h i r a e t h - On Going

- 04

Malam ini, seperti biasa Hira dan Ethan sedang terhubung melalui discord sambil mengerjakan tugas bersama. Ethan mengajarkan Hira beberapa materi pelajaran Bahasa Inggris yang tidak terlalu Hira mengerti.

"Udah paham belum, Sayang?" Ucap Ethan, ia pun tak sadar bahwa ia mengucapkan 'sayang' pada Hira. Hira yang menyadari itupun terdiam, ada hawa panas yang menyapa wajahnya. Ia merasakan pipinya memanas.

"Ra? Kok diem?" Ucap Ethan. Hira buru-buru menggeleng lalu berusaha menetralkan degup jantungnya. "Eh gapapa, kaki gue kesemutan tadi"
Ethan tersenyum tipis karna merasa deja vu dengan ucapan Hira.

"Kalo kesemutan tuh harus banyak ngomong, biar kesemutannya hilang" jawab Ethan dengan nada meyakinkan.

"Kata siapa?" Ujar Hira, ia merasa sudah pernah mengalami percakapan ini dengan Ethan sebelumnya.

"Kata gue barusan" Sahut Ethan seraya tertawa pelan, "Ohh, lo ngeledek gue ya?" Jawab Hira sambil tertawa karna teringat itu adalah ucapannya saat Ethan bilang bahwa ia kesemutan.

Ethan tersenyum lalu menggeleng "Enggak tuh, haha" ucap Ethan dalam obrolan virtual itu.

《 beberapa minggu kemudian 》

Sore ini, Hira berencana untuk menamatkan suatu anime yang menurutnya cukup seru belakang ini. Tapi tiba-tiba ada notif pesan dari Ethan menyapanya.

"Hira, bisa temuin gue di tempat Bubur Ayam Pak Ahmad gak? Gue mau ngomong sesuatu" ujar Ethan. Hira yang melihat itupun menatap ponselnya bingung, ia berfikir sejenak, hal apakah yang ingin Ethan bicarakan?

"Bisa, bentar gue kesana" jawab Hira, setelah ia menekan tombol send pada ponselnya, ia langsung bergegas memakai jaket warna abu-abu favoritnya lalu segera berjalan menuju tempat Bubur Ayam Pak Ahmad.

"Than, kenapa?" Sapa Hira pada Ethan saat dia tiba di sana. Ethan menoleh ke arahnya lalu mengisyarakatkannya agar Hira duduk disampingnya.

"Gini, ra.. gue.. gue suka sama lo" ucap Ethan, pandangannya tertunduk ke bawah karna jujur, ia sebenarnya belum cukup berani mengungkapkan perasaannya. Mata Hira melebar saat mendengarnya, gadis itu tidak menjawab selama beberapa saat.

"Hah.. kenapa than?" Jawab Hira, jantungnya berdegup cepat sekarang.

"Gue suka sama lo, Ra" Sahut Ethan, suaranya terdengar lebih yakin sekarang.

Hira yang mendengar itupun terdiam, rasanya ia cukup senang. Tapi, terasa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya sehingga ia tidak bisa menerima Ethan.

"Maaf, gue gak bisa nerima lo" ucap Hira, nada bicaranya rendah.

Ethan yang mendengar itupun agak terkejut, karna selama ini Ethan pikir ia dan Hira cukup dekat, dan bisa dibilang hubungan mereka tidak bisa hanya disebut 'teman'

"K-kenapa, Ra?" Tanya Ethan, suaranya agak bergetar, hatinya cukup sakit untuk mendengar jawaban Hira.

Hira hanya terdiam sambil menatap ke arah lantai, ia tidak bisa menjelaskan apapun pada Ethan. Meskipun ada banyak argumen yang berisik di kepalanya.

"Maaf, Than" Jawab Hira. Sebenarnya Hira memiliki perasaan yang sama pada Ethan, tapi ia takut.. ia takut jika ia menerima Ethan dan mereka berpacaran, saat mereka putus atau sedang dalam masalah, mereka akan menjadi asing dan tidak bisa berteman lagi.

Hira takut hal itu terjadi, tapi ia tidak menjelaskan apapun pada Ethan, pikiran mereka berdua kalut. Ethan menatap Hira dengan tatapan yang sulit diartikan, Ethan bingung.. sebenarnya kenapa Hira menolaknya? Kenapa Hira diam? Kenapa Hira tidak menjelaskan apapun padanya?

Semua pertanyaan itu terasa menendang dan memukul kepala Ethan. Hira hanya terdiam, ia sangat egois sekarang, ia membiarkan Ethan merasakan ribut dikepalanya dengan cara ia tidak menjelaskan alasannya pada Ethan.

"Yaudah, Ra. Makasih" Ucap Ethan, perlahan ia beranjak dari kursi dan mulai berjalan pergi. Hira yang melihat itupun tidak menjawab sepatah katapun.

Hira terdiam sejenak sebelum akhirnya ia juga pergi dari tempat Bubur Pak Ahmad.

•

•

•

Tbc