𓆉𓆝 𓆟 𓆞 𓆝 𓆟𓇼
Di sebuah ruangan terdapat seorang pemuda yang sedang asik berkutat dengan laptopnya. Dia Arseano Lova Uther, seorang CEO di perusahaannya Arseano di kenal dengan sifat-nya yang dingin dan acuh, tapi siapa yang tahu di balik sifat-nya tersebut terdapat sifat yang lembut dan penuh kasih sayang yang hanya di tunjukkan kepada orangtua-nya dan kedua adiknya.Drrt...
Drrtt....
Ponsel pipih Arseano bergetar di atas meja tempat ponsel-nya terletak. Ia melihat siapa yang menghubunginya saat ia tahu yang menghubunginya adek-nya segera Arseano menggeser icon hijau.
Teriakan dari seberang membuat Arseano menjauhkan telinganya dari ponselnya.
"KAKAK....!!!"Jangan berteriak kara!" ucap datar Arseano yang masih ada nada lembutnya. Dia Askara Zelvin Uther Adik bungsu Arseano.
Kara yang mendengar peringatan dari kakaknya di buat jadi ciut.
"Maafin Kara kak Sean, Kara janji gak bakal ulangi lagi." Maaf Kara.Arseano yang mendengar permintaan maaf adek bungsunya hanya menghela nafas. "Iyaa....kakak maafin, jadi ada apa Kara menelepon kakak?" Tanya Arseano.
Mendengar pertanyaan sang kakak Kara segera menjawab.
"Kara menelepon kak Sean tadi ingin bertanya, kapan kakak pulang?,apa kakak pulang malam lagi?" Pertanyaan beruntun di lontarkan si bungsu kepada si sulung, membuat sang empu bingung menjawab pertanyaan si bungsu."Satu-satu bertanyanya Kara, kakak jadi bingung menjawab pertanyaan mu," jawab si sulung.
Karna pertanyaannya tak di jawab si bungsu berdecak kesal pada sang kakak.
"Jawab aja pertanyaan Kara kakak.!!"Mendenga decakan kesal si bungsu Arseano hanya bisa menghela nafas. "Sebentar lagi kakak akan pulang, tapi kakak selesaikan dulu pekerjaan kakak, jadi Kara tunggu saja kakak di mansion."
Mendengar jawaban sang kakak membuatnya antusias.
"Kakak beneran pulang hari ini,"Mendengar si bungsu yang antusias membuatnya tersenyum tipis. Lucu sekali adeknya ini, pikirnya. "Iyaa Kara-nya kakak" ucapnya dengan nada lembut.
"Okeh, Kara matiin teleponnya ya kak, kakak hati-hati di jalan jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya, makanannya gak bakal lari kok tenang ajaa~, dadah kakak...." Kara mengakhiri panggilannya setelah berceloteh panjang.
Tutt....
Tuutt....
Arseano yang mendengar celotehan sang adek hanya terkekeh geli dan meletakkan kembali ponselnya ke atas meja untuk melanjutkan pekerjaannya yang tinggal beberapa.
Beberapa menit telah berlalu, kini Arseano bersiap untuk pulang ke mansion. Arseano memasang jasnya dan kemudian berjalan keluar.
Mobil mulai berjalan menyusuri jalanan dengan kecepatan rata-rata dan di saat yang bersamaan di arah berlawanan ada sebuah truk yang melaju dengan kencang yang menuju ke arahnya dan...
BRAK
BRAK
BOOM
Tabrakan pun tak dapat di elakkan. Pekikan para manusia-manusia yang terkena musibah juga mengalun ke indra pendengarannya. Keadaannya saat ini sangat mengenaskan dengan darah yang tidak berhenti mengalir dari kepalanya, tubuhnya terasa sakit sekarang rasanya ia sangat ingin berteriak, tapi ia tak sanggup meski hanya sebuah ringisan karna rasa sakit yang lebih mendominasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trasmigrasi Arseano
Random[On Going] +[Revisi] Arseano Lova Uther, seorang pemuda dengan identitas terkenal sebagai CEO termuda di negaranya dengan terpaksa menerima kejadian yang menimpanya. Jiwanya berpindah ke Raga seorang remaja yang terbaring lemah di brankar rumah sak...