Malam ini salju turun deras dengan diikuti rasa dingin yang bisa menembus sampai ke tulang, seorang perempuan mungil mengeratkan selimut yang ia pakai dan melirik jam dinding dengan sedikit cemas.
Sejak sahabatnya menelpon dan bilang kalau lelakinya akan segera tiba di Florida, Shotaro, perempuan Jepang yang mengelola sebuah penginapan yang tak terlalu besar itu menunggunya dengan cemas.
Tak terasa matanya bahkan ikut memberat dengan cahaya yang kian meremang dengan suhu yang tak merendah meski Shotaro sudah duduk di depan penghangat ruangan.
"Kenapa dia lama sekali?" Gumamnya pada dirinya sendiri.
Setelah itu ia sedikit menambahkan kayu di perapian agar suhu ruangan bisa membuat tubuhnya merasa nyaman. Lalu tepat setelah sepuluh menit Shotaro tak kuasa lagi menahan kantuknya hingga ia memutuskan untuk pergi ke kamarnya.
Tepat pukul satu malam, suara gaduh seseorang yang berkali-kali memencet bel penginapan itu membangunkan Shotaro dari tidurnya yang hanya baru setengah jam, ia melirik ke arah jam kuno yang berada di nakasnya lalu turun dari kasurnya untuk memastikan sesuatu.
"Siapa?"
"Oh apa kau nona Osaki? Ini aku, Jung Sungchan."
Setelah memastikan orang itu melalui layar income-nya Shotaro membukakan pintu untuk pria itu, ia mengucek matanya sebelum dengan jelas melihat pria didepannya.
Pria tinggi itu tampak menyedihkan, mantel dan bajunya yang basah terkena salju, dengan wajah yang memucat dan juga tubuh yang menggigil. Shotaro yakin pria ini bisa saja terkena demam besok pagi.
"Bisa aku masuk nona?"
"Oh maaf, mari masuklah."
Jung Sungchan, melangkah memasuki rumah penginapan yang rapih dan terkesan kuno ini, ia memerhatikan sekitar, sepi. Tentu saja semua penghuni disini pasti sudah bergulung dengan selimutnya sekarang.
"Apa kau suka cokelat panas, oh lalu apa kau sudah makan malam?"
"Ya aku suka, tapi apa tak merepotkan kalau kau harus memasak lagi?"
"Ah tidak, aku masih punya sepotong daging panggang yang hanya perlu di panaskan sebentar, apa kau mau menunggu?"
"Baiklah."
Sungchan menunggu dengan sabar di meja makan yang dekat dengan dapur. Ia memperhatikan semuanya, lebih tepatnya semua yang dilakukan Shotaro, entah kenapa begitu menarik dimata Sungchan.
Sejak awal perempuan itu membukakan pintu untuknya Sungchan sudah dibuat terpesona, rambut panjangnya yang berantakan, dress tidur berbahan satin dan berwarna maroon yang panjangnya hanya sampai paha di balut dengan sweater rajut berwarna hitam yang menutup tubuh indahnya. Ditambah parasnya yang polos tanpa riasan dengan mata seperti anak anjing sudah membuat Sungchan bahkan merasa berdebar kala pertama perempuan itu menatapnya.
Dan kegiatan Shotaro yang telaten membuatkannya cokelat panas dan juga memanaskan daging untuk Sungchan tak lepas dari pandangan pria itu, sejujurnya Shotaro menyadari hal itu, bagaimana lelaki yang umurnya tak jauh darinya itu terus menatapnya seperti seorang kucing yang akan memangsa, tapi ia berusaha abai dengan sesekali ia mengeratkan kaitan sweater yang hanya sedikit menutupi gaun tidurnya.
"Ini, makanlah selagi hangat."
Sungchan tersenyum dan mengangguk, rasa lapar diperutnya bisa saja membunuhnya karena ia memang belum makan apapun sejak 2 jam yang lalu begitu sampai di bandara Florida.
Disela acara makannya Sungchan melirik kearah Shotaro yang sibuk memasukkan beberapa kayu lagi kepemanas udara di ruang tamu, jika melihat dari gesture tubuhnya, Sungchan bisa melihat perempuan itu kedinginan, maka Sungchan pun mempercepat makannya dan segera menghampiri perempuan yang duduk di dekat perapian itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Something between us
FanficHanya sekelibat kisah antara Sungchan yang begitu menginginkan Shotaro meskipun ia tahu dirinya sudah bertunangan dengan seorang janda, dan juga tentang Shotaro yang tak ingin mengecewakan sahabatnya yang berstatus sebagai tunangan Sungchan. GS