MY STAR (3)

351 51 6
                                    

Masih kelanjutan ANTAGONIS
Ini episode terakhirnya.. 

Gadis itu terdiam di sudut ruangan, mengamati ibu sambungnya yang tengah bekerja. Sosok yang cantik dan anggun, pekerjaannya sebagai perangkai bunga terasa sangat cocok. Di toko bunga ini, wanita paruh baya yang ia panggil eomma bekerja seharian.

"Apa kau ingin belajar merangkai?" Gadis itu menoleh, terlihat ingin tapi ragu. Pada akhirnya ia menggelangkan kepala, ia tak bisa menyentuh sesuatu yang cantik termasuk bunga.

Sejak kembali ke Korea, Suzy tinggal di rumah pohon taman belakang rumah ayah dan ibu sambungnya di Gwangju. Bersusah payah melanjutkan hidup dengan serpihan ingatan yang perlahan kembali. Setidaknya ia masih memiliki keinginan mempertahankan hidupnya.

"Ibumu ini sudah tua, adikmu mengurus perusahaan ayahmu di Seoul. Lantas siapa yang bisa membantu jika bukan kau, putri eomma?"

Suzy masih diam di tempatnya, ia baru berdiri setelah nyonya Bae mengaduh karena tertusuk duri. Kecelakaan besar bagi perangkai bunga dengan pengalaman selama puluhan tahun, atau mungkin ia hanya sedang mengundang putrinya dengan paksaan.

"Eomma harus menyelesaikan ini secepatnya, tetapi tangan eomma terluka" Wajah ragu gadis itu muncul kembali bersamaan dengan rasa khawatir karena darah yang mengalir dari telunjuk sang ibu.

"Aku akan membantu, bisakah eomma memberitahuku apa yang harus aku lakukan?" Ujar Suzy pada akhirnya, membuat sang ibu sambung tersenyum tanpa sepengetahuannya.

Dengan perlahan sang ibu memberitahu apa saja yang harus Suzy lakukan. Dari memotong tangkai bunga sampai bagaimana menaruhnya ke dalam pembungkus, membentuknya dengan rapi, menghiasnya dengan pita dan jadilah buket bunga yang sangat cantik.

"Astaga sangat cantik, buket bunga pertama putri eomma yang cantik" Suzy tertegun ketika sang ibu terlihat baik-baik saja, ia baru saja ditipu. Tetapi ia bahkan tidak terlihat marah, matanya berubah sendu ketika memperhatikan buket yang berhasil ia buat.

***

"Demi Tuhan Suzy, kau demam. Biarkan ibumu mengompresmu" Tuan Bae sedikit menaikan nada bicaranya, cemas melihat putrinya yang terus berkeringat.

Pelayan yang biasa mengantarkan makanan ke rumah pohon tempat Suzy tinggal memberitahu tuan dan nyonya Bae kalau Suzy tidak membukakan pintu untuknya. Padahal ini sudah hampir siang dan Suzy tidak pernah tidur sampai sesiang ini.

Karena khawatir, tuan Bae mengambil kunci cadangan rumah pohon yang ada padanya. Masuk bersama nyonya Bae untuk mengecek keadaan putrinya, dan benar saja kalau Suzy sedang tak baik. Gadis itu demam tapi tak ingin nyonya Bae mengompresnya.

"Tidak, jangan menyentuhku!" Gadis Bae itu semakin masuk ke dalam selimut, membuat tubuh berkeringatnya tenggelam sepenuhnya.

"Appa akan memanggil dokter"

"Dokter juga tak boleh"

"Suzy, eomma meninggalkan obat demam juga bubur. Kau yakin bisa mengurus dirimu sendiri?" Suzy tidak menjawab, namun tuan dan nyonya Bae tau di dalam selimut putri mereka mengangguk. Dengan terpaksa tuan dan nyonya Bae meninggalkan Suzy sendirian di rumah pohon.

Gadis Bae itu berusaha bangkit dari tidurnya, mengambil mangkuk bubur yang ibunya tinggalkan dan makan sendirian sambil terisak. Setelahnya meminum obatnya dan kembali tidur, berharap saat bangun nanti demamnya sudah turun.

***

Suzy tidak sering datang ke toko bunga, sesekali jika dipaksa ia akan ikut meski disanapun ia hanya duduk seharian tanpa melakukan apapun. Hari ini toko sangat ramai pengunjung, ada juga para mahasiswa yang mampir setelah berlibur, sehingga nyonya Bae sibuk melayani pelanggan.

Min Yoongi - Bae Suzy (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang