Jawaban

300 24 8
                                    

"Dazai!"

"Ughh! Kau lagi? Kapan kau akan pergi dari hidupku?"

"Hahh? Baru kemarin kau mengatakan kau mencintaiku."

"Kapan? Sejak kapan aku mengatakannya, hmm? Apa kau gila?"

Aneh, apa dia malu untuk mengungkapkannya? Atau dia hanya sedang jahil? Atau kemarin aku hanya bermimpi?

Gila, mana mungkin aku bermimpi tiba-tiba soal itu? Tapi, itu bisa saja..

"Oi, Dazai! Serius!"

"Aku serius! Memangnya kapan aku mencintaimu, hah? Menjijikkan sekali, aku hanya mencintai perempuan saja!"

Wajahnya tampak terlihat kalau dia serius.. tidak mungkin! Masa, kemarin aku hanya mimpi?! Rasa sakitnya.. masih ada.

"Ya kalau begitu terserah kau saja! Apa kau makan siang bersamaku?"

"Tidak! Dasar aneh!"

Meski mencoba mengalah, dan mengajaknya untuk berkencan, tapi dia menolak. Saat itu, aku merasa rasanya tidak adil. Kemarin, tanpa izin, dia langsung melancarkan serangan dan aku memakluminya. Kenapa sekarang dia..

"Sial! Apa ini? Keterlaluan!!"

Akhirnya, aku pergi, lalu kucoba lagi besok dan besoknya, tapi hasilnya sama saja. Sial, aku bisa gila kalau begini.

"Kau sepertinya.. terlalu dekat dengan gadis itu.."

"Tentu saja, itulah harapanku! Aku ingin menemukan gadis untuk kuajak bunuh diri ganda."

"Cih, brengsek! Apa kau sengaja berpura-pura melupakan malam natal itu?!"

"Yang kuingat saat malam natal adalah aku tidur di lantai berkatmu yang menguasai tempat tidur itu! Lagipula, kenapa saat itu kau memesan 1 kasur?"

"Itu kau yang pesan, kan?!"

Dia seolah lupa ingatan. Seingatku, tidak ada alkohol malam itu, dia tidak seharusnya lupa, bukan? Apa mungkin kemampuan seseorang.. tapi Dazai dapat menetralisir kemampuan orang, jadi tidak mungkin.

"Dazai, bisakah kau serius sekarang?"

Saat itu perasaanku benar-benar sedang tidak baik, aku menyuruhnya untuk serius dan tidak bercanda lagi. Tapi..

"Aku tidak bercanda," tapi dia tersenyum. Aku tahu kalau Dazai serius, dia tidak akan tersenyum seperti itu di kondisi ini. "Maaf, aku sibuk, jangan ganggu aku dulu, Chuuya." Sekali lagi, suaranya tidak tampak serius meski dia terdengar lebih tenang dari biasanya.

"DASAR BRENGSEK!!!" Tiba-tiba aku terbangun dari tidur. Sudah terduduk, kini menghadap tembok. Sinar matahari ternyata sudah lama bersinar terang, aku bangun lebih siang dari biasanya. Mungkin karena aku kembali tepat jam 3 pagi.

Jam di atas meja menunjuk jam 1 siang, lalu aku melihat ke handphone-ku, tidak ada apapun, seperti biasa.

Dua hari lalu aku memimpikan awal dari malam natal. Lalu kemarin aku memimpikan hal erotis. Dan hari ini aku memimpikan kejadian setelahnya.

Besok apalagi?

Aku melihat ke luar jendela. Langit lebih gelap dari biasanya. Hal buruk tidak mungkin terjadi, aku tahu karena firasatku mengatakannya. Justru, ada hal yang kutunggu-tunggu, entahlah apa itu, firasatku mengatakannya.

Aku tersenyum lebih lebar dari biasanya. Entah kenapa....apa itu karena Dazai?

Jangan sampai. Cukup 5 tahun lalu, aku tidak akan berharap lagi!

Christmas Eve || Soukoku ✣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang