part 3

6 1 0
                                    

" bahkan sekedar bernafas pun terasa sulit.  "

- zahira senja arnita


Senja dan gara tentunya dengan tari mereka tetap sarapan bersama setelah kejadian kemarin. Tatapan senja dan tari benar-benar kosong terkecuali gara yang masih kurang paham tentang situasi ini.

"Ma senja berangkat dulu ya, sekalian ke rumah reina" pamit senja setelah selesai sarapan.

"Yaudah, hati-hati ya nak"

Senja mengangguk  tak lupa mencium tangan tari. "Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam" ucap keduanya.

***

Mata pelajaran kali ini adalah matematika wajib. Dan rata-rata mereka kurang menyukai cara mengajar guru tersebut. Selain killer cara pembelajarannya pun susah untuk di pahami. Semuanya harus menggunakan logika.

"Sekarang saya minta meja dan kursi di buat melingkar antar kelompoknya masing-masing" titah pak nian tak terbantahkan.

Sontak semua menurut daripada gurunya tersebut marah dan memilih keluar dari kelas ini.

Entah takdir atau apa, senja satu kelompok dengan fazra. Dan dalam satu kelompok tersebut terdiri dari empat orang. Satu ketua, satu sekretaris, dan dua anggota.

Fazra adalah ketua kelompok dua. Dan senja sebagai sekretarisnya.

"Bagus, sekarang saya akan berikan soal yang belum saya jelaskan sama sekali, kalian harus menemukan jawabannya dalam waktu sepuluh menit." Titah nya lagi.

"Baik pak" Serempak. Para siswa hanya bisa menurut, mengeluh? Tidak. Waktunya akan terbuang sia-sia lebih baik dipakai untuk berdiskusi.

Satu persatu perwakilan dari kelompok mulai menyerahkan jawabannya, padahal waktu masih kurang dari sepuluh menit. Memang kelas xi Mia-1 ini termasuk kelas unggulan yang hanya di isi oleh 22 murid.

Dan tentunya dengan hasil memuaskan. Membuat pak nian tersenyum bangga dengan anak didiknya ini.

***

Waktu istirahat telah tiba, seusai senja dan temannya membeli jajanan di kantin mereka kembali kekelas. Seperti biasanya kantin selalu dipenuhi para lelaki maka dari itu mereka memilih untuk memakannya di kelas.

Senja yang sedang mengunyah permen coklat caca tiba-tiba dikagetkan oleh fazra yang duduk di sampingnya.

"Senja, kalau makan coklat itu di emut jangan dikunyah" larang fazra karna setiap ia melihat senja memakan coklat selalu cepat habis.

Senja melirik fazra dengan tatapan heran. "Kenapa? Kalo di emut lama abisnya." Bantah senja.

"Iyaa tau, tapi kalau di kunyah nanti ngerusak gigi" ucapnya lembut. "di emut aja ya nja" lanjutnya lagi.

Senja mengangguk. "Okee makasih atas wejangannya azaaa" balas senja bercanda.

Jika saja tidak diharamkan bagi seorang laki-laki menyentuh perempuan yang bukan mahramnya, sudah fazra cubit habis-habisan pipi senja. Sayangnya fazra hanya bisa menahan hal itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EL FazraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang