The Orlando's

279 19 0
                                    

♛┈⛧┈┈•༶༶•┈┈⛧┈♛°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♛┈⛧┈┈•༶༶•┈┈⛧┈♛
°

°

°

"Pa, bukankah ini keterlaluan?" Tristan, putra bungsu keluarga bangsawan Orlando itu memulai protesnya setelah berusaha menahan diri sejak beberapa saat lalu. Dia pikir, sang ayah sudah bicara terlalu jauh.

Namuel yang sejak tadi sama jengah nya hanya bisa terdiam. Mungkin, dibanding sang adik, pria yang lebih tua dua tahun itu lebih bisa mengerti dengan apa yang telah ayah mereka sampaikan di tengah meja makan malam ini.

"Tristan, dengarkan ayahmu dulu, nak?" Pinta satu-satunya wanita yang berada di sana, Athena sang nyonya rumah. Bagaimanapun, Athena tidak bisa membiarkan acara makan malam keluarga mereka yang sudah sangat jarang terjadi ini berakhir dengan sebuah perdebatan yang seharusnya masih bisa diminimalisir.

"Ma, tapi papa benar-benar keterlaluan. Kenapa harus membahas perjodohan sekarang? Aku benar-benar tidak bisa menjalani hidup yang seperti ini!"

"Tristan! Perhatikan nada bicaramu pada mama!" Sang kepala keluarga memperingati, tak apa berdebat denganya, asal jangan bicara dengan begitu tak sopan pada satu-satunya wanita di keluarga mereka. Jonathan mencintai dan begitu menghargai istrinya, dan dia ingin anak-anaknya juga melakukan hal yang sama.

Tristan mendesah, menahan gejolak emosinya seorang diri. Dia menoleh pada putra tertua yang nampak santai saja menyantap makan malamnya. Entah mengapa melihat hal itu membuat Tristan semakin marah. Apa hanya dia yang marah di sini? "Kak! Katakan sesuatu! Apa kau akan terus diam dan membiarkan papa menjodohkan mu dengan orang yang tidak kau sukai? Bahkan tidak kau kenal?!" Kini Tristan nampak menumpahkan kekesalannya pada sang kakak. Dia ingin kakaknya juga sama marahnya seperti dia, atau lebih marah, jika perlu.

"Toh, pada akhirnya kita akan tetap menikah juga." Di luar perkiraan Tristan, kakaknya menjawab terlalu santai dan nampak tak keberatan dengan tradisi kolot para bangsawan yang seperti ini. Pria dua puluh sembilan tahun itu bahkan tak menatap sang adik saat memberikan jawabannya.

"Hah! Orang-orang di keluarga ini sudah gila!"

"Tristan Edmund!" Peringatan kedua Jonathan mengudara.

Tristan sudah muak, dia bangkit dari kursinya dan berlalu pergi dengan langkah cepat penuh amarah, buru-buru menjauh dari meja makan.

"TRISTAN EDMUND ORLANDO!" Peringatan ketiga dari sang kepala keluarga pun tetap diabaikan, Tristan telah sepenuhnya menghilang dari pandangan.

Athena menghela nafas, nafsu makannya sudah menguap hilang. Alat makannya diletakkan kembali ke sisi piring dan wanita itu kini menatap suaminya penuh protes. "Sudah ku bilang untuk tidak membahas hal itu sekarang." Ucap Athena pada suaminya dengan sedikit kesal. Tentu saja Athena sudah memperkirakan reaksi ini dan berulang kali memperingati Jonathan soal anak bungsu mereka. Tristan benar-benar tidak suka kehidupan pribadinya dicampuri seenaknya, sekalipun itu oleh orang tua atau keluarganya. Harus dilakukan pendekatan dan pemberian pengertian khusus agar pria yang paling muda di keluarga Orlando itu mau mengerti.

Noblesse [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang