Chapter 11

60 8 1
                                    


Malam hari pada musim semi di bulan Juni, langit terlihat kesepian dengan hanya ditemani bulan tanpa adanya anggota yang lain. Dedaunan dari pohon-pohon besar di luar terlihat menari dengan indah seirama tiupan angin malam.

Jam sudah menunjukkan dalam perjalanan menuju dini hari, dimana pergantian hari akan segera dilalui. Seluruh penghuni rumah sudah berada pada ruangan mereka masing-masing untuk beristirahat dari aktivitas melelahkan sepanjang hari.

Jihoon duduk bersila beralaskan karpet tebal berbulu di depan jendela kamar yang sengaja dirinya buka, dengan hanya mengenakan baju tidur, ditemani dengan segelas teh camomile hangat dan satu cup muffin yang sudah digigit.

Suhu dingin pada malam hari di musim semi terasa menusuk hingga ke tulang dan Jihoon hanya mengenakan pakaian tidur yang terbuat dari benang katun yang bahkan tidak bisa menghalau udara dingin yang menusuk.

Suara ketukan pintu kemudian menghiasi sunyinya kamar Jihoon. Mengalihkan pandangannya yang semula ada pada pemandangan diluar jendela kamarnya ke arah pintu kamarnya.

"Masuk, pintunya tidak dikunci," Teriak Jihoon.

Setelahnya suara pintu terbuka terdengar, seseorang masuk lebih jauh ke dalam kamar yang disambut dengan tatapan Jihoon dan sunyinya kamar.

"Dohyun-hyung," panggil Jihoon.

Setelah perbincangan yang cukup lama antar keluarga itu, dengan ditemani pizza dan beberapa pendampingnya. Kakak Jihoon dan sang suami memilih menginap di rumah orang tua mereka untuk malam ini, mengingat berakhirnya percakapan nyaris mendekati waktu tengah malam.

Mereka mengakhiri percakapan untuk beristirahat di kamar masing-masing untuk bisa melanjutkan aktivitas melelahkan mereka besok.

"Belum tidur ternyata," ucapnya, berjalan ke arah Jihoon.

Sosok yang memasuki kamar Jihoon tadi merupakan kakak satu-satunya yang dimiliki Jihoon. Lee Dohyun, seorang alpha dominant dan putra pertama keluarga Lee, dengan perawakan tubuh yang tegap dan tinggi. Wajah tampannya selalu dipuja khalayak, ditambah senyum lebarnya yang manis selalu tampil di wajah tampannya, memberikan kesan ramah dan lembut. Sudah berpasangan dan menikah sejak dua tahun yang lalu dengan sahabat masa kecilnya Hwang In-yeop.

Saat ini menjadi pemegang jabatan penting di perusahaan induk dan beberapa cabang milik keluarganya, setelah dirinya dinyatakan menjadi pewaris perusahaan Lee sejak dirinya berusia dua puluh delapan tahun.

Meskipun sudah menikah selama dua tahun, kakak Jihoon ini masih menikmati waktu berduanya bersama sang pasangan. Keduanya memang memiliki rencana untuk menunda kehamilan karena Ingin menikmati waktu bersama terlebih dahulu sebelum hadirnya si kecil Lee nanti.

"Belum ngantuk" jawab Jihoon.

"Ada sesuatu yang mengganggu?!" tanya sulung Lee itu, duduk di sebelah Jihoon, ikut memandangi potret luar jendela yang dipenuhi pepohonan.

"Perjodohan, pertunangannya minggu depan," Jihoon berucap dengan suara nyaris tidak terdengar.

Beruntungnya kamar Jihoon sangat sunyi dan tenang membuat suara sekecil apapun pasti terdengar, seperti ucapannya yang terdengar seperti bisikan.

"Hahhh...," Dohyun menghela napas cukup panjang, "jika saja hyung mu ini bisa membuat para penatua itu bungkam dan tidak memaksamu, kamu tidak perlu terlihat dengan perjodohan ketinggalan zaman itu."

"Ayah saja sebagai cucu mereka, tidak didengar pendapatnya, apalagi hyung," Jihoon berucap menatap sang kakak, "hyung tidak perlu menyalahkan diri seperti itu, lagian aku sudah setuju, meskipun rasa bersalah benar-benar terasa."

AcheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang