𓆉𓆝 𓆟 𓆞 𓆝 𓆟𓇼
"Ah...apa mommy mengganggu kalian?"
Arlia merasa tak enak karena telah mengganggu momen berdua ke-dua anaknya, tapi ia juga merasa senang karena anaknya mulai dekat."Tidak-tidak mommy gak ganggu sama sekali." Ailen menjawab dengan cepat karna tidak ingin mommy-nya merasa bersalah.
Arlia hanya tersenyum mendengar jawaban si bungsu. Ia pun mengalihkan perhatiannya pada putra ke-tiganya yang melihat keluar jendela melihat hari yang sudah sore.
Arlia berjalan menuju ke-dua putranya dan duduk di samping si bungsu. Kursi itu cukup besar untuk menampung tiga orang.
Melihat mommy-nya duduk di sampingnya Ailen ingin menanyakan sesuatu tapi ia lupa apa itu, setelah di pikir-pikir akhirnya ia ingat.
"Mommy, apa yang di katakan om Dirga? Kapan kakak bisa pulang?" Ailen bertanya seperti itu karna ia penasaran apa yang di katakan oleh om Dirga dan kapan kakak-nya bisa pulang.
"Kata om Dirga kondisi kakak sudah sedikit membaik dan bisa pulang tiga hari lagi." Arlia menjawab pertanyaan si bungsu yang sepertinya sangat penasaran.
"Yahh...masih lama dong kakak pulangnya." Ailen merasa tak senang karena kakaknya akan pulang tiga hari lagi, menurut Ailen itu sangat lama. Kesabarannya yang di uji, kesabarannya itu tidak setebal dompetnya sang daddy.
Arlia hanya bisa menggelengkan kepalanya mendengar jawaban si bungsu. Arlia mengalihkan perhatiannya ke putra ketiga-nya yang hanya mendengarkan pembicaraannya dengan Ailen.
"Sea bagaimana kondisi tubuh mu?" Tanya Arlia sambil menatap putranya itu.
"Sudah lumayan baikan mom." Jawabnya seadanya karna ia belum terlalu terbiasa dengan kehidupannya sekarang.
Arlia hanya tersenyum maklum karna ia tahu sang putra belum terbiasa dengan keadaannya sekarang apalagi sang putra mengalami amnesia.
"Mom," panggi Sean kepada sang mommy.
"Ya?"
"Berapa lama aku koma mom?" Sean sangat penasaran berapa lama tubuh remaja ini koma.
"Sea koma selama seminggu karna kecelakaan yang Sea alami sangat parah sampai membuat Sea koma. Kenapa Sea menanyakan hal itu? Apa ada yang terasa sakit?" Arlia penasaran kenapa anaknya menanyakan perihal kecelakaan yang fi alami putranya, ia juga khawatir apa ada bagian tubuh anaknya yang terasa sakit.
"Tidak ada, aku hanya ingin bertanya karna tubuhku terasa sedikit lemah." Sean memberi alasan dengan asal karna tidak ingin membuat mommy-nya khawatir. Ah apa sekarang ia menganggap wanita ini mommy-nya sekarang? Sudah lah jangan pikirkan hal itu sekarang lebih baik ia pikirkan kesembuhan tubuhnya dulu.
Sedang kan di sisi Ailen ia hanya menyimak pembicaraan mommy dan kakak-nya itu, tapi ia juga ingin menanyakan sesuatu pada mommy-nya.
"Mommy Ai mau nanya boleh?" Tanyanya sambil menatap sang mommy.
"Ya, Ai mau nanya apa sama mommy?"
Sean hanya diam karna ia juga penasaran apa yang ingin di tanyakan oleh Ailen kepada mommy-nya itu.
Merasa di perhatikan oleh sang mommy Ailen segera bertanya apa yang ia ingin tanyakan tadi. "Mommy kenapa warna matanya kak Ano berbeda dengan milik mommy dan daddy?" Ada alasan mengapa Ailen menanyakan warna mata kakaknya itu, karna sedari tadi ia memperhatikan kakaknya dan langsung terfokus dengan warna mata kakaknya yang berbeda dengan milik mommy dan daddy-nya. Ia juga sempat terpana dengan warna mata kakaknya yang menurutnya sangat indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trasmigrasi Arseano
Rastgele[On Going] +[Revisi] Arseano Lova Uther, seorang pemuda dengan identitas terkenal sebagai CEO termuda di negaranya dengan terpaksa menerima kejadian yang menimpanya. Jiwanya berpindah ke Raga seorang remaja yang terbaring lemah di brankar rumah sak...