Episode 8

98 16 10
                                    

Pagi hari pun tiba walau mentari belum mau menunjukkan dirinya sama sekali, [name] terbangun dengan keadaan masih sama seperti kemarin, berlumuran darah, dan ada luka di perutnya. Ia pun berdiri dan berniat untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu

Setelah mandi [name] mengobati lukanya, tidak terlalu dalam tapi begitu menyakitkan. Setelah itu [name] keluar dari kamar mandi dan melihat jam, sudah menunjukkan pukul 10.12 am sudah sangat terlambat untuk pergi ke sekolah karena itu [name] memutuskan untuk duduk di sofa dan mulai berkutat dengan tumpukan kertas di atas meja depan tv sambil menonton berita siapa tau tindakannya kemarin masuk TV.

"Untung saja tidak masuk berita..."

Ucap [name] lega sambil minum kopinya dengan santai .

"Huuhhh..... Apa aku suruh orang lain saja yang mengerjakannya? Ya sudah lah, nanti ku bilang padanya"

Ucap [name] tanpa merasa bersalah sedikitpun, ia pun rebahan dan lanjut memainkan handphonenya

#tunit

Terdengar suara dering handphone dari handphone yang [name] mainkan menandakan ada pesan yang masuk ke benda berbentuk persegi panjang panjang tersebut.




Taehoon
______________________________________

Woy, kau tadi gak masuk kenapa bang*sat?!


Males

Btw, ku kira kau akan bolos juga


Apakah kau tidak ingat bahwa hari ini ada ujian semesteran?!


Tau
Kenapa?


CK, terserah kau lah

______________________________________



[Name] hanya menatap malas handphone nya lalu melemparkan handphonenya ke sembarang arah

'emang kenapa kalau ujian semesteran? Tinggal nyogok gurunya aja kan selesai' gerutu [name] dalam hati.

[Name] yang cukup bosan pun memilih untuk pergi jalan-jalan ke taman menenangkan dirinya setelah kejadian yang menimpanya kemarin, saat sedang menikmati suasana taman [name] di dekati oleh nenek nenek.

"Permisi Nak" -Nenek

"Ya, ada apa nek?" Tanya [name] yang menghentikan langkahnya lalu mendatangi nenek itu yang sedang duduk di salah satu kursi taman.

"Mengapa kamu berada disini? Apakah kamu tidak sekolah?" Nenek itu bertanya kepada [name] dengan suara yang pelan nan lembut sembari meminta [name] untuk duduk di sampingnya

"Tidak nek, aku sedang banyak pikiran" ucap [name] lalu duduk di samping nenek itu. Terlihat nenek itu diam sebentar.

"Hahh.... Sekarang banyak sekali anak-anak yang banyak pikiran ya? Bahkan saking banyaknya pikirannya membuat mereka depresi lalu berakhir bunuh diri..." Nenek itu terlihat sedih setelah mengucapkan kata itu. [Name] hanya diam sambil mengangguk sebagai jawabannya, [name] pun memilih untuk ikut merenung bersama nenek tersebut.

Cukup lama [name] berada di situ mungkin sekarang sudah sekitar jam 11.15 . Sebenarnya [name] sedikit bingung ingin melakukan apa, ia masih merasa sedih karena tidak bisa melindungi orang tersayangnya namun [name] tak bisa sedih terus terusan karena bila ia sedih maka Dowoon akan ikut sedih.

Beberapa saat kemudian [name] baru ingat kalau ada suatu pekerjaan yang harus ia selesaikan.

"Nek, maaf ya, aku harus pergi sekarang" -[name]

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

❇️Taehoon x Readers❇️ [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang