Part 3 Kita Berkenalan

8 1 0
                                    

Dalam senja yang sunyi, perkenalan pertama tercipta, Kita, dua jiwa yang yang tanpa sadar terikat. Namun, di dalam getaran hati yang bersinar cerah, Tersembunyi awal sebuah kehancuran yang tak terduga. Dia, sinar mentari yang menyinari hati kecilku. Namun pesona itu mengantar pada kehancuran yang perlahan-lahan. Perkenalan pertama, pintu bagi kehancuran yang nyata.

_Scarlet Olivia Adiyatma_

"Jadi, mahasiswa baru kalian harus menggunakan name tag warna orange dan juga harus bisa mendapatkan tanda tangan kating sebanyak 130 tanda tangan. 8 dari ketua kelembagaan lalu inti-inti Hima serta 24 kaka asuh dari setiap kelompok dan selebihnya mahasiswa aktif dalam waktu kurang lebih satu bulan dan harus dikumpul secepatnya. Jika kalian tidak memakai name tag maupun tidak bisa mendapatkan tanda tangan maka akan ada hukuman yang menunggu kalian."

Olivia langsung mematikan ponselnya dan kemudian membantingkannya ke atas kasur. Setiap teringat perkataan yang disampaikan oleh kakak tingkatnya mengenai acara ospek untuk mahasiswa baru tersebut membuat hatinya sangat kesal. Tidak, untuk apa dirinya mendapatkan tanda tangan dari mereka. Mereka bukanlah artis yang dikejar-kejar oleh Olivia.

Olivia berpikir sejenak bahwasanya hal itu tidak ada gunanya. Ia merutuki kakak tingkatnya semalaman sehingga ia tidak bisa tidur. Wanita itu susah sekali untuk mengontrol rasa emosinya.

Helaan napas berkali-kali terdengar dari perempuan tersebut. Ia meraih ponselnya dan kemudian menatap ponsel itu dengan cukup lama. Olivia juga sedikit kesal bahwa ia tidak sekelompok dengan teman barunya yang sangat dekat dengannya itu, Hani.

Kemudian Olivia pun mencari kontak Hani dan mengirimkan pesan kepada wanita itu. Ia hanya bertanya mengenai apakah Hani telah membuat name tag pasalnya besok mereka harus sudah menggunakan name tag tanda bahwa mereka adalah mahasiswa baru jurusan ilmu komputer. Ya, Olivia telah memilih jurusan ilmu komputer dan semua itu benar-benar di luar dugaannya sendiri.

Sebab ia memilih jurusan tersebut karena menyukai drama China yang berjudul Lighter and Princess yang di mana tokoh utamanya seorang programmer hebat. Pada kenyataannya dirinya telah salah melangkah.

"Kenapa banyak sekali tugas? Bagaimana caranya membuat name tag? Hari dari tadi hujan dan susah buat keluar."

Itulah omelan yang ia keluarkan entah kepada siapa ditujukan.

Vivie
Lo udah buat name tag belum?

Hani
Udah

Vivie
Buatin gue, gue belum buat

Hani
Buat sendiri aja

Setelah melihat balasan yang dikirimkan oleh Hani membuat Olivia pun merasa sedikit kesal. Ia menarik napas dan kemudian berpikir bahwa besok saja membuat name tag.

Kemudian wanita itu pun memejamkan matanya. Ia hanya ingin hidup dengan tenang untuk sementara waktu.

Tak lama dirinya merasakan bahwa kesehatannya mulai memburuk. Ini bukanlah sesuatu yang membuatnya kebingungan, ini adalah hal lumrah yang hampir setiap hari ia rasakan jika dirinya merasa kedinginan. Sebab di luar sana sedang hujan dan Olivia memiliki tingkat sensitif terhadap udara, debu, dan dingin maka dari itu ia lebih sering menggunakan masker di luar bahkan sampai 2 lapis.

Wanita itu pun mulai bersin-bersin hingga pilek. Selang kemudian ia juga turut merasakan rasa sakit kepala yang benar-benar sangat menyiksa dirinya, dokter mengatakan jika ia mengalami Rinitis. Ia menatap ke arah lemari yang menyimpan banyak obat-obatan yang ditinggalkan oleh ibunya. Akan tetapi Olivia sama sekali tidak tertarik.

Malang sekali nasib anak itu, di usianya yang masih muda ia sudah mengalami begitu banyak rasa sakit yang harus ia rasakan. Ia adalah wanita yang memiliki banyak penyakit. Ia juga kekurangan darah dan tubuhnya tampak sangat kurus, selain itu ia mengalami rambut rontok yang sangat parah. Setiap kali ia bangun dari tidurnya ia akan melihat rambut yang berserakan.

Antara Kuliah dan KatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang