Setelah enam bulan pun, Suzy tak yakin apa yang menjadi alasan Yoongi mengajaknya berkencan. Pria Min itu tidak bersikap seperti kekasih, bahkan seringnya cukup jahat. Begitupun ia bertahan karena terlanjur cinta, namun tak berani protes terlebih hubungan itu hanya diketahui mereka saja.
"Aku menyarankanmu ikut kencan buta!"
"Haruskah?" Ketika gadis dihadapannya mengangguk Suzy diam-diam melirik kekasihnya, Yoongi bahkan tak terganggu dengan apa yang dikatakan sepupunya. Seakan pria itu sama sekali tidak peduli kalaupun Suzy ikut ajakan Jiyeon yang ingin pergi namun tak ada teman.
Seringkali ia berpikir bahwa saat itu Yoongi hanya berkata sembarangan dan tak serius mengajaknya berkencan, namun ia terlalu percaya diri dengan mengira Yoongi menyukainya hingga ia dengan cerobohnya menjatuhkan hati dan menjadi begini.
"Ayolah zy, aku sangat ingin pergi. Ku dengar mereka tampan" Bujuk Jiyeon, Suzy terus mencuri pandang ke arah Yoongi, pria Min itu masih saja fokus pada berkas dihadapannya tak terganggu sedikitpun soal kencan buta yang Jiyeon sebut-sebut.
"Baiklah, ayo! Kita lihat seberapa tampan mereka!" Sahut Suzy membuat Jiyeon kegirangan. Gadis itu otomatis tersenyum melihat semangat sepupu dari kekasihnya yang juga seniornya. Ia juga ingin tau akan seperti apa reaksi Yoongi saat ia benar-benar pergi nantinya.
***
"Darimana?"
"Mall, dengan eonni membeli pakaian untuk kencan buta" Suzy melangkah menuju dapur diikuti Yoongi di belakangnya. Ia telah siap untuk segala respon kekasihnya, namun ketika ia membalikkan tubuh ia harus mengelus dada karena pria itu hanya mengambil air dari kulkas.
Suzy tidak suka dimarahi, saat kecil setiap kali ibu dan ayahnya mengomel ia pasti menangis. Tapi kali ini ia harap Yoongi marah dan mencegahnya, karena itu berarti dugaannya salah dan Yoongi benar menyukainya. Namun pria itu hanya diam membuat dirinya semakin berpikiran yang macam-macam.
"Ayam atau pizza?" Tanya pria Min itu, duduk di meja makan sambil mengambil ponsel dari sakunya. Matanya tertuju pada Suzy yang masih membeku, menunggu gadis itu mengatakan sesuatu karena ia hendak memesan makanan untuk makan malam mereka.
"Aku suka keduanya, tak masalah apapun" Sahut Suzy sebal, ia merasa kesal karena Yoongi benar-benar acuh dan masih punya niatan untuk makan disaat ia terang-terangan bersiap untuk pergi kencan buta dengan pria lain.
"Baiklah keduanya!"
Tanpa kata Suzy mengambil mangga, mengupas dan memotongnya. Setelah itu ia taruh diatas meja untuk Yoongi yang sedang tiduran diatas sofa sambil menunggu pesanan ayam dan pizza mereka sampai. Lalu ia masuk ke dalam kamarnya untuk mandi.
***
Katakanlah kesabaran Suzy sudah habis, ia benar-benar pergi dengan Jiyeon untuk kencan buta padahal tadinya ia hanya bicara omong kosong untuk melihat respon Yoongi. Namun, kekasihnya benar-benar acuh hingga akhir membuatnya habis kesabaran dan pergi.
"Jangan begitu kau membuatnya takut!" Samar-samar Suzy mendengar perkataan pria dihadapan Jiyeon, namun pria dihadapannya tak menghiraukan dan masih saja mengamatinya dengan tajam. Sekujur tubuh gadis itu merinding hingga kedua telapak tangannya berkeringat.
"Pulang!"
"Ada apa ini?" Tanya Jiyeon, yang sejak awal syok dengan kehadiran sepupunya sebagai teman dari teman kencan butanya, dan semakin bingung ketika si pria Min terlihat sangat marah pada juniornya.
Karena Suzy terus menunduk, Yoongi akhirnya bangkit, memutari meja lalu berhenti tepat di samping kekasihnya dan meraih tangan gadis itu. Pada akhirnya Jiyeon yang merasa malu pergi sendirian, masih harus melakukannya tanpa Suzy karena Yoongi menariknya pulang.
Tidak ada percakapan antara keduanya, Suzy juga enggan membahas apapun, yang pasti Yoongi sangat marah, terlihat dari seberapa kencang pria itu memegang stir. Begitu sampai apartemennya pun Yoongi langsung merebahkan tubuh di sofa, tanpa mengajak Suzy bicara.
"Aku akan memasak. Oppa pasti lapar, karena tak menyentuh makananmu, tunggu ya!" Ujar Suzy dengan nada lembut, seberapapun kesal dirinya, ia tak bisa mengabaikan Yoongi meski sikap seperti itulah yang selalu ia terima.
***
"Apa kau tau kenapa orang-orang melakukan kencan buta?"
"Mencari teman kencan, jika cocok mereka akan menjadi pasangan"
"Jika kau tau, lantas kenapa kau pergi?"
Suzy terdiam, merasa asing dengan kekasihnya sendiri, ia baru tau jika Yoongi seperti ini. Pria itu diam sangat lama, memejamkan mata meski tidak tidur, bersamanya, makan dengannya tanpa mengatakan apapun. Tapi keesokan harinya pria itu mengajaknya bicara dengan nada santai.
Sikap yang Suzy simpulkan sebagai ketidakpedulian, namun saat melihat tatapan pria itu kemarin, seberapa keras Yoongi memegang stirnya, seberapa lama ia menenangkan diri dengan menutup mata, Suzy sadar bahwa selama ini pria Min itu bukan tak peduli, hanya saja berusaha menghindari pertengkaran.
"Oppa aku minta maaf, aku juga tak ingin pergi, tapi kenapa kau tak menahanku seakan tidak peduli pada apa yang aku lakukan?" Sahut Suzy sambil terisak, airmatanya tumpah begitu saja.
"Astaga! Ku kira kau tak akan pergi, karena ada aku harusnya kau tak pergi" Yoongi mendekat, membawa masuk tubuh wanitanya dalam dekapan hangatnya, mengelus lembut rambut terawat sang kekasih.
"Apa kau benar-benar menyukaiku?"
"Tentu saja, berkencan itu untuk dua orang yang saling menyukai. Aku menyukaimu, aku tak ingin bertengkar denganmu. Apa kau salah paham tentang itu?"
"Kukira kau tak peduli padaku!"
"Jika tak peduli, aku tak akan menyingkirkan pria yang seharusnya menjadi teman kencan butamu dan duduk disana" Suzy tersenyum mendengar pengakuan Yoongi, memeluk prianya erat-erat.
.
.
.
ENDIni singkat sekali, tapi gak tau kenapa aku merasa ini cukup manis makanya ku publish.