Part 2 Senyuman Pertama Darimu

8 2 0
                                    

Di sinar mataku kau menyaksikan cinta, Namun aku berdiri dalam hening penuh keraguan yang tersembunyi. Senyumnya, undangan yang memikat, namun ku menolaknya, keraguan merayap dalam ruang hati yang terlarang terkena bara. Aku terjerat dalam pertarungan yang menghimpit jiwaku. Antara merasakan getaran cinta yang menawarkan penuh kesakitan. Atau menolak senyum itu, membiarkan segalanya berlalu. Terbungkus dalam keheningan, pertarungan batin ini menyiksa diri

     _Scarlet Olivia Adiyatma_


Olivia tersenyum ke arah Hani yang menyadarkan dirinya. selama ini Olivia memang memiliki keraguan yang sangat dalam. Ia ketakutan untuk membahas kakak tingkatnya maupun mencoba untuk dekat dengan mereka walaupun hanya sekedar bertanya. Olivia memang sudah berjanji tidak ingin mencari masalah. Apalagi dirinya dengan cukup kencang mengucapkan nama itu sehingga membuat pria tersebut menatap ke arah dirinya. Apakah ia telah mendatangkan masalah bagi dirinya sendiri?

Tidak ada kata lain selain ketakutan, ia hanya berharap setelah ini dirinya bisa pergi dari tempat ini dan kemudian menenangkan jantungnya yang berdetak sangat kencang. Padahal dirinya saja yang terlalu ketakutan, akan tetapi berbeda dengan mereka yang hanya tertawa mendengar lelucon spontannya tersebut.

"Hani, gue takut banget kalau misalnya gue salah ngomong. Kira-kira dia marah nggak sama gue? Gimana kalau misalnya dia nanti ngungkit-ngungkit masalah ini dan kemudian gue diperingati sama kating-kating yang lainnya? Gue harus apa coba?" Yah, sifat tersembunyi Olivia adalah ia memiliki overthinking yang berlebihan. Dirinya suka menduga-duga hal yang mungkin tidak akan pernah terjadi sehingga membuat dirinya ketakutan sendiri.

Sejujurnya Hani pun hanya bisa menghela napas dengan perasaan bingung. Wanita itu juga merasakan hal yang sama dengan Olivia. Akan tetapi tidak separah Olivia yang sampai membuat tubuh wanita itu gemetar.

"Santai aja Olive, lagi pula orang-orang kan wajar kalau spontan bilang kayak gitu pas denger namanya, emang aneh kok," tutur Hani dengan sangat lembut untuk mengalihkan rasa ketakutan Olivia yang sudah berada di level akut.

tiba-tiba suara MC mengagetkan Olivia. Ia pikir dirinya kan dipanggil dan kemudian diinterogasi di depan para mahasiswa baru, Tapi siapa sangka sang MC malah menyambut lelucon anehnya itu.

"Hahahaha, namanya emang agak aneh sedikit Dek, mungkin karena emaknya dulu ngidam mobil Alphard."

Olivia pun kemudian mengusap dadanya dengan sedikit tenang. Jika leluconnya ditanggapi dengan candaan seperti ini itu artinya dirinya tidak akan terkena masalah. sejujurnya Olivia memang hanya ingin berkuliah di sini tanpa memikirkan hal lainnya dan mencari masalah dengan orang lain, maka dari itu ia sangat bersalah jika keinginannya tersebut tidak terpenuhi.

Olivia memandang ke arah kakak tingkatnya tersebut. laki-laki itu tidak lagi memandang ke arah dirinya akan tetapi dia sedikit tersenyum ketika mendengar candaan yang dilontarkan oleh MC. Senyuman pria itu membuat Olivia sedikit terpana. sebenarnya hal tersebut adalah sesuatu yang biasa saja akan tetapi kenapa Olivia merasakan hal yang berbeda?

Ia menggenggam telapak tangannya dengan sangat kuat dan merutuki dirinya sendiri. Sebenarnya apa yang telah terjadi? Olivia tidak tahu kenapa dirinya bisa jadi seperti ini.

Olivia hanya bisa terdiam sepanjang acara. antara ngantuk dan sedikit beberapa hal yang memenuhi pikirannya, pria itulah yang membuatnya sedikit gelisah.

Hingga pada akhirnya acara perkenalan himpunan Mahasiswa dari setiap dinas pun berakhir. Olivia tetap saja mencari-cari pria itu akan tetapi laki-laki tersebut telah hilang dari pandangannya. Ia menundukkan kepala dan berpikir bahwa tidak akan pernah bertemu lagi.

Sementara itu Hani yang berada di sampingnya dari tadi merasa ada yang aneh dengan Olivia. Akan tetapi dirinya tidak ingin bertanya dan hanya memperhatikan Olivia dengan seksama.

"Masih kepikiran tentang itu lagi?"

Mata Olivia pun membelalak karena dikagetkan oleh suara Hani yang menusuk gendang telinganya. Sebagaimana menunjukkan reaksi orang yang sedang terkejut, Olivia segera memandang ke arah Hani dengan tatapan tajam.

"Gak, aku nggak mikirin kating itu."

"Hah?" Sejujurnya Hani pun bingung akan tetapi ia menganggukkan kepalanya.

Berbeda dengan Olivia yang langsung menutup mulutnya. Ia pun baru sadar bahwa pertanyaan Hani bukanlah tentang itu, namun melihat wajah wanita tersebut yang percaya membuat Olivia sedikit tenang.

Ia menghela napas dengan sangat dalam. Apa yang baru saja dia lakukan? Itu benar-benar hampir membuat dirinya ketahuan bahwa dari tadi Ia terus memperhatikan laki-laki tersebut. Bukan karena dirinya  masih merasa ketakutan menyebut nama pria itu, akan tetapi ini adalah hal yang berbeda.

Hingga pada akhirnya MC pun mengarahkan bahwa acara selanjutnya adalah pembagian kelompok. Olivia tidak pernah menyangka jika ada kelompokkan seperti ini, ia adalah orang yang mageran tidak ingin berkontribusi apapun. sedikit kesal dalam hati namun berusaha ia tahan karena hal ini memang harus diikuti oleh mahasiswa baru.

Olivia menatap ke arah nama yang sangat familiar di layar. Ternyata pria itu menjadi kakak asuh dari kelompok orang lain dan barulah Olivia tersadar dari rasa kesalnya. Ia menoleh ke belakang melihat pria itu yang maju ke depan sambil memberikan senyum terbaiknya kepada para mahasiswa baru. untuk kesekian kalinya Olivia hanya bisa terdiam sambil memperhatikan pria itu dengan sangat dalam ketika melihat senyuman pria itu.

Ia mengepalkan tangannya dan kemudian menarik napas dengan sangat panjang. Entah kenapa dirinya tiba-tiba merasa sedikit kecewa karena tidak menjadi bagian dari kelompok tersebut.

"Kira-kira nama gue di kelompok berapa yah? Ada gak ya nama gue, jangan-jangan gak ada lagi kaya pas PKKMB."

"Santai aja pasti ada," sahut Hani.

Olivia pun memperhatikan nama-nama berikutnya dan ia pun baru menyadari jika dirinya berada di kelompok 2. Ia menatap ke arah dua kasuhnya yang akan membimbing kelompok mereka nantinya itu maju ke depan. Melihat itu Olivia hanya menganggukkan kepalanya dengan perasaan kosong. Ia sedikit merasa ngeri ketika melihat kasuh perempuannya karena memasang wajah yang cemberut, dalam pikiran Olivia kasuhnya ini sedikit galak. Sementara itu kasuh yang cowok ia pikir mirip dengan salah satu artis Korea meskipun lebih tampan artis Korea itu.

"Mampus gue kena ospek habis-habisan," ucap Olivia dalam hati.

Setelah itu mereka dikumpulkan sesuai dengan kelompok masing-masing. Olivia berada di barisan kelompok 2 yang bersebelahan dengan kelompok 1 yang dimana kating yang memiliki nama aneh tersebut berada di sana.

Bahkan Olivia sendiri tidak menyadari jika dirinya terus memperhatikan pria itu sekilas. Setelah itu ia barulah fokus dengan kelompoknya sendiri dan setelahnya ia mendengar arahan dari salah satu katingnya yang bermaksud untuk melakukan pawai bagi mahasiswa baru.

Olivia menatap ke arah pria itu lagi dan ia terkejut karena mata mereka bertemu dan kating bernama aneh tersebut tersenyum tipis ke arahnya. Olivia langsung membuang wajah dan merasakan ada yang aneh dengan dirinya. Ia menatap ke arah teman-teman sekelasnya yang mendominasi kelompok ini.

"Vira, Aila, kayaknya di kelompok ini banyak anak kelas kita."

"Lah iya baru sadar," ucapnya dan menatap ke arah teman-temannya yang lain. Olivia mencuri pandangan kembali ke arah pria itu sambil berusaha untuk menyadarkan dirinya sendiri untuk fokus kepada kelompok sendiri.

"Sebenarnya ada apa dengan dia? Kenapa sorot matanya sedikit berbeda?"

"Dek ini mainan kuncinya jatuh." Suara berat itu, Olivia menolehkan matanya ke arah laki-laki itulah yang tengah menyodorkan mainan kunci tasnya. Suaranya Berta dan Olivia seakan menjadi patung dalam beberapa detik.

"Hah? Oh, makasih!" ucapnya dengan ragu.

Setelah itu ia melihat pria itu pergi.

_________

TBC

Antara Kuliah dan KatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang