Tepat 15 november 2023, pagi hari dia meminta ku untuk bertemu di sebuah cafe yang tidak jauh dari tempatku bekerja. tentu saja aku sangat bersedia untuk menemui seseorang yang sangat aku kagumi bertahun lamanya.
tak selang beberapa menit aku telah sampai terlebih dahulu
sembari menunggu aku memesan satu gelas cappucino untuku dan satu gelas air putih untuknya, katanya air putih lebih sehat dibandingkan minuman yang mengandung banyak gula apalagi soda, haha unik bukan? Itulah yang ku sukai darinya, dia pria sederhana."Maaf yaa kamu jadi nunggu lama" sontak aku yang sedang bermain ponsel menoleh ke asal suara yang terasa familiar.
"Oh iyaa gapp kok, btw udah aku pesenin air putih yaa kaya biasa"
dan dia balas dengan senyuman "makasih" ucapnya.
ditengah kesunyian dia membuka suara. "nja, sebelumnya aku minta maaf kalo ini mungkin diluar ekspetasi kamu". Entah kenapa dadaku tiba-tiba berdegup kencang.
"Gapp bilang aja, aku terima kok."
Kemudian dia menatapku dengan tatapan sendu. "Kamu udah suka aku dari lama nja?". Akupun mengiyakan.
"Iyaa, bisa dibilang aku menyukaimu dari tahun 2019 za." dia terdiam, lalu aku bertanya. "Kenapa za? Gapp perasaan ini tulus, aku ga ber-ekspetasi lebih kamu bales perasaan aku za." dia tetap terdiam entah apa yang sedang dia pikirkan, yang ku lihat dia menghela nafas lebih panjang daripada sebelumnya.
"njaa, jangan berhenti menjadi orang yang lebih baik yaa?" pintanya tiba-tiba, "semoga tuhan bales semua kebaikan nja dengan banyak kebaikan yaa"
setelah dia mengatakan itu, tentu saja pertanyaan-pertanyaan mulai berdatangan 'kenapa, dan apa alasannya, kenapa tiba-tiba begini' ingin sekali aku lontarkan, sayangnya mulut ini hanya bisa mengatakan "kenapa za? Kamu udah ada calon yaa?" dengan bodohnya aku malah menanyakan hal tersebut.
"Maaf za, kalau perasaan aku malah ngebebani kamu" dia hanya menatap dengan tatapan yang tidak dapat di artikan.
"njaa??" tanyanya. Dan sama sekali tidak ku jawab. Lalu dia melanjutkan "ingat nasihat aku tadi yaa?" Pintanya lagi.
"Kenapa za? Aku butuh alasan kenapa aku harus berhenti, kalo emang kamu ga punya perasaan ke aku bilang aja, biar aku ga berharap lebih kedepannya." Pada akhirnya bibir ini melontarkan pertanyaan yang dari tadi menggumpal di kepala.
"Ada, aku menghargai kamu punya rasa, tapi aku ga bisa bales njaa" jawabnya dengan nada lirih.
lucu bukan? Ini yang kurang darinya, terkadang dia tidak jelas dalam menyampaikan sesuatu. "Ohh iyaa gapp, semoga kamu mendapatkan yang lebih baik baik yaa" dia menatap lagi dengan tatapan itu
"semoga tuhan memberikan yang terbaik untuk kita yaa" ucapnya lagi. Aku hanya mengangguk meng-iya kan.
Setelah itu aku berlalu pergi meninggalkan fazra, dengan mata yang tidak hentinya mengeluarkan air mata, masih banyak pertanyaan yang seharusnya aku lontarkan hanya saja mulut dan hatiku sudah tidak sanggup berkata apa-apa.
Disisi lain fazra melihat kepergian senja dengan tatapan nanar, seolah dia merasa amat sangat bersalah. "Maafin aku njaa" ucapnya sebelum berlalu pergi dari cafe tersebut.
Hallo, maaf yaa agak ngawur baru terjun lagi di dunia oren ini hehe, jangan lupa comment, like, and share! ^
KAMU SEDANG MEMBACA
EL Fazra
Teen FictionCerita ini menggambarkan dua lawan jenis yang sebenarnya saling mencintai, hanya saja waktu kurang tepat. Salah satunya lebih memilih menjaganya dari kejauhan.