Chapter 9

81 9 2
                                    


Disinilah mereka sekarang, diruang keluarga dengan televisi menyala menampilkan film yang mereka tonton, setelah makan malam selesai dengan tenang.

Seungcheol dan Jeonghan duduk di sofa panjang, bersebelahan. Di mana Seungcheol duduk menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa.

Tangan kanannya terbuka, tersampir di sandaran sofa, dibelakang Jeonghan yang bersandar tepat di sampingnya–pada lengannya–, menyandarkan kepalanya pada dada bidang sang kekasih.

Jari-jari Seungcheol memainkan helaian surai hitam Jeonghan.

Agenda mereka setelah makan malam–terlambat–menonton film bersama.

Hanya ada suara televisi yang mengisi keheningan diantara mereka.

Tidak ada dari mereka yang membuka suara sejak beberapa menit yang lalu, padahal memiliki hal yang ingin dibicarakan.

"Bagaimana dengan rencana pertunanganmu dengan Jihoon?!" Secara tiba-tiba Jeonghan bertanya.

Tubuh Seungcheol menegang sejenak saat mendengar pertanyaan dari sang terkasih.

"Bagaimana apanya?!," Tanyanya

"Bagaimana dengan kita?!."

"... ."

Lagi pertanyaan yang sulit untuk dijawab, tentu saja.

"Ayo akhiri semuanya, diantara kita. Ayo putus Seungcehol!!." Sebuah perkataan yang mantap Jeonghan ungkapan.

"Aku tidak mau, tidak akan pernah!!."

"Lalu kau bisa apa, beginilah keluargamu. Saat waktunya tiba kamu akan dijodohkan dan aku harus siap untuk melepaskan semuanya, diantara kita."

Menghela napas cukup berat, alisnya menukik tajam "Pikirku, nanti setelah pernikahan terjalin beberapa tahun, aku akan menceraikan Jihoon. Kita masih tetap bisa bersama selama jeda waktu beberapa tahun pernikahan itu."

"Jangan bercanda," Jeonghan membalas.

"Aku tidak!!."

Jeonghan menegakkan tubuhnya mengubah posisi duduknya menjadi miring, menghadap Seungcheol.

"Apakah dalam sejarah perjodohan yang selalu dilakukan keluargamu ada dari mereka yang bercerai?!" Jeda dalam pertanyaan yang dilontarkan Jeonghan sembari menatap sang kekasih.

Hanya mendapatkan jawaban dari Seungcheol berupa diam dirinya.

Jeonghan menggelengkan kepalanya pelan, "Tidak ada kan!!" Apa yang barusan dikatakan Jeonghan berupa fakta.

"Tidak ada, bukan berarti mustahil!."

"Bukan hal yang tidak mungkin kamu bercerai setelah perjodohan itu terlaksana, tapi coba pikirkan setelah itu. Keluargamu memiliki harga diri dan reputasi yang tinggi, jika mungkin perceraian itu terjadi kita tidak mungkin bisa tetap tinggal di negara ini!!," Jeonghan menjeda ucapannya sejenak guna menarik napas dalam sebelum melanjutkannya "Kamu akan di benci keluargamu juga."

"Aku tidak peduli jika keluargaku membenciku dan jika kita tidak bisa lagi tinggal di negara ini, kita bisa pergi menetap di luar negeri, dimanapun asalkan kita tetap bisa bersama!!." Tekannya.

"Bagaimana dengan keluargaku dan dirimu juga, semua pencapaianmu?!," Tanya Jeonghan pelan dalam nada lirih, "Keluargaku tidak se-terpandang dan sekaya keluargamu, mereka tidak memiliki kekuasaan yang sama dengan kalian!."

"... ."

"Harga diri keluargamu akan tercoreng dan mereka jelas tidak akan tinggal diam, kamu tahu keluargamu tidak akan semudah itu melepaskan kita. Mereka pasti akan mencari kita di ujung dunia sekalipun!!."

AcheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang