Sore itu, hujan deras mengguyur wilayah kota. Beomgyu kala itu sedang menunggu hujan mereda untuk pulang. Ia sedang di kedai mie, tempatnya bekerja part time.
Saat Beomgyu menunggu hujan mereda, pandangannya tertuju ke sebuah meja dekat jendela. Sebuah keluarga kecil sedang merayakan anaknya yang memenangkan perlombaan.
Sederhana, tapi aku tak bisa.
Ucap Beomgyu di dalam hatinya. Setiap ia memenangkan perlombaan, ia selalu berharap untuk dirayakan... Setiap ia sedang ber-ulang tahun, ia selalu berharap untuk diucapkan. Dirayakan... Diucapkan... Oleh keluarga nya.
Beomgyu tersenyum masam ketika ia menyadari, bahwa ia tidak pernah diperlakukan seperti itu.
Tak terasa hujan yang deras tadi, sekarang hanya tinggal rintik-rintik saja. Dengan cepat, Beomgyu izin kepada pemilik kedai tersebut untuk pulang.
.
.
.Memerlukan waktu 30 menit untuk Beomgyu sampai ke rumahnya. Sesampainya dirumah, ia langsung dihadapkan dengan Ayahnya yang sedang marah.
Ayahnya marah, karena ia mengira Beomgyu pulang telat untuk bermain. Walaupun 1000 kali Beomgyu menjelaskan bahwa ia tidak bermain, Ayahnya tidak akan percaya.
Disitu ada Soobin, Soobin tidak berniat untuk ikut campur. Soobin hanya melihat sekilas, dan tersenyum puas saat Beomgyu dimarahi.
Beomgyu hanya menghela nafas, berusaha untuk tetap sabar. "Beomgyu minta maaf ya Ayah.."
Beomgyu memasuki kamarnya, meninggalkan Ayahnya yang berada di ruang keluarga. Ia membersihkan dirinya, lalu merebahkan dirinya di kasur.
Beomgyu menyilangkan tangannya didepan dada, memeluk dirinya sendiri. "Semoga hari esok lebih baik."
Ia lalu mengambil handphone nya, membuka aplikasi untuk mendengarkan musik. Memutar lagu berjudul "Taruh" karya Nadin Amizah.
Berteriak di atas tenggorokan
Hujan serapah dan makian
Hancur lebih mudah dari bertahan
Ku pelajari sedari kecil
Beomgyu bersenandung kecil saat bagian tersebut. Saat ia sedang larut dengan musik tersebut, tiba-tiba ada notifikasi yang mengganggunya.
Ternyata, Taehyun mengirimkan pesan untuknya.
Taehyun
|Gyu
|Oy
|Bales dongYou
Sabar dong|
Ada apa Tae?|Taehyun
|Besok free ngga?
|Ayo jalan-jalan
|Kemana gitu..
|Aku bosen dirumahYou
Kirain ada apa:D|
Free kok|
Boleh, kamu yang nentuin tempatnya ya|Taehyun
|Heheh
|Gimana kalau ke taman kota?
|Atau ke perpustakaan kota?You
Bolehh|
Ke taman kota aja|
Nanti kita cerita cerita:]|Taehyun
|Oke
|Mau jam berapa kesana nya?You
Jam 9 aja mungkin?|Taehyun
|Oke Gyu, sampai jumpa besok!Setelah pesan itu berakhir, Beomgyu menaruh handphone nya disisi kanan nya. Setelah itu, Beomgyu tersenyum. Tidak sabar untuk bercerita tentang banyak hal kepada Taehyun.
.
.
.Keesokan harinya, Beomgyu terbangun dari alam mimpi kala cahaya matahari memasuki indra penglihatannya.
Beomgyu langsung terbangun, dan menata tempat tidurnya. Lalu ia menuju ke kamar mandi.
Saat Beomgyu melangkah menuju ke kamar mandi, ia menemukan kehadiran Yeonjun di ruang tengah. Ia sibuk menonton televisi didepannya yang sedang menayangkan kartun.
"Selamat pagi, Kak Yeonjun." Sapa Beomgyu riang. Yang disapa hanya melihat sekilas, lalu melanjutkan kegiatannya menonton kartun lagi.
Beomgyu berhenti sejenak, ia ingin menyampaikan sesuatu kepada Yeonjun.
"Kak, hari ini aku mau keluar dengan Taehyun, ke taman kota. Aku izin ya Kak, tolong sampaikan ke Ayah kalau-kalau beliau mencari ku."
"Siapa peduli." Balas Yeonjun dengan ketus. Di lubuk hati yang paling dalam, ia mengiyakan perkataan Beomgyu dan berkata "Hati-hati di jalan ya." Ia terlalu gengsi untuk mengucapkan kata-kata tersebut.
Beomgyu tersenyum simpul, lalu melanjutkan langkahnya untuk ke kamar mandi.
___________________________________________
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑆𝑒𝑚𝑜𝑔𝑎 𝐴𝑘𝑢 𝐷𝑖𝑟𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛
Short StoryPada awalnya, kelahiran Beomgyu adalah hal yang dinantikan oleh keluarganya. Saat hari kelahirannya, yang mestinya menjadi hari bahagia, justru menjadi hari yang buruk. Sejak itu pula, Beomgyu dianggap sebagai anak pembawa sial oleh keluarganya.