo sedikit gugup.

Nyonya besar Kim mengangguk paham.

"Baiklah kalau begitu, saya pergi dulu." Nyonya besar Kim tersenyum ke arah Jingyu. "Nenek harap bisa bertemu denganmu lagi ya."

"Hm." ucap Jingyu sambil mengangguk dan tersenyum manis.

Setelah nyonya Kim pergi, Jisoo dan Jingyu berterima kasih pada polisi. Kemudian Jisoo dan Jingyu pergi kembali ke rumah setelah hari yang panjang.

"Jung Mira, jika kau ingin bermain kotor maka akan aku balas permainanmu itu." ucap Jisoo dalam hatinya.

----

Di dalam mobil nyonya besar Kim. Wanita itu tampak bingung sekaligus heran dengan ucapan yang keluar dari anak lelaki tadi.

"Ada apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Mira melakukan ini pada anak yang berusia tujuh tahun itu?" ucap nyonya besar Kim bertanya-tanya.

"Apa jangan-jangan wanita itu memiliki hubungan dengan anakku?" sambung nyonya besar Kim yang masih penasaran.

"Nyonya kenapa anda tidak bertanya pada tuan Seokjin saja?" ucap sopir yang mendengar keluh kesah nyonya besar Kim itu.

Nyonya Kim berpikir sejenak.

"Itu tidak buruk, lebih baik aku bertanya pada Seokjin. Jika aku bertanya pada Mira dia pasti akan menjawab dengan jawaban berbeda." ucap nyonya besar Kim yang sudah melangkah satu kali ke depan untuk rasa penasarannya.

•••
BERSAMBUNG
•••

Mana nih yang pada nungguin?

Kira-kira nyonya besar Kim berpihak ke yang mana nih?

btw terima kasih buat kalian yamg udah buat story ini #1 Jinsoo!!!

Love you guys!!

and don't forget to vote and comment!!

see you

-iam-bjy-

Retrouvailles [M] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang