Happy Reading
isak tangis ketiga bocah itu masih terus terdengar, suster yang berjaga sampai menggeleng-gelengkan kepalanya "dek, kalian sudah menghubungi keluarga temen adek belum. soalnya ini mau di tangani lebih lanjut dan harus mendapat persetujuan dari keluarga nya"
"udah sus, tapi..."
"saya orang tuanya, segera lakukan yang terbaik untuk anak saya"
mereka semua menoleh menatap seorang laki-laki paruh baya mengenakan sweater abu serta tongkat tergenggam di tangan nya
"baik, bisa langsung ke ruangan dokter pak. mari saya antar" ucap suster menunjukkan ruangan dokter
"dia siapa ra" tanya Amanda
"gak tau"
"kayaknya Adel gak punya keluarga macam begitu deh" saut Gita
"kakeknya?" tanya Amanda
"bukan, kakeknya Adel udah gak ada. gak mungkin hidup lagi kan"
mereka bertanya-tanya siapa kakek-kakek itu dan, kemana orang tua Adel
pagi hari ini ke-tiga bocah itu izin tidak masuk sekolah, mereka juga membuatkan alasan untuk Adel tidak masuk sekolah. tadi mereka sudah menghubungi keluarga Adel dari semalam bahkan sedari mereka masih di tempat TKP tetapi hingga sekarang keluarga Adel tidak kunjung datang
"lo pada balik aja, biar gue di sini" ucap Gita
"gini aja, gue ke rumah Adel buat ngasih tau orang tuanya lagi terus balik ke sini. dan lo man, lo balik aja istirahat. ntar siang lo kesini lagi, kita gantian" terang Ara
Amanda mengangguk "yaudah, nanti siang gue kesini lagi"
"gue duluan git, kalo orang tua Adel kesini pas gue perjalanan ke sana langsung hubungin yaa"
"oke, kalian hati-hati"
mereka pun berpencar, dengan begitu ara langsung mengendarai motor nya menuju rumah Adel. sebenarnya masih banyak pertanyaan di benaknya tetapi dia singkirkan, sekarang yang terpenting sahabat nya itu selamat dan segera di tangani
🌍
"hmm kak Adel mana ya" Chika celingak-celinguk di depan kelas mencari keberadaan Adel, biasanya jam istirahat Adel akan menghampiri dan menunggu nya di depan kelas. tetapi siang ini di tunggu punya tunggu Adel tidak juga muncul
"aku samperin ke kelasnya aja deh, siapa tau belum keluar" perlahan Chika berjalan menuju kelas Adel yang berada di lantai tiga
sorot matanya tertuju pada tulisan '12 IPS 1', tetapi hendak melangkah tetiba dia teringat akan nama 'ashel yang terlintas di benaknya "aku nggak mau kejadian kemaren terulang lagi, mending aku langsung ke bawah"
akhirnya Chika mengurungkan niatnya pergi ke kelas Adel, malahan dia langsung turun ke lantai dasar untuk jualan. tak terasa sebentar lagi bel masuk akan berbunyi, Chika teringat akan adeknya yang katanya ingin dateng ke sekolah
KAMU SEDANG MEMBACA
why i'm?
Teen Fictionseorang penjual kue dengan segala lukanya. hingga dia bertemu dan berhubungan dekat dengan kakak kelasnya yang menimbulkan ketidak sukaan para manusia lain nya