~Typo bertebaran~
~happy reading~—————✧✧—————
Haechan berlari menuju sebuah gedung kantoran tapi di tahan oleh satpam sepertinya satpam itu tidak tau tentang Lee haechan atau yang paling tepat adalah kembaran renjun adik Jeno
"Etsss siapa kamu main masuk aja" satpam menghentikan haechan
"Minggir dong pak saya mau masuk ini keadaan darurat" bukan akting tapi haechan bener bener sedang sedikit panik, ingat ya sedikit
"Eh kalo mau masuk minimal bajunya pake yang bagus dek kaya gembel nih buat beli makan" satpam itu memberikan uang sepuluh ribu dengan tangan mendorong haechan supaya cepat pergi
"Ck orang gila" gerutu haechan dan tangannya beralih mengambil hp yang ada di saku celananya dan menghubungi Jeno karna Jeno lah yang ditakuti oleh karyawan sini karna sikapnya yang dingin dan terlihat sedikit kejam
"Iya Chan ngapa? Gw lagi kerja jangan ganggu"
"Bantuin gue"
"Hah Lo kenapa?"
"Ck. Cepet turun Lo"
Haechan pun mematikan telfon secara sepihak
"Nah telfon komplotannya pasti" tusuk satpam itu
"Bacot"
"Heh kamu masih anak kecil sudah kurang ajar"
"Chann" panggil Jeno dari belakang satpam dan haechan hanya bisa nyengir licik kepada satpam itu
"Mampus Lo pak" bisik haechan sembari melewati satpam itu
Satpam itu masih bingung apa ini maksudnya?"Lo di apain Chan?" Tanya Jeno khas dengan muka datarnya
"Nih ya Jen masa gue di usir dari sini anjir katanya gw kaya gembel tadi satpam songong itu tuh itu ngedorong gue tanpa tanya gw ada perlu apa kan seharunya tamu yang datang di layani dengan baik bukannya yang dilayani hanya yang berpenampilan bagus" sindir haechan kepada satpam itu
"Terus tadi masa gue di kasih uang sepuluh ribu anjir kaya ngehina banget" semua haechan adukan kepada kakaknya itu biar mampus sekalian ini satpam"Oh, pak ini adik saya lain kali tolong bersikap baik terhadap siapapun dan entah itu dari kalangan mana ini bukan sekalinya loh bapak kaya gini
Kalo bapak ngulangin kesalahan bapak lagi akan saya pecat camkan itu!" Nada bicara Jeno sedikit meninggi membuat orang yang di sekitarnya menengok
Jujur haechan merasa malu dan takut"B-baik pak maaf kan saya" Jeno pergi tanpa menjawab ucapan satpam itu sambil menarik haechan ke ruangannya
Saat sampai di kantor Jeno, haechan sedikit terkejut
Kantor Jeno terlihat rapi dan terlihat di dinding dinding ruangan Jeno memasang bingkai foto keluarga tak lupa foto Jeno dengan jaemin yang masih setia di pajang di tempat khusus"Jen, ini serius kantor Lo? Renjun mana?" Tak lama pintu terbuka ruangan Jeno terbuka memperlihatkan seorang perempuan entah itu siapa haechan tak kenal
"Siapa Jen?" Tanya haechan
"Asisten" haechan menjawab dengan anggukan
Jeno mulai duduk di kursinya dan haechan duduk di sofa yang sengaja di sediakan untuk berehat sejenak, haechan kembali memainkan hp nya seakan lupa apa tujuan dia datang secara mendadak di kantor Jeno dan Renjun"Tuan Jeno mau saya buatkan teh?" Tanya asisten Jeno dengan nada sok imut
"Tidak" Jeno menjawab dengan datar
"Atau mau kopi" tanya asisten itu sekali lagi membuat Jeno dan haechan jengkel
Bagaimana tak jengkel rok yang bagi haechan seperti kekurangan bahan dan dada yang sedikit di busungkan Serta kancing atas tidak di kancingkan
Jujur Jeno muak tapi dia membutuhkan asistennya untuk bekerja karna tidak ada yang bisa di andalnya selain dia"Saya bilang tidak ya tidak" jawab Jeno sekali lagi dengan tegah dan haechan hanya bisa Berkekeh kecil
"Kasian mbaknya cantik cantik di tolak sama saudara saya emang pada dasarnya jalan cewek biar dapet cowok itu merendahkan harga dirinya cih geli gue eww" ucap haechan
"Kamu saudaranya pak Jeno? Tapi penampilan kamu seperti tidak terurus dan kau sedikit hitam dan pak Jeno putih seperti susu" ucap asisten itu dengan nada yang sedikit mengejek
"Cih cewek cuman bisa memandang fisik seseorang" —haechan
"Ya suka suka Saya" —asisten itu
"Awas nyesel" —haechan
BRAKK
Jeno mengebrak meja dengan kasar karna tersulut emosi
"Berhenti kau menghina saudara saya ryujin sekarang kau balik ke ruanganmu sekarang!"Mendengar itu haechan tertawa dengan penuh kemenangan lali perempuan yang Jeno sebut namanya ryujin langsung keluar dari ruangan Jeno
"Behh asisten lu ngeri" —haechan
"Bukan gue yang narik, tapi renjun" dan haechan hanya ber oh ria
Tak lama ada orang yang mengetuk pintu baru saja Jeno ingin marah tapi yang muncul dari balik pintu adalah renjun
Untung saja belum kelepasan"Heh Napa muka Lo di kusut gitu kaya belum di setrika" tanya renjun kepada jeno
"Nah loh lo ngapain di sini" tanya renjun lagi kepada haechan
"Gapapa lo ngapain di sini Jun?" Tanya Jeno balik
"Ini gue bawa makanan kata asisten lo lo belum makan dari tadi diet ya lo?" Renjun dan Jeno duduk di sofa sambil menata makanan yang dia beli di cafe dekat kantor
Dan haechan duduk di karpet berhadapan dengan 2 kakaknya yang sedang menyiapkan makanan
"Nih gue ga beli banyak karna gatau kalo haechan di sini jadi kalo ngerasa kurang kenyang kota keluar aja ya jajan apagitu" usul renjun
"Nah loh mantep itu oh iya uang bulanan gue masih ada jadi jangan di kirimin dulu ya takut khilaf" —haechan
"Khilaf maksud Lo?" Tatapan renjun mulai sinis mewanti wanti jika adiknya berbuat buruk atau lebih dari itu (?)
"Aduh tatapannya santai dong pak bos khilaf maksud gue tuh gue jadi boros gitu loh ah jangan nething deh" kata haechan dan langsung menyantap makanan di depannya
Mereka makan dengan hikmat juga sedikit mengobral kecil mengenai kuliah haechan
Dan haechan pun sepertinya lupa apa tujuan utamanya datang kesiniOhh haechan paboo
~tbc~
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR DREAM S2
Teen FictionDEAR DREAM PART 2 ----------------- Lanjutan dari cerita DEAR DREAM PART 1 Intinya kalian semangat vote author semangat nulis [DIWAJIBKAN BACA DEAR DREAM S1 DULU]