Happy Reading
"kamu dikasih tau nurut!! Kalo sampe ini gagal, jangan harap umur kamu panjang!!"
"Kenapa harus aku, pah"
"Jangan banyak bicara!! Lakuin apa yang papah perintah!!"
Setelah kepergian sang papah, anak gadis itu pergi meninggalkan rumah. Sedangkan di lain sisi, Ara dengan seragam setengah keluar bersama Amanda berjalan menyusuri lorong mencari mangsa untuk dijadikan tumbal oleh nya
"Waahh pas banget gue lagi laper. Eh penjual kue nya dateng" gumam Amanda
Amanda berlari kecil menghampiri penjual kue "eehh satu dong, laper nih gue" pinta nya
Penjual kue itu kaget akan permintaan Amanda, karena tak ada pergerakan dari sang penjual. Amanda mengambil beberapa kue dari keranjang bawaan penjual itu
"Makasih ya, semoga rezeki lo lancar" ucap Amanda setelah mengambil dua kue tanpa membayar nya
Kepergian Amanda tak luput dari mata seseorang , siapa lagi kalo bukan Ara. Dia yang awalnya berhenti, kini mulai berjalan lagi dan menghampiri penjual kue yang tak jauh darinya "berapa uang nya"
Penjual kue itu terkejut akan kedatangan Ara yang tiba-tiba "e-eehh"
Ara tersenyum tipis "tadi temen gue, dua kue berapa ?" Tanya nya lagi
"Eee sepuluh ribu, kak"
Dengan begitu, Ara langsung merogoh saku dan memberikan uang dua puluh ribu pada penjual tsb "gue ambil dua lagi ya"
"Iy-iya kak, terimakasih" balas Chika sembari tersenyum
Melihat senyuman itu, tanpa di sadari bibir Ara ikut mengambang bahkan sangat lebar. Tak hanya itu, sudah kalian ketahui mata sipitnya itu pasti juga ikut tersenyum
"WOOII RA !!"
Suara keras itu langsung menetralkan wajah manis Ara, dia bersikap tegas dan acuh "apa"
"Wiihh beli roti lo"
"Apaan sih" Ara meninggalkan Adel dan Gita yang baru saja datang menghampiri nya
"Eh, lo yang kemaren kan? Btw nama lo siapa?" Tanya Adel
"Aku Chika, kak" balas Chika, karena dia sadar nametag nya tertutup rambut
"Ohh Chika, kenalin gue Adel"
"Gue Gita" sambung Gita sembari tersenyum
Chika tersenyum malu melihat Adel dan juga Gita tersenyum manis kearah nya
"Lo kelas 11 apa, Chik ?" Tanya Gita
"11 IPS 1 kak"
Gita manggut-manggut, berlalu meninggalkan Adel dan juga Chika
"Mau gue bantu jualan ga" tawar Adel, ntah gimana ceritanya Adel bisa se-friendly itu
"Enggak perlu kak, aku bisa sendiri kok" tolak Chika dengan halus
"Udah gapapa, sini gue bantuin" Adel merebut keranjang dari tangan Chika yang berisikan kue itu
"Ayo kita keliling sekolah mumpung masih pagi" ajak Adel, dia berjalan yang di belakang nya di ikuti Chika
"KUE KUE, KUE NYA GUUYYSS ...." teriak Adel
Sewaktu mereka melewati kelas 12 IPS 1, yang dimana itu kelas Adel. Tiba-tiba muncul tiga manusia yang ntah datang dari mana
"Loh Adel, kok kamu bawa keranjang. Isinya apa?" Tanya salah satu manusia itu
Melihat dan mendengar itu, terlihat wajah Adel menjadi masam. Bisa di artikan dia tidak nyaman dengan kedatangan ketiga manusia itu
"Eh bentar deh" salah satu lagi dari mereka menghampiri Chika yang berdiri di belakang Adel
"Elo yang jualan kue busuk itu kan?"
"Ha, siapa Jess?"
"Itu loh Shel, anak kelas 11 yang jualan kue busuk"
"Oooohhh jadi elo, kok gue baru lihat ya"
"Adel mulu sih yang lo tau, makanya gak tau dia. lagian dia juga gak terkenal di sekolah ini, dasar cupu!"
"Adel sayang, ini keranjang isinya apa"
"Kue, kalo gak beli minggir!" balas Adel dengan ketus
"Iiihh bebeb Adel kok gitu siihhh"
Alis Adel mengernyit "apaan sih Shel, gak jelas lo" lanjut dia berjalan sambil menarik tangan Chika
Di sepanjang lorong Adel terdiam, mood yang sedari pagi sudah tertata rapi tiba-tiba hancur setelah kedatangan manusia manusia itu
"kita lanjut nanti ya" ucap Adel setelah mendudukkan bokong nya di kursi panjang
"Iy-iya kak"
Adel mendongak "sini duduk, mau sampe nanti lo berdiri terus"
akhirnya Chika duduk di sebelah kakak kelas nya itu
"Tadi itu namanya Ashel, yang nyamperin lo namanya Jessi dan yang satunya lagi namanya Marsha. Bisa di bilang dia lebih pendiem di banding dua lain nya" jelas Adel, Chika yang langsung mengerti hanya manggut-manggut
"Yang kak Ashel itu pacar nya kak adel?" Tanya Chika dengan hati-hati
Adel menghela nafas berat "dia fans berat gue" singkat nya
Jawaban itu sudah jelas, bahkan Chika langsung percaya. Bagaimana tidak, Adel di sini terlihat paling mencolok dibanding sahabat-sahabat nya. di mata Chika sendiri Adel se-royal dan sebaik itu
^kriiiiiing kriiiiiing ......^
"Kita lanjut jam istirahat, gue ke kelas dulu" Adel beranjak dan berlari kecil menuju ke kelas nya. Sedangkan Chika masih terduduk di sana dengan perasaan campur aduk, jujur dia takut. Apa maksud kakak kelas nya yang tiba-tiba membantu jualan dan bersikap baik pada nya
Terimakasih , tinggalkan komen dan vote ya 👊
KAMU SEDANG MEMBACA
why i'm?
Teen Fictionseorang penjual kue dengan segala lukanya. hingga dia bertemu dan berhubungan dekat dengan kakak kelasnya yang menimbulkan ketidak sukaan para manusia lain nya