2

142 20 1
                                    

Note : Latar waktu seribu tahun sebelum tragedi gunung Halla! Karena alurnya maju mundur, jadi di book ini menceritakan tentang HaruKyu yang masih berstatus sebagai Dewa di kahyangan.

.

.

.

"AKU BENCI MATAHARI!"

Raungan atau yang mungkin saja bisa disebut rengekan itu terdengar memecah keheningan hutan hingga membuat beberapa penghuni hutan yang merupakan hantu gentayangan berlari tunggang langgang karena ketakutan. Meskipun mereka hantu, tapi siapa yang tidak akan takut saat mendengar raungan dari anak sang Pemimpin Dark Valley?

Pangeran kecil itu terkenal usil dan suka seenaknya. Masih membekas di ingatan mereka kejadian satu bulan yang lalu, di mana Dark Valley digemparkan dengan adanya festival pertarungan antar hantu di Dark Valley.

Festival yang tercipta karena kegabutan sang pangeran itu berhasil menjatuhkan harga diri para hantu pria yang mendiami Dark Valley. Mereka yang kalah dalam pertarungan diharuskan memakai rok selama satu minggu sambil berlari mengelilingi ibu kota Dark Valley.

Tentu saja tidak ada yang bersuka rela untuk ikut pada awalnya. Namun karena ancaman bocah kematian itu, mau tidak mau mereka harus tetap ikut.

Sebenarnya ada banyak lagi hal-hal diluar nalar yang ia lakukan hingga rakyatnya sendiri menyebutnya sebagai bocah kematian.

"Aku juga benci ayah!" rengeknya lagi

Siapapun yang melihat remaja itu pasti yakin jika ia baru saja di usir dari rumah. Bagaimana tidak, sebuah bungkusan besar berisi pakaian bergantung indah di pundaknya.

"Hanya karena aku tidak sengaja memotong kepala naga sialan itu lalu ayah mengusirku? Lihat saja aku tidak akan pernah pulang! Hutan ini cukup luas untuk dijadikan rumah."

Para hantu yang mendengar kata-kata itu hanya bisa pasrah. Sebenarnya bukan hal yang menguntungkan berbagi rumah dengan sang Pangeran.

Setelah merenung sejenak, remaja itu kembali melanjutkan langkahnya dengan berat hati. Sudah terhitung lima hari sejak ia pergi, harusnya ia sudah berada jauh dari Dark Valley.

Sekarang masalah utamanya adalah ia merasa lapar. Sebenarnya ia memiliki beberapa sepupu jauh dari dunia manusia, tapi karena jarang bertemu, Junkyu hampir lupa siapa nama dan bagaimana wajah sepupunya itu.

Langkah Junkyu terhenti di depan sebuah kuil yang terlalu mewah untuk berada di pinggiran kota. Matanya menatap malas pada seorang gadis dari dunia manusia yang tengah berdoa dengan khusyuk sambil membawa beberapa persembahan.

"Dewa, tolong beri aku kekasih yang sangat tampan, tinggi 180 cm, putih, mancung, cool, sedikit bejat tapi baik. Aku butuh kekasih agar bisa pamer ke teman-temanku, tolong, yah. Aku memasak persembahan ini sendirian, jadi tolong kabulkan."

Junkyu menggeleng tidak habis pikir. Setelah gadis tadi menjauh, Junkyu memasuki kuil itu dan berdiri di depan patung Dewa yang ternyata adalah Dewa Matahari.

"Kenapa dia meminta kekasih pada Dewa Matahari? Apa Dewa Matahari mengerjakan bagian itu juga? Aku pikir Dewa Matahari hanya bisa mengeringkan jemuran yang basah."

Tangannya bergerak mengambil kue yang ada di atas altar persembahan. Hanya dalam gigitan pertama, Junkyu langsung memuntahkan kembali makanan itu. Ia membuang kue yang ada di tangannya tanpa belas kasih.

"Makanan menjijikkan macam apa ini? Rasa sampah!"

Meskipun dirinya sedang lapar, tapi demi apapun Junkyu tidak akan memakan makanan yang rasanya tidak jelas seperti kue itu.

BOUNDARIES 2 || HaruKyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang