Dàjiā hǎo. Selamat datang di cerita Askara, utamakan vote kalau mau bacaa!
Untuk para pembaca lama, aku saranin agar baca dari awal supaya nyambung. Karena aku sudah merombak alur cerita Askaravela, jadi pasti beda dengan yang sebelumnya.
Selamat membaca dan semoga suka🩰🩰🩰💗
3. TENTANG DIA.
"Hujan menjadi begitu menyenangkan, saat bersama kamu."
"Lo senang kan, kita berdua terjebak di sebuah lelucon perjodohan ini," ungkap Avela dengan suara bergetar
Askara tidak menjawab, namun ia langsung menggendong perempuan itu ala bridal style dan membiarkan hujan ikut mengenai tubuhnya. Beberapa kali Avela melakukan perlawanan agar bisa terlepas dari Askara. Tapi usaha itu sia-sia saja, karena Askara jauh lebih kuat dibandingkan dirinya
"ASKARA LEPASIN GUE!" teriak Avela berulang kali
Laki-laki berjaket hitam itu membawa Avela masuk ke dalam sebuah Restoran yang memang berada tidak jauh dari tempat Avela bermain hujan. Ia mendudukkan tubuh perempuan itu di sebuah kursi dalam Restoran tersebut, kemudian memberikan switer berwarna biru yang memang khusus dibawa untuk Avela.
"Pakai, biar nggak kedinginan." perintah nya menyodorkan benda itu
Avela mendorong dada bidang Askara agar laki-laki itu menjauh dari dirinya, lalu ia berjalan terburu-buru keluar tanpa menggunakan alas kaki. Hal itu justru membuat Askara terkekeh
"Keras kepala yang gue suka," gumamnya. Setelah itu Askara mengikuti langkah Avela dari belakang
"Mau sampai kapan, menghindari dari gue?." pertanyaan itu membuat Avela menghentikan pergerakannya
"Sampai lo berhenti dan menolak perjodohan kita!," tekan Avela kembali dengan wajah juteknya
Askara mengerutkan keningnya, dia bingung kenapa sejak dari tadi perempuan itu terus saja membahasa tentang perjodohan di depannya.
Askara kembali bertanya, "Perjodohan kita?"
Perempuan itu mendengus kesal, apa Askara belum mengetahuinya?. "Lo nggak usaha pura-pura, gue nggak suka!." tegur Avela, dia berharap agar Askara mengerti perkataannya
"Jadi. Kalau gue ngga pura-pura, lo bakal suka sama gue?," gumam Askara terlihat cukup serius dengan ucapannya
Keadaan menjadi canggung, ditambah hujan yang membuat hawa di sekitar semakin terasa menyengat hingga ke kulit kulit. Avela sedang terdiam membelakangi laki-laki itu, memahami setiap perkataan Askara barusan.
Setengah menit tidak ada suara atau pergerakan dari Avela, itu membuat Askara menertawakan dirinya yang sangat bodoh, dengan gumamnya kecil ia berkata. "Kalau gue belum bisa mendapatkan cinta dari lo, maka izinkan gue untuk mencintai lo." Askara menggambil tanggan perempuan itu, lalu memberikan switer tadi.
"Masalah perjodohan, nanti gue pikir-pikir lagi. Good night untuk yang terindah." pamit Askara lalu berlari menuju motornya.
Tanpa Askara sadari, perempuan yang kerap kali ia panggil dengan sebutan "Ze", memperlihatkan senyum indahnya kepada sosok laki-laki ber jaket kulit, dengan lambang serigala di belakang punggungnya. Mungkin jika Askara melihat itu, entah sebahagia apa dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASKARAVELA
Roman pour AdolescentsKata menunggu memang sangat membosankan untuk didengar atau dilakukan. Namun, kalau itu tentang Kamu, aku tidak punya alasan untuk mengatakan tidak. Karena semua tentang kamu begitu indah. *** Askara Radja Bragarapi. Laki-laki bermata elang yang mem...