Mengerikan

357 27 36
                                    

Saat itu, apa yang kupikirkan, ya?

Saat pertama dan terakhir kalinya kami melakukan hal erotis, apa.. yang kupikirkan saat itu?

Tidak ada yang kupikirkan selain pria di atasku untuk terus menindihku. Perasaan luar biasa itu membuat lambungku terus bergelitik geli. Saat itu, aku menjadi sangat semangat, meluapkan perasaanku dari rasa sakit yang kuterima darinya. Dia tidak pernah berhenti sekalipun untuk menindih, dan aku tidak pernah berhenti mengeluarkan suara aneh yang disukainya.

Tanganku digenggam erat olehnya, seolah mengatakan bahwa aku hanya miliknya, dia tidak akan lepas dari genggamannya. Sebagai pria, itu memalukanku, tapi ada hal aneh yang membuatku senang dengan itu.

Sudah ditindih, dia mulai mencumbu bibirku, memainkan lidahnya di dalam mulutku, menciptakan persatuan ludah di antara kami. Nafas yang saling beradu, sangat panas kalau kuingat-ingat. Bahkan, apa yang kami lakukan membuat kami berkeringat. Padahal ruangan ber-AC, bahkan di tengah musim dingin, tapi itu semua mampu membuat kami kepanasan. Badanku, wajahku, seluruh tubuhku merah karena panas.

Meskipun terus bercumbu, kami tidak lelah, mungkin karena kami masih masa-masa ketika segala hal terasa ringan dan mudah. Masa-masa seperti itu, sebenarnya sangat indah.

"Itu.. sangat sakit?"

"Ya! Tapi.. ja- ngan berhenti!"

"WOAH!!!!" Aku bermimpi erotis? Ini kedua kalinya setelah kemarin. Gila! Aku pasti gila!

Setelah 5 tahun ini, kenapa aku baru memimpikan hal seperti in- tepatnya, setelah beberapa tahun, kenapa aku kembali memimpikan hal seperti ini?

Seingatku, tidak ada sesuatu yang spesial dari Dazai akhir-akhir ini?

Aku melihat langit-langit putih, sinar cerah dari luar jendela, angin sepoi-sepoi seperti biasa, dan seperti biasa pula aku membuka jendela membiarkan udara segar masuk ke ruanganku agar semuanya terasa segar.

"Aku tidak akan bermimpi hal itu lagi!"

Jujur saja, sudah lama aku menyerah soal Dazai. Sejak dia meninggalkan Port Mafia dan aku, aku mencoba menghubunginya berkali-kali, tapi dia tidak mengangkatnya.

Lalu, ada tahap di mana sakin kesalnya, aku sampai nekat pergi ke apartemennya secara diam-diam agar tidak ketahuan Boss dan siapapun itu. Aku menemukan Dazai di apartemen barunya, tapi dia mengusirku tanpa penjelasan apapun.. dia bahkan memanggil petugas keamanan seolah aku adalah penguntit. Hampir aku mempermalukan diriku yang seorang eksekutif, bisa-bisa aku mati karena mempermalukan Port Mafia.

Semuanya terasa tidak adil dan menyebalkan kalau diingat-ingat.

Hari ini masih hari libur, bahkan besok pun juga, dan besoknya juga. Inginnya sih tinggal di kamarku, tidak peduli soal makan atau minum enak seperti biasa. Masakanku juga enak, kok!

Namun aku bosan di kamar, aku mungkin berjalan keluar mengelilingi apartemen ini?

Sudah bosan juga!

Kalau begitu keliling daerah ini?

Setidaknya, lebih menyenangkan!

Aku bersiap, mengganti pakaianku dengan pakaian.. tetap 5 tahun lalu. Tapi masih bagus dan muat. Aku mengambil earset lagi dan handphone-ku, dompetku, topiku juga, lalu bersiap jalan keluar apartemen.

Sampai ke luar, aku berjalan biasa, masih mendengar musik, tapi kali ini hanya menaruh handphone-ku di kantong celanaku.

Melihat langit abu gelap seolah salju akan turun, menemukan udara putih dari hembusan nafas, rasanya sudah dingin sekali padahal belum turun salju. Aku tidak memakai syal, kupikir aku akan tahan dengan udara di luar.

Christmas Eve || Soukoku ✣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang